Senin, 30 Juli 2007

The Floods: Playschool (Keluarga Flood: Sekolah Sihir)

The Floods: Playschool (Keluarga Flood: Sekolah Sihir)
Colin Thompson
Shinta Harini (Terj.)
Penerbit Atria, Cet. 1 – Juli 2007
226 Hal.

Seperti yang sudah diceritakan di buku pertama, anak-anak Keluarga Flood bersekolah di sekolah sihir yang letaknya nun jauh di sana, melewati samudera, pegunungan dan terjangan badai dengan kendaraan naga sangat cepat, jadi meskipun ada toilet di dalamnya, berpikirlah dua kali sebelum menggunakannya. Sekolah sihir itu bernama Quicklime College, letaknya di Pegunungan Patagonia

Quicklime College didirikan oleh kakek buyut Nerlin Flood, yang letaknya gak akan bisa ditemukan di peta mana pun. Di tempat itulah, pertama kalinya, Merlin Floos Kelimat Belas datang bumi, untuk menciptakan beberapa legenda bagi manusia. Ketika pertama kali melihat tempat itu, yang ada di pikiran Merlin Flood saat itu, salah satunya adalah “ Lembah ini cantik juga.” (Hal. 9).

Maka dibangunlah Quicklime College yang memakan waktu sangat lama, karena Merlin Flood sempat membantu Raja Arthur dalam berbagai petualangan. Quicklime College resmi berdiri 750 tahun yang lalu.

Untuk memperingati hari jadi ke 750 tahun itu, maka Hari Olahraga tahun ini menjadi begitu istimewa. Acara tahunan yang penuh dengan olahraga aneh bin ajaib yang tidak akan bisa ditemui di mana pun kecuali di dunia sihir a la Quicklime College.

Acara itu disambut dengan meriah oleh semua murid, tidak terkecuali anak-anak Keluarga Flood. Di Quicklime College, anak-anak keluarga Flood termasuk anak yang berprestasi dan popular. Hampir di setiap mata pelajaran, mereka mendapat nilai tinggi dan bintang emas.

Tapi, ternyata, ada satu orang murid yang gak menyukai anak-anak keluarga Flood, namannya Orkward Warlock. Ia membenci semua orang, sama seperti semua orang juga gak menyukai dirinya. Bahkan keluarganya sendiri pun enggan mengakui Orkward sebagai anak. Gak ada yang mau berteman dengannya, kecuali si Katak – yang dulunya anak laki-laki bernama Charles.

Dengan bantuan si Katak, Orkward merancang strategi untuk menghancurkan keluarga Flood sekaligus, di hari yang sangat penting yaitu, Hari Olahraga.

Satu lagi yang jadi misteri, adalah keberadaan Narled, ‘seseorang’ atau makhluk yang bentuknya mirip koper. Si Narled ini gemar ‘membersihkan’ barang-barang yang berceceran. Konon kabarnya, Narled mempunyai gua tempat menyimpan harta karunnya. Dan, ternyata Orkward yang tamak ini juga mengincar harta karun Narled.

Seperti buku pertama, buku ini juga dihiasi berbagai gambar tokoh-tokoh yang aneh bin ajaib. Juga diceritain berbagai mata pelajaran yang aneh dan kadang terkesan sadis. Sama seperti buku sebelumnya juga, ending si tokoh antagonis harus berakhir dengan tragis dan sadis juga. Hiii… tapi, tetap aja, kocak dan lucu.

Browsing websitenya Colin Thompson, ternyata dia juga bikin picture book Keluarga Flood. Wah… pastinya makin banyak, gambar otak, darah, dan berbagai isi perut, plus gambar lain yang aneh-aneh…
Read more »

Different Ugliness, Different Madness

Different Ugliness, Different Madness (Balada Seorang Penyiar)
Marc Males
Rosi L. Simamora (Terj.)
GPU – Juli 2007
126 Hal.

Llyod Goodman, adalah seorang penyiar terkenal di tahun 30an. Tapi, dia tidak pernah mau menunjukkan ‘muka’nya di hadapan publik, malah ia lebih memilih menyewa orang untuk tampil sebagai dirinya. Lebih aneh lagi, di tengah masa jayanya, Lloyd tiba-tiba menghilang, meninggalkan para penggemar setianya.

Tidak ada yang tahu, bahwa produser radio CBN melakukan kebohongan dengan menampilkan sosok palsu dari Lloyd Goodman.

Di tempat lain, seorang wanita ‘berkelana’ dari satu kota ke kota lain dengan hanya membawa sebuah koper. Helen, nama wanita itu, seolah pergi tanpa tujuan. Helen punya satu keanehan, yaitu ia suka berbicara pada bayangannya sendiri di cermin, yang disebutnya sebagai Mary. Seolah-olah Helen memiliki kepribadian ganda.

Helen menumpang mobil-mobil untuk sampai ke tujuan berikut, atau dengan kereta api. Menginap di penginapan murah. Sampai satu hari, ia sampai di sebuah rumah yang seolah tanpa penghuni.

Ketika ia sedang asyik melihat mobil tua di rumah itu, tiba-tiba seorang laki-laki berwajah buruk rupa muncul. Tapi, entah kenapa, Helen tidak takut dengan laki-laki itu. Bahkan ia menerima tawaran laki-laki itu untuk bermalam.

Di rumah laki-laki itu, herannya tidak ada cermin. Padahal, Helen sangat membutuhkan cermin. Untuk itu, ia menyediakan cermin bagi Helen. Dan, secara tidak sengaja, ia melihat Helen sedang ‘berbicara’ sendiri dengan bayangannya di cermin.

Untuk membalas budi baik laki-laki itu, Helen memasak, mencuci pakaian dan berbenah. Baik Helen maupun laki-laki itu sama tertutupnya. Mereka punya rahasia masing-masing.

Tak disangka-sangka ternyata, perkenalan beberapa hari itu membuat si laki-laki yang ternyata Llyod Goodman itu jatuh cinta pada Helen. Ia mengutarakannya di stasiun saat Helen sedang menunggu kereta menuju tempat selanjutnya.

Akhirnya, rahasia diri masing-masing terkuak. Masing-masing bercerita tentang apa yang membuat mereka sama-sama ingin menyendiri.

Novel grafis ini gak terlalu tebal. Helen tua bercerita di sebuah stasiun kenangannya kepada Linda, anaknya. Di saat yang sama, sebuah stasiun televise mengangkat kisah tentang Lloyd Goodman, penyiar legendaris yang menghilang di saat ia sedang di puncak.

Yang sedikit mengganggu, adalah gambaran sosok Helen. Harusnya ia terlihat cantik, tapi di sini, justru seperti cewek macho, berbadan besar dan potongan muka yang juga besar… kesannya gagah banget, malah kadang terkesan serem (kadang cocok sih, dengan sosok Helen yang misterius itu)
Read more »

Minggu, 29 Juli 2007

Harry Potter & the Deathly Hallows

Harry Potter & the Deathly Hallows
J.K. Rowling
Bloomsbury, 2007
607 Hal.

Jauh sebelum buku terakhir dari Harry Potter ini dirilis, kehebohan udah lebih dulu dimulai, terutama tentang tebak-tebakan siapa yang bakalan mati: Harry Potter atau Voldemort?

Karena kematian Dumbledore, Harry merasa sudah jadi tugasnya untuk ‘menumpas’ Voldemort dan Death Eaters. Harry memutuskan untuk gak kembali lagi ke Hogwarts, meskipun itu adalah tahun terakhirnya. Ron dan Hermoine juga memutuskan untuk meninggalkan Hogwarts dan membantu Harry dalam menemukan Horcrux yang bisa menghancurkan Voldemort.

Sebelum memulai perjalanannya, Harry harus segera dipindahkan dari Privet Drive, kediaman keluarga Dudley. Untuk itu, demi keamanan, keluarga Dudley juga segera diungsikan ke tempat lain. Dan ‘pasukan’ dari Order of Phoenix menjemput Harry dengan penyamaran yang hebat. Tapi, sayang, meskipun selamat, formasi mereka sempat kacau balau karena ada yang membocorkan rencana ‘pemindahan’ Harry tersebut. Satu orang harus mengorbankan nyawanya.

Harry, Ron dan Hermoine seolah hidup dalam ‘pelarian’. Kementrian Sihir sudah jatuh ke tangan Voldemort, Death Eaters ada di mana-mana. Harry jadi the Most Wanted Person. Dumbledore ternyata meninggalkan surat wasiat yang isinya barang-barang yang akan diberikan pada Harry, Ron dan Hermione. Harry mendapatkan bola Snitch pertama yang berhasil ditangkapnya dalam pertandingan Quidditch, Ron dapat Deluminator, alat mirip korek api dan Hermione dapat buku kuno yang ternyata berisi dongeng-dongeng kuno. Awalnya mereka sama sekali gak tau, apa maksud Dumbledore memberikan benda-benda itu pada mereka.

Beberapa kali mereka harus menyamar dengan bantuan ramuan Polyjuice. Bersembunyi di hutan, di rumah Bill dan Fleur, menyusup ke Bank Gringotts, bahkan menyusup ke Kemeterian Sihir.

Berulang kali mereka harus berhadapan dengan Death Eaters, bahkan mereka tertangkap Goblin yang membawa mereka ke kediaman keluarga Malfoy. Ternyata di sana sudah ada Luna Lovegood dan Mr. Olivander, pembuat tongkat sihir, yang lebih dulu tertangkap.

Berkali-kali Harry ‘masuk’ ke dalam pikiran Voldemort. Ia mengetahui bahwa Voldemort mengincar sesuatu yang sangat berharga yang mungkin digunakan untuk membunuh Harry. Karena itulah Mr. Olivander tertangkap.

Di buku yang diberikan Dumbledore, Hermoine menemukan sebuah symbol yang menurut legenda berhubungan dengan kisah Tiga Bersaudara yang mencoba menipu Kematian.

Pertarungan puncak terjadi ketika suatu malam, Harry nekat menyusup kembali ke Hogwarts, padahal Hogwarts adalah tempat yang sangat berbahaya bagi Harry. Tapi, karena Harry merasa Voldemort sudah semakin dekat, maka keputusan harus segera diambil.

Yang paling seru memang waktu pertempuran terjadi di Hogwarts saat tengah malam. Ketika semua guru-guru yang masih mendukung Dumbledore dan Harry Potter, juga murid-murid yang sudah cukup mahir bertempur melawan Death Eaters. Ada banyak yang mati… hiks…

Banyak yang berharap (paling gak itu yang gue denger dari temen-temen gue), kalo Dumbledore hidup lagi kaya’ Penyihir Putih di Lord of the Rings… tapi ternyata…

Harry, Ron dan Hermione udah pinter mengucapkan ‘mantra-mantra’… tapi, koq.. duel antara Harry Potter dan Voldemort ‘cuma’ gitu aja ya… simple dan singkat banget…

Endingnya mmm… mungkin terlalu klise… demi memuaskan banyak orang (kali ya)… ya, gitu deh jadinya… Tapi, banyak rahasia-rahasia yang terungkap yang bikin cerita juga jadi lebih seru.

Kaya’nya, jadi pengen baca dari Harry Potter 1 lagi…
Read more »

Jumat, 27 Juli 2007

Big Size

Judul : Big Size
(Sebuah Novel Tentang Keperkasaan Lelaki)
Penulis : Wibi A.R
Editor : Aries R. Prima
Penerbit : Akoer
Cetakan : I, Mei 2007
Tebal : 164 hal

“Kita harus merayakan kemenangan ini” ujar Dodi sambil membereskan pakaian ke dalam tasnya. Lasimin masih kesal tidak memerdulikan omongan Dodi. Ia memasukkan sepatu emasnya ke dalam tas. Ia segera membuka celananya. Secara enggak sengaja celana dalamnya ikut melorot. Dodi dan beberapa teman melihat pantat dan “burung”nya Lasimin. Tiba-tiba mereka tertawa terbahak-bahak.
“Kenapa kalian tertawa?” Tanya Lasimin.
“Lucu aja, masa sih top skor burungnya emprit”, sahut Dodi.


Big Size adalah sebuah novel komedi karya Wibi A.R. Kisahnya menceritakan seorang tokoh yang bernama Lasimin. Ia adalah pemain bola andalan di kampusnya dan selalu menjadi top skor dalam setiap pertandingan yang diikuti oleh kesebelasan kampusnya. Lasimin memiliki dua orang sahabat, Saim dan Dodi yang memiliki gaya hidup sebagai anak gaul hedonis yang menerapkan perilaku sex bebas. Berbeda dengan dua sahabatnya Lasimin adalah pemuda yang lugu dan taat dalam menjalankan ibadah agama.

Suatu ketika, sesaat setelah bertanding bola, Lasimin berganti celana di ruang ganti pakaian, tanpa disengaja celana dalam Lasimin turut melorot sehingga menampakkan pantat dan alat vitalnya. Kejadian ini kebetulan dilihat oleh Saim dan Dodi yang langsung menertawakannya karena Lasimin memiliki ‘burung’ yang kecil. Bagi Saim dan Dodi alat vital seorang lelaki haruslah besar dan panjang seperti ‘burung garuda’.

“Umumnya cewek jaman sekarang senangnya jenis garuda atau elang. Selain besar, bikin puas dan pintar matok”, Dodi tersenyum pada Saim. Tangan kananya mematuk-matuk meledek. “Min, kalau nggak gede…cewek enggak bakalan puas” Ledek Saim. (hal 22).

Karena keluguannya, Lasimin mempercayai apa yang dikatakan kedua temannya itu. Apalagi ketika ia diajak pergi ke kelab malam, Lasimin bertemu dengan Yuyun pelayan kafe yang mencoba memperkosanya. Walau gagal memperkosa Lasimin, Yuyun sempat meremas alat vital Lasimin dan berkata.

“…,punyamu kecil. Di servis dong biar gede…” (hal 49)

Kejadian ini semakin membuat Lasimin resah karena ‘burung’nya yang emprit. Hingga suatu saat ia diajak oleh Saim dan Dodi ‘berobat’ ke Mbok gembrot di Purwakarta untuk memperbesar alat kelaminnya. Walau Lasimin dibujuk untuk diurut agar alat kelaminnya besar, ia tetap menolak. Alih-alih diurut oleh Mbok Gembrot, karena biaya pengurutan yang mahal, ia meminta resep dan cara mengurutnya saja. Sesampai dirumah barulah Lasimin mencoba mengurut sendiri alat kelaminnya.

Selain melakukan pengurutan, Lasimin juga diberi alat vakum oleh Saim. Lasimin yang lugu terpengaruh oleh anggapan bahwa kejantanan seorang pria diukur dari besar kecilnya alat kelaminnya. Berhasilkah Lasimin memperbesar alat kelaminnya…?


Novel ini memang penuh dengan kelucuan-kelucuan. Namun novel ini juga menyediakan tempat bagi sejumput kisah yang agak serius yaitu ketika Lasimin ‘dikerjain’ oleh kedua temannya dimana dia harus berpura-pura menjadi tukang urut bagi seorang anak yang menderita lumpuh.

Dibalik kisah lucu usaha Lasmini untuk memperbesar alat kelaminnya, usahanya untuk menyembuhkan seorang gadis yang lumpuh, dan serunya pertandingan sepakbola antar universitas. Kisah ini juga menyimpan pesan-pesan moral yang baik. Terlebih dalam hal memutarbalikkan anggapan umum bahwa keperkasaan seorang pria diukur dengan alat vitalnya. Lasimin memang memiliki ukuran alat vital yang kecil namun dalam kisah ini ia memiliki jiwa dan iman yang besar untuk menahan godaan agar tidak terseret masuk dalam pergaulan kedua sahabatnya yang hidup secara bebas

Novel ini memang novel yang menghibur, dikemas dengan gaya humor yang kental. Beberapa peristiwa ditulis dengan gaya hiperbolis seperti ketika Lasimin berhasil membuat gol, kawan-kawannya langsung menindihnya sehingga Lasimin terpendam dan

Lapangan itu jadi berlubang seperti bentuk Lasimin yang meringkuk (hal 5)

Atau ketika Lasimin diberi sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak, sepatu emasnya tinggal separuh karena teman-temannya mencuil emas di sepatu tersebut untuk dijual ke toko emas (hal 20).

Humor-humor dalam novel ini ringan-ringan saja, humor khas anak kampus yang ngocol dan terdapat beberapa ‘pelesetan’ yang membikin kita tersenyum. Bagi yang menyenangi humor ngocol, novel ini bisa menjadi pilihan untuk dibaca. Kisahnya diangkat dari keseharian sehingga mungkin saja apa yang dialami tokoh-tokohnya juga dialami oleh pembaca. Hanya saja celotehan-celotehan humor yang bertebaran dibuku ini tampak sangat ‘cowoq’ sekali. Di novel ini memang tak ada satupun deskripsikan mengenai hubungan intim, namun celotehan-celotehan tokoh-tokohnya khusunya yang menyinggung alat kelamin pria saya rasa cukup membuat pembaca wanita menjadi ‘risih’ membacanya.

Dari segi kemasan, novel ini tampak sangat provokatif, cover bergambar setangkai pisang dimana salah satunya mencuat dengan gagahnya. Mungkin bagi yang pertama kali melihatnya akan menganggap bahwa buku ini tentang budidaya pisang, namun ketika membaca sub judulnya “Sebuah novel tentang keperkasaan pria”, saya rasa pembaca akan segera mengetahui mengapa foto pisang digunakan sebagai cover buku ini.

Lay out novel ini juga tertata dengan baik, tidak seperti novel yang diterbitkan AKOER sebelumnya yang menggunakan font yang kecil (mis : Digitarium, Nagabonar jadi2), ukuran font dalam novel ini terbaca dengan enak. Hanya saja kemasan yang baik ini harus dibayar mahal oleh pembaca buku ini. Seperti yang tercetak dibelakang cover buku ini, penerbit mematok harga sebesar Rp. 49.500 untuk buku dengan ketebalan 164 hal saja. Saya rasa untuk sebuah buku dengan tebal kurang dari 200 hal, harga buku ini bisa dikatakan sangat mahal. Hal ini tentu saja bisa mengurungkan orang untuk membeli walau dia tertarik dengan tema novel ini.


Sekilas tentang penulis

Wibi Aswara Regawa alias Wibi AR, namanya dikenal sebagai penulis di berbagai media cetak dan kini serius di jalur penulisan skenario. Karya skenarionya antara lain : Gerhana, Taubat, Spontan, dll. Selain itu Wibi juga telah menyutradari berbagai iklan layanan masyarakat dan film pendek. Ia juga pernah menjadi redaktur pelaksana infotaiment di berbagai TV swasta.

Di bidang penulisan novel, karya-karyanya yang telah beredar antara lain, Guyon orang-orang makrifat, Humor Makrifat bercanda dengan Tuhan, Playboy sufi novel remaja makrifat, dll.

@h_tanzil
Read more »

Minggu, 22 Juli 2007

The Boy in the Striped Pyjamas

The Boy in the Striped Pyjamas (Anak Lelaki Berpiama Garis-Garis)
John Boyne
Rosemary Kesauli (Terj.)
GPU, Juli 2007
240 Hal.

Bruno, langsung memutuskan untuk tidak menyukai tempat tinggalnya yang baru. Berbeda dengan rumah lamanya di Berlin, yang bertingkat 5, keadaan sekeliling yang ramai dan juga dengan tiga orang sahabatnya. Di rumah barunya ini, tidak ada tetanga di kiri-kanannya, bahkan seolah tanpa penghuni, satu-satunya rumah yang terlihat adalah rumah di seberang yang sepi dan tandus. Hampir tidak ada orang di sekitarnya. Benar-benar membosankan, karena tidak ada teman yang bisa diajaknya bermain.

Ibu Bruno tidak mau berkata apa-apa soal kepindahan mereka. Yang pasti, kata Ibu Bruno, mereka harus ikut ke tempat tugas ayah Bruno yang baru.

Bruno adalah anak yang senang menjelajah, bahkan ia punya cita-cita jadi penjelajah, ia menemukan sebuah jendela di mana dari sana ia bisa melihat keadaan di rumah satunya. Ia melihat ada begitu banyak orang yang berada di balik pagar. Hanya ada laki-laki dan anak-anak. Ke mana para perempuan? Dan mereka mengenakan baju yang sama yaitu piama bergaris-garis. Menurut Bruno, tentu menyenangkan bisa memakai piama seharian.

Bruno semakin tidak menyukai rumah barunya. Bruno tidak punya teman. Bruno malas mengajak Greta, kakaknya yang Benar-Benar Payah itu bermain. Belum lagi, ia tidak pergi ke sekolah. Orang tuanya malah memanggil guru untuk belajar di rumah.

Bruno memutuskan untuk melakukan penjelahan ke sekeliling rumahnya. Ia pun menyusuri pagar. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah titik yang akhirnya menjadi seorang anak laki-laki yang sedang merenung di balik pagar.

Mereka pun berkenalan. Anak laki-laki itu bernama Shmuel, yang ternyata berulang tahun di hari yang sama dengan Bruno. Tentu saja Bruno senang mendapatkan teman yang sebaya dengannya.

Tapi, berbeda dengan Bruno, Shmuel selalu tampak sedih, kurus dan murung. Mereka berdua berusaha memahami dunia mereka masing-masing. Bruno ingin sekali mengundang teman barunya itu ke rumah, atau bahkan Bruno ingin mengunjungi teman barunya itu di balik pagar. Bruno menganggap Shmuel lebih beruntung karena di balik pagar ada banyak anak laki-laki yang bisa jadi teman bermain, sementara dirinya sendiri hanya bersama kakak perempuannya yang Benar-Benar Payah.

Buku ini sebenarnya bikin sedih banget. Menggambarkan suasana di Kamp Auschwitz atau yang disebut Bruno, Out-With. Gimana kejamnya The Fury dan para tentaranya. Tapi, semakin menyedihkan karena digambarkan dari pandangan polos dua orang anak yang gak tau apa-apa. Yang ada pikiran mereka hanyalah mencari pertemanan dan persahabatan.
Read more »

Jumat, 20 Juli 2007

Anak Pemburu Beruang

Judul : Anak Pemburu Beruang
Penulis : Karl May
Penerjemah :
Primardiana Hermilia Wijayanti (koord)
Ani Inatalazia
Nasirotussa'diyah
Widyana Ika Rosidah
Endang Purwati
Dr. Conny Bast (Konsultan Ahli Jerman)
Penyunting : Agustinus
Penerbit : Pustaka Primatama
Cetakan : I, Okt 2006
Tebal : 361 hlm

Anak Pemburu Beruang adalah salah satu karya Karl May yang diperuntukkan bagi pembaca remaja. Namun bukan berarti kisahnya kalah seru dibanding karya-karya monumentalnya seperti seri Winnetou (I-IV) dan seri Kara ben Nemsi. Dalam novel ini kita kembali akan menikmati serunya petualangan Old Shatterhand dan Winnetou dengan setting cerita Yellowstone Park yang memesona.

Kisahnya diawali dengan perjalanan dua orang sahabat, Davy Jangkung dan Jemmy Gendut ketika mereka membebaskan seorang pemuda indian bernama Wohkadeh yang ditangkap sekelompok orang kulitputih. Saat ditangkap, Wohkadeh sedang membawa pesan kepada Martin Baumann tentang ayahnya Baumann si pemburu beruang yang tertangkap suku Indian Soux Ogallalla. Davy Jangkung, Jemmy Gendut dan Wohkadeh akhirnya berhasil menemui Martin Baumann di pondoknya. Disana mereka bertemu dengan sahabat Martin, Hobble Frank dan pelayan setia keluarga Baumann, Bob Negro.

Keenam orang ini pun segera berangkat untuk membebaskan Baumann. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Old Shatterhand dan Winnetou yang bersedia membantu. Kini dengan rombongan berjumlah delapan orang, mereka melanjutkan misi membebaskan Martin Baumann. Ketika menuju Bighorn Mountain dan melewati padang perburuan suku Shoshone, Hobble Frank dan Jemmy gendut tertangkap oleh suku Shosone. Berkat kecakapan Old Shatterhand dan Winnetou mereka berhasil dibebaskan, bahkan mereka berhasil menculik kepala suku Shoshone, Tokvi-Tey di wigwamnya (perkemahan) sendiri. Tentu saja hal ini merupakan aib bagi Tokvi-Tey.

Namun karena Old Shatterhand tak berniat bermusuhan dengan suku Shosone, Tokvi-Tey pun dibebaskan. Karena harga dirinya telah jatuh, Tokvi-Tey dan anaknya berniat bunuh diri, bagi mereka lebih baik mati daripada hidup menganggung malu karena pernah ditangkap oleh mukapucat di wigwamnya sendiri. Namun begitu mereka mengetahui bahwa yang menangkapnya adalah Old Shatterhand dan Winneotu, merekapun mengurungkan naitnya. Bagi mereka suatu kehormatan bila berhadapan dan tertangkap oleh dua orang pemburu mashyur yang namanya dikenal diseluruh ladang paire. Akhirnya Tokvi Tey dan suku Shosone bergabung untuk menyelematkan Baumann karena ternyata Baumann pernah menyelamatkan nyawa Tokvi tey ketika suku Soux Ogallalla menyerbu sukunya.

Dalam perjalanan, rombongan ini dimata-matai oleh dua orang suku Usparoca. Old Shatterhand terpaksa membunuh mereka karena membiarkan mata-mata musuh hidup adalah tindakan yang sangat beresiko di daerah barat yang liar. Kejadian ini membuat marah, Oiht-e-keg-fa-wakon, kepala suku. Ia mengajak Old Shaterhand bertarung satu-lawan satu. Yang menang berhak atas nyawa yang kalah beserta rombongannya.

Seperti sudah diduga, pertarungan ini dimenangkan oleh Old Shatterhand dan Winnetou. Berarti nyawa suku Usparoca berada dalam tangan Old Shatterhand. Alih-alih membunuh Oith-e-ke-fa-wakon, Old Shatterhand mengajak suku Usparoca bergabung untuk membebaskan Martin Baumann. Tawaran ini diterima oleh suku Usparoca karena mereka berniat mengambil kembali jimat mereka yang dicuri oleh suku Sioux Ogallala.

Kini rombongan Old Shatterhand semakin banyak dan kuat untuk membebaskan Baumann yang ditawan oleh suku Sioux Ogallaa. Namun misi ini tidaklah mudah, selain harus melawan suku Sioux Ogallala yang terkenal keji dan licik, mereka juga harus menghadapi keganasan alam Yellowstone Park dimana mereka harus melewati ngarai-ngarai yang mengerikan, pancaran geyser setinggi lebih dari 30 meter yang memancarkan air panas dan setelah itu memuntahkan isi perut bumi yang penuh dengan material-material panas yang beracun. Selain itu, tanah yang mereka pijakpun senantiasa bergerak karena hanya merupakan kerak bumi yang tipis dan penuh lubang-lubang yang menganga lebar dan penuh dengan lumpur panas yang siap menelan mereka.

Kisah Anak Pemburu Beruang adalah salah satu dari sedikit karya Karl May yang memang ditulis untuk pembaca remaja. Selain anak Pemburu Beruang, karya-karya yang ditujukan untuk pembaca remaja antara lain, Hantu Llano Estacado (Puspri, 2006), Mustang Hitam, dan Raja Minyak yang dalam waktu dekat akan diterbitkan ulang oleh Pustaka Primatama.

Secara umum kisah remaja dalam karya-karya Karl May memang tidak jauh berbeda dengan kisah-kisah perjalanan yang dibuat untuk pembaca dewasa (Winnetou I-IV, Kara Ben Nemsi, Old Surehand I-III, dll). Hanya saja alur ceritanya tidak dibuat serumit kisah-kisah perjalanan. Tokoh sentral dalam ceritanyapun terkadang sama, untuk Anak Pemburu Beruang, Hantu Llacado, Raja Minyak, Mustang hitam, dan harta Danau Perak menampilkan tokoh Old Shatterhand dan Winnetou. Selain itu walau diperuntukkan bagi remaja, May tetap mempertahankan gaya berceritanya yang berwawasan luas serta deskripsi geografis yang detail karena didukung oleh riset yang cermat.

Khusus dalam novel ini pembaca akan disuguhkan deskripsi geografis keindahan sekaligus keganasan alam Yellowstone Park. Dan itu diungkapkan bukan berdasarkan khayalan semata melainkan berdasarkan laporan dari Prof. Hayden yang pada tahun 1872 menerbitkan laporan resmi yang berjudul “Penemuan Daerah Geyser Terbaru di Yellowstone dan Sungai Madison”. Bahkan, dalam karyanya ini May juga mengutip bunyi Undang-Undang Dewan Perwakilan rakyar Amerika yang berisi ketentuan tentang Taman Nasional Amerika (hal 247).



Yellowstone Park



Selain disuguhkan deskripsi alam yang begitu mendetail sehingga membuat pembacanya larut dalam ceritanya. Dalam Anak Pemburu Beruang, May juga menyuguhkan kisah-kisah yang menarik, selain serunya Old Shatterhand dkk membebaskan Martin Baumann, novel ini juga menyuguhkan kisah menegangkan tentang si anak pemburu beruang yang berhadapan dengan beruang ketika ia masih kecil. Selain itu berbagai kisah lucu juga terselip dalam karya ini seperti bagaimana Bob Negro yang digigit hewan sigung yang mengeluarkan bau tidak sedap, percakapan antara Hoblle Frank dan Jemmy gendut yang saling mengunggulkan diri dalam ilmu pengetahuan, dll, semua itu menghiasi novel ini sehingga novel setebal 361 hal ini menjadi tidak membosankan.

Satu hal yang membuat novel ini dikatakan diperuntukkan bagi remaja, karya ini menonjolkan hubungan antara ayah dan anaknya yang bisa kita lihat pada tokoh Martin Baumann dan ayahnya, juga antara kepala suku Shosone Tokvi-Tey dan putranya dimana kedua-duanya memperlihatkan hubungan yang sangat dekat.

Selain itu dalam novel ini kita juga akan menemukan figur remaja yang mungkin jarang ditemui dalam kisah-kisah perjalanan Karl May. Dalam novel ini sosok Indian Wohkadeh dan Martin Baumann bisa dianggap mewakili figur remaja yang berani menghadapi tantangan dan bertanggung jawab atas tugas dan perbuatan mereka. Namun sosok Martin Baumann juga bukan sosok remaja yang sempurna, seperti remaja-remaja lainnya ia juga tampak tidak sabaran dan gegabah dalam bertindak. Hal ini tercermin ketika ia mengambil tindakan sendiri dan lepas dari rombongan Old Shatterhand karena hendak memastikan apakah ayahnya masih hidup atau tidak. Peristiwa ini jika ditinjau dari segi didaktik tampaknya sangat tepat karena mengajarkan pada pembaca remaja untuk tidak gegabah dalam bertindak.


Walau dalam karya ini May banyak memasukkan unsur didaktik namun May bukanlah penulis yang menggurui, melainkan seorang pencerita yang mampu menyihir pembacanya untuk menikmati petualangan tokoh-tokohnya sambil menanamkan hal-hal yang positif. Kemahirannya bertutur dan keluwesannya menggabungkan berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari riset yang mendalam diungkapkan dengan peduh kedamaian dan tanpa mengurangi serunya petualangan tokoh-tokohnya.



Sejarah Singkat Penerbitan Anak Pemburu Beruang.


Der Sohn des Barenjagers atau Anak Pemburu Beruang seperti halnya sebagian besar karya-karya Karl May lainnya merupakan cerita bersambung yang dimuat di majalah-majalah. Kisah ini dimuat di majalah remaja pria Der Gute Kamerad di Stutgart mulai Januari hingga September 1887. Kemudian dilanjutkan dengan kisah Der Geist des Lliano Estakado (Hantu Llano Estacado) dari Januari hingga September 1888.

Pada 1890, Anak Pemburu Beruang dan Hantu Lliano Estacado diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Der Sohn des Barenjagers. Dalam buku ini kedua kisah diatas digabungkan dengan menambahi dan mengurangi isi versi cerita bersambungnya.

Anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado pernah diterbitkan di Indonesia dengan judul Rahasia Bison Putih, oleh Pradnya Paramita pada tahun 1960-an. Adapun yang menjadi dasar terjemahannya adalah buku versi Belanda yang berjudul Het Geheim van den Eitten Bison. Seperti lazimnya versi Belanda untuk karya2 Karl May, kisah ini telah mengalami peringkasan. Cerita Hantu Llano Estacado disisipkan ke dalam cerita Anak Pemburu Beruang sehingga menimbulkan kesan yang absurd.

Kini, setelah empat puluh tahun kemudian, Pustaka Primatama bersama PKMI (Paguyuban Karla May Indonesia) menerbitkan Kisah anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado dalam dua buku terpisah. Dan yang menjadi dasar terjemahannya adalah karya asli Karl May dalam bahasa Jerman ketika masih dalam bentuk cerita bersambung. Dengan demikian kini pecinta karya-karya Karl May di Indonesia dapat membaca karya asli Karl may yang diperuntukkan bagi para remaja setelah selama 40 tahun kita hanya membaca versi ringkasnya saja.

Dalam waktu dekat Pustaka Primatama & PKMI jugga akan menerbitkan Raja Minyak, Mustang Hitam, dan yang paling ditungg-tunggu…..Winnetou IV

@h_tanzil
Read more »

Rabu, 18 Juli 2007

Tarothalia

Tarothalia
Tria Barnawi
GPU, Juni 2007
256 Hal.

IP pas-pasan, itu pun hasil kuliah di jurusan yang tidak disukai, 3 pekerjaan tidak ada yang bertahan, berakhir dengan ‘dipaksa mengundurkan diri’ alias dipecat, dan akhirnya bolak-balik cari lowongan pekerjaan di Koran. Itulah kehidupan seorang Thalia Jehan. Sebagai anak tengah dari tiga bersaudara, Thalia sering mengalami yang namanya sindrom anak tengah. Kakaknya, Delia, sukses di karir, anak paling penurut di keluarga, sebentar lagi bakal menikah dengan seorang dokter kandungan. Sedangkan adiknya, Kalya Jehan adalah seorang fotomodel dan bintang sinetron. Sementara Thalia… seorang pengangguran… Selain itu, Thalia orang yang temperamental.

Thalia pun akhirnya minta bantuan sahabatnya, Bella, untuk mencarikan pekerjaan. Bella yang punya banyak ide menemukan untuk memanfaatkan kelebihan Thalia. Iya, Thalia punya indera keenam, semasa kecil, Thalia sering terlihat ‘bermain-main’ dengan sosok yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Maka, atas ‘paksaan’ dari Bella, dibentuklah Tarothalia Consulting, di mana Thalia menjadi satu-satunya konsultan ‘spiritual’ dan Bella sebagai manajernya.

Klien pertama adalah atasan Bella sendiri yaitu Ibu Alin. Ternyata, meskipun sempat marah atas saran Thalia, Ibu Alin puas dengan service Thalia dan ia pun memanggil Thalia untuk konsultasi selanjutnya.

Dan tak disangka-sangka, bisnis Thalia ini berkembang pesat. Apalagi ketika salah satu kliennya adalah selebritis kondang yang sedang naik daun bernama Rayni. Kebetulan Rayni ini adalah sepupu seorang pria yang bikin Thalia panas-dingin bernama Cassio.

Rayni seolah jadi trendsetter, apa pun yang dimulai Rayni bakal diikuti oleh artis lain yang gak mau kalah. Bener aja, begitu tau Ray punya penasihat, artis lain juga berebut minta waktu untuk konsultasi dengan Thalia.

Buntutnya, Thalia pun lelah. Ia kehilangan kendali dan kesabaran atas dirinya sendiri. Ditambah lagi, ia selalu merasa ada yang gak beres setiap kali Bella dan Cassio bertemu. Kenapa Bella tampak cemburu setiap kali Thalia menyebut nama Cassio?

Thalia memutuskan untuk berhenti. Tapi, masalah gak berhenti sampai di situ aja. Persahabatannya dengan Bella diuji.

Mmmm… Tria Barnawi mungkin salah satu penulis ‘metropop’ yang gue suka. Soalnya, background ceritanya (yaaaa… meskipun gak jauh-jauh dari cinta), selalu unik. Misalnya, kisah cinta abad 22, atau robot jatuh cinta… dan kali ini memanfaatkan masalah ‘ramal-meramal’. Tapi, coba kalo sisi ‘Tarot’ di buku ini lebih di-expose… lebih seru kali ya. Soalnya, si Thalia ini justru sama sekali gak ahli baca Tarot.
Read more »

Middlesex

Middlesex: Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda
Jeffrey Eugenides
Berliani M. Nugrahani (Terj.)
Serambi – Cet. II – Juli 2007
810 Hal.

"Aku terlahir dua kali: pertama, sebagai seorang bayi perempuan, pada hari tanpa kabut di Detroit, Januari 1960; lalu sekali lagi, sebagai remaja laki-laki, di sebuah ruang gawat darurat di dekat Petoskey, Michigan, pada Agustus 1974." (hal. 15)

Kalimat pembuka di buku ini memang jadi 'pancingan' untuk pembaca buat terus membaca buku ini. Karena bener-bener bikin penasaran dan memancing rasa tertarik untuk menelusuri buku dengan ketebalan lumayan ini.

Calliope Stephanides, menjalani kehidupannya selama 14 tahun sebagai seorang perempuan. Ia tidka menyadari ada keanehan dalam dirinya, sampai ketika ia beranjak dewasa, ia menyadari dirinya berbeda dengan teman-teman perempuan lainnya. Di usia dua belas tahun, ia belum mendapatkan menstruasi, berdada rata dan bertubuh lebih kurus dan jangkung. Di atas bibirnya, mulai ditumbuhi rambut tipis. Dan, ia lebih cenderung menyukai teman perempuan dibanding laki-laki. Keluarganya, terutama ibunya, Tessie Stephanides, juga mulai khawatir mengapa Calliope belum juga datang bulan.

Suatu hari, ia mengalami sebuah kecelakaan, dan dokter yang memeriksa menemukan adanya sebuah keanehan. Calliope pun dibawa ke dokter lain di New York untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terungkaplah sebuah fakta bahwa Calliope adalah seorang Hermaphrodite alias berkelamin ganda. Saran Dr. Luce agar Calliope melakukan operasi ternyata ditolak.

Mulailah babak baru dalam kehidupan Calliope sebagai Cal Stephanides.

Buku ini lebih mirip sebuah memoar, sebuah kisah kehidupan seorang Cal Stephanides. Cal menuturkan sejarah keluarganya, awal mula terjainya kelainan genetis yang memungkinkan terjadinya sosok seorang Cal Stephanides.

Sejarah dimulai di sebuah wilayah di Yunani. Desdemona Stephanides tinggal bersama adiknya, Lefty Stephanides. Desdemona benar-benar mengabdikan hidupnya untuk merawat adiknya, sesuai janjinya pada ibunya. Bahkan berulang kali Desdemona mencarikan jodoh untuk adiknya, tapi Lefty ternyata tidak tertarik pada mereka.

Ternyata, tinggal hanya berdua, tidur bersebelahan, menimbulkan keanehan pada diri mereka. Rasa sayang, rasa tertarik bukan lagi semata karena mereka saudara kandung, tapi lebih dari itu. Rasa sayang yang timbul lebih arah rasa terhadap seorang wanita dan laki-laki.

Menjelang pelarian mereka dari Yunani ke Amerika akibat penyerbuan Turki, Lefty melamar Desdemona. Desdemona merima lamaran adiknya. Di kapal yang membawa mereka ke Amerika, Desdemona dan Lefty memainkan scenario sebagai pasangan yang baru saling mengenal dan jatuh cinta dalam di dalam pelayaran itu. Mereka pun menikah di kapal itu.

Di Amerika, mereka tinggal di rumah sepupu mereka, Sourmelina. Tidak ada yang tahu bahwa mereka adalah kakak beradik, kecuali Sourmelina.

Ketika hamil, Desdemona sempat diliputi kekhawatiran akan melahirkan anak-anak yang tidak normal. Tapi, ternyata hal itu tidak terbukti. Milton dan Zoe lahir dengan sehat dan normal. Tapi, kekhawatiran itu timbul lagi, ketika Milton tertarik ada Tessie, anak Sourmelina. Meskipun, Desdemona sudah menjodohkan Tessie dengan Mike, seorang calon pastur, Milton dan Tessie pun akhirnya menikah. Mike pun akhirnya menikah dengan Zoe.

Dari Milton dan Tessie, lahirnya Calliope Stephanides. Menurut ramalan sendok Desdemona, jenis kelamin si jabang bayi adalah laki-laki. Tapi Milton dan Tessie tidak mau percaya begitu saja, karena mereka berdua mendambakan anak perempuan setelah anak laki-laki pertama mereka, Chapter Eleven. Tapi, oleh Dr. Phil, dokter yang menangani persalinan, ditegaskan bahwa bayi itu berjenis kelamin perempuan. Berakhirlah masa kejayaan ramalan sendok Desdemona.

Calliope pun menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan. Keanehan di awal masa remaja dianggap sebagai tanda bahwa pertumbuhan Calliope lebih lambat dari teman-temannya.

Dalam novel yang dibagi dalam empat bagian besar ini, Eugenides menjadikan Cal sebagai penutur. Bagian yang unik adalah waktu Cal cerita tentang ‘antrian’ di alam ‘sana’ sebelum akhirnya pemenangnya adalah Chapter Eleven. Bukan hanya itu, Eugenides juga dengan teliti dan sabar menguraikan sejarah selama rentang waktu 50 tahun. Benar-benar sebuah cerita yang menguraikan perjalanan keluarga selama 3 generasi.

Fiuhhhh… akhirnya… akhirnya… selesai juga baca novel besar nan tebal ini… benar-benar melelahkan… tapi, kadang bosan… kadang penasaran… tapi… legaaaaa….
Read more »

Minggu, 15 Juli 2007

Menyelamatkan Pangeran Drakula

Judul : Penyelamatan Pangeran Drakula
(Rahasia Sifat dan Kepribadianmu berdasarkan golongan darah)
Penulis/ilustrator : Ku, Mi-Na
Penerjemah : Titie Wulansari
Re-desain : Irene Ang
Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Cetakan : 2007
Tebal : 193 hal



Seperti kita ketahui, darah manusia memiliki empat macam golongan darah, yaitu A, O, B dan AB. Biasanya keterangan golongan diperlukan ketika kita mengisi berbagai formulir seperti membuat SIM, mendaftarkan diri ke sekolah, mengisi formulir asuransi, ketika hendak dirawat di rumah sakit, atau saat mendonorkan darah kita. Sadarkah kita bahwa jenis golongan darah sebenarnya banyak sekali manfaatnya selain hal-hal yang
telah disebutkan tadi ?

Belum lama berselang sebuah penelitian mengungkap bahwa untuk menjaga kebugaran diperlukan diet makanan yang sesuai dengan golongan darahnya. Jadi tak semua makanan cocok untuk golongan darah tertentu. Beberapa buku yang membahas masalah ini telah terbit, salah satunya buku ensiklopedia yang belum lama diterbitkan oleh penerbit BIP yang berjudul “Eat Right for Your Type – Ensiklopedia Lengkap Diet Sehat Golongan Darah” - Dr. Peter J. D'Adamo & Catherine Whitney (BIP, 2007)

Namun ternyata, informasi mengenai golongan darah tak sekedar untuk mendonorkan darah, menerima transfusi darah atau menentukan jenis diet makanan untuk kebugaran tubuh. Sama seperti petunjuk yang diperoleh dari ilmu astrologi, golongan darah juga dapat menjadi petunjuk yang baik untuk mengetahui ciri-ciri dan sifat seseorang karena golongan darah membawa sifat, cara berpikir, dan perilaku yang berbeda-beda.

Sifat-sifat seseorang berdasarkan golongan darahnya kini dapat kita temui dalam buku komik terbitan BIP yang diberi label seri Educomics. Setelah menerbitkan edukomics “ 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum “ yang terdiri dari 5 buah buku meliputi bintang, alam semesta, tokoh penemu, dll. Kini BIP menerbitkan judul lainnya yang diberi judul : Kyuli dan 4 Cewek Cantik Dalam Kisah : Penyelamatan Pangeran Drakula (Rahasia sifat dan kepribadianmu berdasarkan golongan darah).

Komik karya ilstrator Korea Ku, Mi-Na ini menceritakan kisah tentang Pangeran Drakula dan pembantunya, Franken yang berkunjung ke Korea pada tahun 1992. Karena mereka berdua tinggal di pegunungan Kayasan yang sunyi, Pangeran Drakula kesulitan mencari darah segar hingga akhirnya membunuh dan minum darah serigala.

Terbunuhnya serigala-serigala ini segera tercium oleh penduduk dan diberitakan di TV. Serigala-serigala yang mati tersebut meninggalkan tanda bekas hisapan di lehernya. Lambat laun tak hanya serigala yang mati, banyak binatang-binatang lain yang mati dengan ciri-ciri yang sama. Kejadian ini menimbukan kecurigaan pada seorang profesor peneliti drakula sehingga si profesor beserta adik perempuannya mencari keberadaan pangeran drakula di pegunungan Kayasan.

Ketika Pangeran Drakula bertemu dengan si professor dan adiknya, pangeran drakula langsung jatuh cinta pada adik si professor dan meminta agar ia mau menikah dengannya. Si profesor mengijinkannya karena ia beranggapan penelitiannya tentang drakula akan semakin mudah jika Pangeran drakula menikahi adiknya. Akhirnya Pangeran drakula dan adik si professor pun menikah.

Setahun kemudian pasangan manusia dan drakula ini memiliki seorang anak yang diberi nama Kyuli. Ketika Kyuli harus diimunisasi ke kota tinggallah pengeran drakula sendirian, dan kesempatan ini ia gunakan untuk tidur panjang dalam sebuah peti mati. Pada saat yang bersamaan, empat orang pemburu drakula melakukan pendakian ke Gunung Kayasan untuk memburu pangeran drakula. Setelah menemukan kediaman pangeran drakula dan menemukan peti dimana pangeran drakula tertidur, Mereka menyegel peti mati itu dengan keempat darah mereka yang masing-masing bergolongan darah O,A, B, dan AB. Dengan tersegelnya peti tersebut, maka pangeran drakula akan tertidur selamanya hingga seseorang membuka segel darah tersebut.

Satu-satunya cara untuk membuka segel darah tersebut yaitu dengan darah dari keempat putri pemburu drakula yang begolongan darah O, A, B, dan AB. Dua belas tahun kemudian, ketika Kyuli telah menginjak remaja. Takdir mempertemukan Kyuli dengan keempat putri pemburu drakula. Kebetulan mereka bersekolah di sekolah yang sama sehingga terbuka kesempatan bagi Kyuli untuk menyelamatkan ayahnya. Kyuli berniat mendekati keempat putri tersebut yang masing-masing bernama Olla (si golongan darah O), Amie ( si golongan darah A), Abel (si golongan darah AB), dan Bella (si golongan darah B).

Berhasilkah Kyuli menjalankan misinya untuk membebaskan ayahnya ? Pendekatan yang ia lakukan dengan keempat putri tersebut menumbuhkan rasa cinta dan persahabatan diantara mereka. Haruskah ia mengorbankan persahabatannya demi menyelamatkan ayahnya ?

Komik yang dibuat oleh komikus Korea Ku, Min-Na ini, seperti halnya educomics seri 3 menit belajar pengetahuan umum dibuat dengan gaya komik-komik Jepang (manga) dimana para tokoh-tokohnya digambarkan dengan mata yang bulat bersinar, hanya saja gambar para tokohnya tampak lebih nyata dibanding educomic sebelumnya.

Karena diperuntukkan bagi remaja, tentu saja sosok pangeran drakula dibuat dengan lucu dan manusiawi, belum lagi ditambah dengan hadirnya tokoh Franken, pembantu Pangeran Drakula yang tingkahnya seperti anak-anak, padahal umurnya sudah lebih dari 200 tahun. Franken lah yang kelak akan membimbing Kyuli dalam melakukan pendekatan pada keempat putri pemburu drakula.

Sisi menarik komik ini yaitu ketika Kyuli melakukan pe de ka te pada masing-masing putri, sebelum bertemu dengan masing-masing putri, Franken menyediakan minuman darah bergolongan darah O, A, B, dan AB kepada Kyuli yang masing-masing harus diminumnya satu persatu sebelum berkencan dengan masing-masing putri. Karena masing-masing golongan darah ternyata membawa sifat dan kepribadian mereka yang memilikinya, masalah akan timbul jika golongan darah yang diminum Kyuli tidak cocok dengan golongan darah putri yang ditemuinya. Misalnya ketika Kyuli minum darah golongan AB dan bertemu dengan Ola yang bergolongan darah B maka sesuai dengan sifat orang yang meiliki golongan darab AB, Kyuli menjadi sangat mandiri dan sangat tidak suka diganggu. Ia menjadi senang melakukan apa saja yang dia mau. Ini membuat Ola yang bergolongan darah B merasa tidak nyaman. Tapi jika Ola ikut campur maka Kyuli akan merasa dibatasi sehingga menimbulkan masalah.

Disinilah kelucuan-kelucaun akibat ketidakcocokan sifat dan kepribadian antara golongan darah timbul. Dengan karikatur yang colourfull dan kalimat-kalimat yang mudah dimnengerti maka pembaca buku ini akan dibimbing untuk mencari kecocokan dalam berteman sesuai dengan golongan darahnya.

Intinya, melalui komik ini kita akan mengetahui sifat kebaikan dan keburukan masing-masing orang sesuai dengan golongan darahnya, selain itu kita juga akan mengetahui segi pecintaan, gaya fesyen, cara diet terbaik, hadiah berdasarkan zodiak, dan golongan darah dan zodiak. Untuk membantu lebih memahami hal-hal di atas, dalam buku ini disediakan juga tabel yang disajikan secara menarik.

Tentunya diharapkan setelah kita membaca buku ini dan memiliki pengetahuan tentang golongan darah, kita bisa lebih mengetahui ciri-ciri dan sifat seseorang karena setiap golongan darah membawa sifat, cara berpikitr, dan perilaku yang berbeda-beda. Jadi kita bisa lebih memahami teman atau sahabat kita dengan lebih baik. Atau bukan tak mungkin kita bisa memberi saran kepada mereka tentang kelebihan dan kekurangan mereka, dan yang lebih seru lagi, buku ini bisa juga membantu kita dalam mencari pacar yang sesuai dengan golongan darah kita…hmmmmmm


@h_tanzil
Read more »

Senin, 09 Juli 2007

Clair-de-Lune

Clair-de-Lune
Cassandra Golds
Vina Damayanti (Terj.)
GPU – Juli 2007
232 Hal.

La Luna, adalah seorang penari balet yang meninggal dengan tragis di panggung. Ia meninggalkan seorang anak yang kelak akan mengikuti jejaknya sebagai penari balet. Clair-de-Lune nama anak itu. Ibu La Luna, Madam Nuit, merawat Clair-de-Lune dalam kesederhanaan karena mereka begitu miskin dan hidup dari dana yang diperoleh dari Perusahaan Tari. Sebagai anak dan cucu seorang penari balet, Clair-de-Lune berhak untuk ikut dalam pelajaran tari di Perusahaan Tari itu.

Clair-de-Lune adalah calon penari yang berbakat. Tapi, sayang, ia tidak dapat bicara sejak ia masih bayi. Bersama neneknya, ia tinggal di sebuah puncak menara yang sempit, aneh dan tua. Karena ia tidak pernah berbicara, Clair-de-Lune dicap sombong oleh temant-teman sesame penari balet. Clair-de-Lune hidup dalam kesendirian.

Suatu hari, seusai latihan menari balet, seekor tikus menghampirinya. Herannya, tikus itu bisa mendengar tangisan dan isakan lirih Clair-de-Lune, tikus itu bisa mengerti dirinya. Tikus itu bernama Bonaventure, seekor tikus penari yang mempunyai obsesi memiliki sekolah tari balet khusus tikus. Di dalam lubang tikusnya, ada studio mini tempat ia berlatih balet, lengkap dengan cermin dan barre.

Sejak itu, Clair-de-Lune dan Bonaventure menjadi sepasang sahabat. Bonaventure mengajak Clair-de-Lune ke sebuah biara tersembunyi yang terletak di salah satu bagian tempat tinggal Clair-de-Lune. Ia diajak menemui seorang pastur, Bruder Inchmahome. Di sana, Clair-de-Lune belajar bicara dan mendengar. Setiap hari, Clair-de-Lune diminta untuk mengemukakan alasan kenapa ia tidak bisa bicara.

Clair-de-Lune pelan-pelan mulai mencoba membuka dirinya. Ia mencoba tersenyum pada orang-orang yang dikenalnya. Ia mencoba menyuarakan isi hatinya kepada Bruder Inchmahome.

Sementara itu, Monsieur Dupoint sedang merencanakan pertunjukan peringatan seratus tahun Perusahaan Tari. Ia berencana mementaskan sebuah tarian istimewa, yaitu tarian terakhir La Luna, dan hanya satu orang yang pantas untuk jadi penarinya, yaitu Clair-de-Lune. Maka, Clair-de-Lune mulai berlatih meskipun dalam hatinya ia menolak karena sedih.

Dan, nun jauh di lubang tikus yang mungil, Bonaventure juga sedang sibuk dengan sekolah tarinya dan sedang sibuk menyusun naskah untuk pementasan tari pertamanya. Dan, Bonaventure tidak sadar akan bahaya yang sedang mengancam dirinya.

Ternyata, Nenek Clair-de-Lune, Madam Nuit ternyata menyimpan rahasia di balik kematian La Luna. Rahasia yang membuat Madam Nuit terlalu melindungi Clair-de-Lune.

Membaca buku ini, gue jadi inget buku Kisah Desperaux, tentang tikus yang pengen jadi ‘knight in shinning armor’. Sedangkan di buku ini, kisah Bonaventure yang punya cita-cita mendirikan sekolah tari para tikus. Paling nggak membuat tikus jadi tokoh yang menggemaskan dan gak menjijikan. Coba ada ilustrasinya, pasti lebih keren lagi. Soalnya, gue ngebayangin, gimana imutnya studio tari punya Bonaventure.
Read more »

Middlesex (Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda)



Judul : Middlesex (Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda)
Penulis : Jeffrey Eugenides
Penerjemah : Berliani M Nugrahani
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : Juni , 2007
Tebal : 810 hlm









"Aku terlahir dua kali : pertama, sebagai seorang bayi perempuan, pada hari tanpa kabut di Detroit, Januari 1960; lalu sekali lagi, sebagai seorang remaja laki-laki, di sebuah ruang gawat darurat di dekat Petoskey, Michigan, pada Agustus 1974." (hal 1)

Kalimat diatas adalah kalimat pertama dari novel Middlesex karya peraih Putlitzer Prize Jeffrey Eugenides. Novel ini menceritakan kisah pencarian jati diri Calliope Stephanides, seorang hermaprodithe (berkelamin ganda), yang terlahir sebagai seorang wanita namun di usianya yang keempat belas berubah menjadi Call, seorang remaja laki-laki.

Novel ini dimulai dengan narasi perkenalan tokoh Call Stephanides yang berperan sebagai narator yang menulis kisahnya ini ketika ia berusia 41 tahun. Awalnya Cal mengajak pembacanya untuk membaca kisah kelahirannya. Tuntas mengisahkan bagaimana ia dilahirkan, layaknya sebuah film yang diputar mundur, Call lalu mengajak pembaca untuk kembali ke awal tempat dimana akar sel-sel genetis leluhurnya bercampur hingga menjadikan dirinya seorang hermaprodit.

Semua berawal di tahun 1922 ketika kakek dan nenek Call masih berada di Yunani. Desdemona, neneknya adalah seorang pengrajin ulat sutera di atas tebing Gunung Olympus di Asia Minor – Yunani. Saat itu Desdemona telah berusia 21 tahun, kedua orang tuanya telah meninggal ketika pasukan Turki menyerbu Yunani. Ia tinggal bersama adik laki-lakinya, "Lefty". Salah satu pesan ibunya sebelum meninggal adalah mencarikan istri untuk Lefty. Kehidupan mereka berjalan normal hingga tiba waktunya bagi Desdemona untuk mencari istri bagi adik laki-lakinya. Misi tersebut gagal dilaksanakan, Lefty menolak semua wanita yang dijodohkannya.

Lalu terjadilah percakapan antara Desdemona dengan Lefty

" Jadi siapa yang akan kaunikahi?"
"Entahlah" – Lefty meraih tangan
Desdemona dan menatap matanya.
"Bagaimana kalau kamu?"
"Sayang sekali
aku kakakmu."
…………
"Kau gila Lefty."
"Ini akan membuat segalanya lebih mudah. Kita tidak perlu membagi rumah." (hal 71)


Bercanda atau tidak, akhirnya Desdemona dan Lefty menikah. Mereka menikah ketika berada dalam kapal yang mengangkutnya ke Amerika ketika tentara Turki menyerbu sebagian wilayah Yunani. Di kapal, Desdemona dan Lefty memainkan peran seolah-olah mereka baru pertama kali bertemu dan saling jatuh cinta. Rahasia bahwa mereka kakak beradik mereka simpan. Mereka mengarang kisah hidup mereka masing-masing pada orang-orang yang berada di kapal. Begitu kuatnya kisah yang mereka karang sehingga seolah-olah mereka sendiripun hampir mempercayai kisah karangan yang mereka buat.

Sesampai di Amerika Desdemona tinggal bersama sepupunya Sourmelina yang telah lebih dulu tinggal di sana. Hanya Sourmelina yang mengetahui bahwa Desdemona dan Lefty adalah adik kakak yang menikah. Sourmelina berjanji menyimpan rahasia mereka dan mengijinkan mereka untuk tinggal bersamanya. Singkat cerita mereka melahirkan. Walau sebelumnya Desdemona dilanda kecemasan karena hubungan incest mereka, ternyata anak yang mereka lahirkan normal-normal saja, bahkan mereka memiliki dua orang anak yang sehat, Milton dan Zoe. Dan dari Sourmelina lahirlah Tessie.

Setelah Desdemona lega karena melahirkan anak-anak yang normal kekhawatiran kembali melandanya karena Milton tampaknya mencintai Tessie padahal Desdemona dan Sourmelina merupakan saudara sepupu. Walau berusaha mencegahnya, namun cinta yang telah tertaut antara Milton dan Tessie tak bisa dilepaskan hingga akhirnya mereka menikah. Dan dari pasangan Milton dan Tessie inilah lahir Calliope Stephanides dan Chapter Eleven

Dr. Phil yang menangani kelahiran Callie menegaskan bahwa Callie berkelamin wanita. Matanya yang sudah mulai rabun tak melihat bahwa sesungguhnya ada kelainan dalam organ genital Callie. Maka Callie pun dibesarkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan normal. Ketika kondisi keuangan Levty membaik merekapun pindah ke Middlesex. Di situlah Callie tumbuh menjadi serang remaja. Ketika ia memasuki masa remaja, barulah Callie merasakan ada sesuatu yang ‘lain’ pada tubuhnya. Ia tak mengalami mensturasi, dadanya rata karena payudaranya tak tumbuh, dan beberapa rambut halus muncul di atas bibirnya.

Awalnya Callie dan kedua orang tuanya menyangka bahwa Callie memang tumbuh lebih lambat dari teman-teman sebayanya. Namun keanehan dalam diri Callie terus berlanjut. Lambat laun ia menyukai sahabat wanitanya dibanding dengan kawan-kawan prianya. Callie pun menyadari ada yang tidak normal di organ genitalnya, sebuah daging menyerupai penis kecil menyembul diantara vulva-nya, ia menyebutnya "crocus". Hal ini ia simpan baik-baik hingga akhirnya sebuah kecelakaan menimpanya dan para dokter yang merawatnya menemukan kejanggalan di organ genitalnya.

Kejadian itu membuka mata kedua orang tuanya akan kelainan yang ada dalam tubuh putri mereka. Akhirnya mereka membawa Callie ke New York untuk ditangai oleh Dr. Luce seorang ahli terkemuka di dunia hermaproditisme pada manusia. Dari hasil pemeriksaannya Dr Luce mengambil kesimpulan bahwa Callie memang seorang wanita, namun karena kekuraangan enzim 5-alphareductase maka tanda-tanda sekunder wantia tidak muncul. Dan Cellie memang terlahir dengan memiliki penis yang sangat kecil sehingga luput dari pengamatan dokter yang menangani kelahirannya.

Dr Luce akhirnya menyarankan untuk mengatasinya dengan operasi plastik dan terapi hormon. Namun tanpa diduga Callie menolak operasi dan melarikan diri dari kedua orang tuanya dan memutuskan untuk menjadi seorang Pria di usianya yang ke 14.

Novel tebal (810 hl) ini memang menarik untuk disimak. Eugenides membaginya kedalam 4 bagian besar yang dibagi lagi kedalam 28 bab dengan Call sebagai naratornya. Karakter Call yang diciptakan Eugenides dan cara beruturnya tampak begitu hidup sehingga pembaca seolah-olah sedang membaca kisah nyata dari kehidupan seorang berkelamin ganda. Apalagi ditambah dengan tersajinya penelitian-penelitian Dr Luce mengenai kasus hermaprodit pada manusia yang tampaknya diambil oleh penulisnya dari berbagai jurnal kedokteran.

Eugenides juga tampak begitu sabar dalam mencari akar kelainan yang dialami Call. Setting waktunya membentang lebih dari 50 tahun. Melewati berbagai kejadian politik di Yunani, melewati masa-masa PD II dan perang Vietnam, mengungkap mencekamnya situasi kerusuhan rasial di Detroit Amerika di tahun 67. Kisahnya mengurai kehidupan 3 generasi keluarga Stephanides dengan detail. Setiap generasi memiliki kisahnya sendiri, eksplorari karakter tokoh-tokohnya sama-sama kuat.

Bagi yang menyenangi kisah dengan plot yang cepat, mungkin novel ini bukan pilihan, Eugenides dengan sabar dan tempo yang konstan mengurai kisah-kisahnya dengan mendetail. Bahkan tampaknya ada beberapa kisah yang sebenarnya mungkin tak perlu dikisahkan karena tampaknya tak menyangkut kehidupan Call di masa yang akan datang. Namun Eugenides tetap mengisahkannya sehingga tak heran novel ini menjadi novel yang tebal.

Untungnya tema Call yang berkelamin ganda membuat kita sabar mengunyah novel gemuk ini karena kita dibuat penasaran untuk mencari tahu bagaimana akhir kisah ini.

Apalagi ketika kita telah sampai di bagian IV, ketika Dr. Luce mulai memeriksa Call dengan seksama. Peran penerjemah juga tampaknya memegang peranan penting dalam memahami novel ini. Terbukti terjemahan buku ini enak dibaca dan kita tak akan menemui kesulitan berarti dalam memahami novel ini. Sayangnya ada beberapa kesalahan ketik yang walau tidak banyak namun seharusnya tidak perlu terjadi sehingga mengurangi kenyamanan membaca novel ini.

Tak ada yang berlebihan dalam kisah dan karakter tokoh-tokohnya, novel ini tersaji dengan sangat wajar dan manusiawi sehingga kita seolah-olah sedang membaca sebuah memoar dari seorang tokoh nyata. Melalui kisah Call ini kita akan tersentuh oleh pencarian jati diri Call, tertawa dengan kejenakaan yang kadang muncul dalam kisahnya, dan memperoleh pengetahuan baru tenan dunia gen, bagiamana terbentuknya alat kelamin pada janin dan kasus hermaprohdit pada manusia. Sungguh sebuah novel yang mencerdaskan dan layak dibaca oleh siapa saja.

Tak heran novel yang dikerjakan selama 9 tahun ini laris manis di pasaran. Middlesex menjadi best seller internasional. Melalui novel ini pula Eugenides Jefrey memperoleh hadiah Pultiltzer Prize pada tahun 2003. Middlesex juga masuk dalam Book Club Oprah, dan seperti yang sudah-sudah, setiap buku yang masuk dalam Book Club Oprah, pastilah akan menuai sukses yang berkepanjangan.

@h_tanzil
Read more »

Selasa, 03 Juli 2007

Keluarga Flood: Tetangga Menyebalkan

Keluarga Flood: Tetangga Menyebalkan (The Floods)
Collin Thompson
Shinta Harini (Terj.)
Little Serambi – Cet. 1, Juni 2007
183 Hal.

Jika dilihat paling tidak dari jarak 100 meter, Keluarga Flood adalah keluarga yang (tampak) normal, sama seperti keluarga lainnya. Tapi…. Jika dilihat lebih dekat – kurang dari 100 meter, barulah kita akan tahu bahwa mereka sangat berbeda.

Maklum saja, Keluarga Flood adalah keluarga penyihir. Anggota keluarga mereka bisa dibilang aneh-aneh. Keluarga itu terdiri, seorang ayah yang bernama Nerlin. Nerlin ini sebenarnya cicit dari penyihir Merlin yang terkenal itu. Seharusnya, dia juga bisa dinamakan Merlin, tapi, karena pas prosesi pelantikan sebagai penyihir, pendetanya lagi terserang flu, terplesetlah jadi Nerlin. Sedangkan istrinya bernama Mordonna yang bisa membuat orang jatuh cinta hanya dengan memandang matanya. Di balik sosoknya yang menyeramkan, Mordonna tetap saja seorang ibu dan istri yang penuh perhatian pada keluarganya.

Anak-anak mereka tentu saja gak kalah ajaib dan ‘mengerikan’. Yang tertua adalah Valla, satu-satunya anak keluarga Flood yang sudah bekerja sebagai manajer bank darah. Kesukaannya tentu saja yang berbau darah dan tidak menyukai yang tidak ada hubungannya dengan darah. Anak kedua, Satanella. Kita mungkin akan mengira ia adalah seekor anjing. Dulunya ia adalah seorang anak perempuan, tapi karena satu insiden yang melibatkan udang dan tongkat sihir, wujudnya berubah. Yang ketiga, Merlinmarry, sosok berbulu, tidak ada yang tahu apakah ia perempuan atau laki-laki, bahkan Merlinmarry sendiri juga tidak tahu. Kelebihannya, tubuh berbulu Merlinarry dialiri supply listrik yang besar – lagi-lagi karena dalam proses ‘penyihiran’ ada kilat menyambar. Lalu, ada Winchflat yang jenius, si pencipta alat-alat dalam keluarga ini. Lalu, si kembar Morbid dan Silent yang bagai cermin, mereka bisa bicara melalui telepati. Yang terkecil adalah Betty. Dilihat dari sosoknya, Betty terlihat sangat normal. Waktu ‘merencanakan’ kehadiran Betty, Mordonna ingin seorang anak perempuan cantik yang bisa menemaninya merajut, berkebun atau melukis. Betty memang jadi anak yang cantik berambut pirang. Tapi, tetap saja, Betty anak penyihir yang punya kemampuan berbeda dari anak normal lainnya.

Anak-anak Keluarga Flood bersekolah di sekolah penyihir yang untuk menuju ke sana mereka harus melewati pegunungan, badai salju dan samudra, tentu saja gak pakai bis sekolah biasa. Sedangkan Betty, sekolah di sekolah biasa bersama anak-anak normal lainnya.

Hidup keluarga Flood menurut mereka sudah cukup bahagia dan menyenangkan. Tapi… itu kalau tidak ada gangguan dari tetangga mereka yang super berisik, yaitu Keluarga Dent. Keluarga ini benar-benar kacau – ayah yang pemalas, pemabuk dan pengangguran. Pekerjaaannya adalah memastikan dirinya tidak punya pekerjaan. Lalu, ibunya, wanita gendut yang kecanduan nonton reality show di televisi yang membuat dirinya lebih baik dari orang-orang bodoh di reality show itu. Lalu, anak mereka, Tracylene, anak perempuan gendut yang selalu berdandan menor dan hobi gonta-ganti pacar dan Dickie, anak laki-laki yang gendut dan nakal. Dickie ini satu sekolah dengan Betty.

Kelakuan keluarga Dent ternyata sangat mengganggu Keluarga Flood. Di pagi hari, mulailah suara-suara berisik dari rumah sebelah, mulai dari suara televisi, suara teriakan-teriakan dan lain-lain. Suara-suara itu mengganggu ketenangan dan konsentrasi Keluarga Flood.

Maka itu, Keluarga Flood mulai mencari cara agar keluarga Dent tidak mengganggu kehidupan mereka lagi.

Bener kata Kobo, untuk membayangkan keluarga Flood, kita mungkin bisa mengingat sosok Addams Family. Tapi… waduh, ‘pembalasan’ keluarga Flood ‘mengerikan’ juga ya… sadis… tapi, ada unsur lucunya juga sih. Di lingkungan keluarga penyihir, tentu saja mereka adalah keluarga normal… tapi, coba kalau mereka ada di depan mata… pastinya, males banget berdekatan dengan mereka. Bisa-bisa, kalau lagi makan siang bareng, ada keong yang berloncatan dari roti tangkup mereka.
Read more »