Rabu, 30 Desember 2009

Book of the Year 2009

Dari buku-buku yang gue baca selama tahun 2009, buku-buku favorit gue adalah:
1. The Thirteenth Tale - Dianne Setterfield
2. Q&A (Teka-Teki Cinta Sang Pramusaji) – Vikar Swarup
3. Anne of Green Gables – L. M. Montgomery
4. Taj Mahal – John Shors
5. Honeymoon with My Brother – Franz Wisner
6. Metropolis – Windry Ramadhina
7. Orange – Windry Ramadhina
8. Negeri van Oranje - Wahyungirat, Adept Widiarsa, Nina Riyadi & Rizki Pandu Permana
9. 9 Matahari – Adenita
10.Anne of Avonlea – L. M. Montgomery
11.Anne of the Island – L. M. Montgomery
12.How the World Makes Love – Franz Wisner
13.Perahu Kertas – Dewi Lestari
14.The Palace of Illusions - Chitra Banerjee Divakaruni
15.Kelas Memasak Lilian - Erica Baurermeister
16.Anne of Windy Poplars – L. M. Montgomery
17.Unaccustomed Earth – Jhumpa Lahiri
18.George’s Secret Key to the Universe – Lucy & Stephen Hawking

Kalau dari cover, favorit gue adalah:
1. The Thirteenth Tale - Dianne Setterfield
2. The Mysterious Benedict Society – Trenton Lee Stewart
3. Metropolis – Windry Ramadhina
4. Botchan - Natsume Soseki
5. George’s Secret Key to the Universe – Lucy & Stephen Hawking
6. Joshua Files: The Invisible City – M. G. Harris
Read more »

Silver Phoenix

Silver Phoenix
Cindy Pon @ 2009
Maria Lubis (Terj.)
Mahda Books, Cet. I - Desember 2009
391 Hal.

Adat istiadat di Cina jaman baheula, setiap anak perempuan yang (dianggap) sudah gadis, akan segera dijodohkan untuk kemudian dinikahkan. Demikian juga dengan Ai Ling, di usianya yang ke-17, ibunya memberikan sebuah buku berjudul ‘Buku tentang Penyatuan Dua Sejoli’ – yang berisikan dengan hubungan pria dan wanita. Tidak seperti gadis-gadis lainnya, yang penurut, Ai Ling termasuk anak yang keras kemauannya. Orang tua Ai Ling tidak terlalu kolot. Mereka mengijinkan Ai Ling belajar, sehingga pikirannya lebih terbuka. Tapi, tetap saja, tradisi adalah tradisi – Ai Ling harus tetap menjalankan yang namanya perjodohan.

Waktunya tiba. Tanpa Ai Ling sadari sebelumnya, ternyata ia bisa mendengar apa yang ada di benak calon ibu mertuanya. Perjodohan itu sendiri gagal. Ai Ling tidak sedih karena gagal, tapi ia sedih karena dampak buruk yang akan diterima orang tuanya.

Ternyata kegagalan perjodohan itu membawa Ai Ling pada sebuah petualangan tak terduga dan penuh bahaya. Ayah Ai Ling pergi untuk menunaikan tugas negara. Tapi, sampai beberapa bulan, ayahnya tak juga pulang. Kondisi ini dimanfaatkan oleh seorang laki-laki bernama Master Huang yang hendak menjadikan Ai Ling sebagai istrinya dengan dalih untuk membayar hutang-hutang ayah Ai Ling. Namun, Ai Ling tidak percaya dan memilih pergi dari rumah untuk mencari ayahnya.

Dari awal perjalanannya, Ai Ling bertemu berbagai makhluk aneh yang selama ini ia ketahui dari membaca ‘Buku Kematian’ – buku yang dibaca Ai Ling diam-diam, tanpa sepengetahuan ayahnya. Makhluk-makhluk aneh yang berbeda terus mengikuti Ai Ling sepanjang perjalanan menuju Istana Mimpi-Mimpi yang Harum. Beruntung di tengah jalan, Ai Ling bertemu dengan Cheng Yon, pemuda yang juga dalam pengembaraan mencari jejak orang tuanya, dan kemudian bertemu juga dengan Li Rong, adik Cheng Yon.

Meskipun mendapatkan berkat dari seorang pendeta, tetap saja, makhluk berbahaya dan mematikan terus mengincar mereka. Ternyata, seorang perempuan yang cemburu, mengirim makhluk-makhluk itu untuk membunuh Ai Ling. Tak disangka-sangka, Ai Ling adalah reinkarnasi dari perempuan pujaan penasihat Kaisar bernama Zhong Ye, yang begitu terobsesi pada Silver Phoenix. Ai Ling tidak hanya harus membebaskan ayahnya, tapi juga harus berhadapan dengan Zhong Ye.

Gak hanya orang tua Ai Ling yang punya rahasia, tapi Cheng Yong sendiri juga penuh misteri yang bikin Ai Ling penasaran… ehemmm…

Khas buku fantasi, ada naga, ada makhluk-makhluk aneh, ditambah lagi kekhasan negeri Cina yang penuh persembahan dan dewa-dewi, makanan eksotis dari negeri Cina yang menemani Ai Ling dan Cheng Yong membuat gue terbayang-bayang masakan Cina. Yummm… Tadinya gue pikir ini buku fantasi remaja, tapi ternyata… agak dewasa sedikit meskipun tokoh-tokohnya masih sangat muda.

Sebenernya sih, banyak banget yang seharusnya bikin deg-degan dengan seringnya Ai Ling ketemu sama makhluk aneh, terus, suku-suku aneh yang (kata Cheng Yong) ada di Buku Negeri-Negeri di Atas, atau dewa-dewi yang ada dalam Makhluk Abadi. Cuma… kenapa yang, koq gak tegang-tegang banget baca buku ini? Padahal perjalanan Ai Ling berat banget, ceritanya mengalir tenang dan agak kurang greget (apa gue aja yang gak dapet ‘feel’-nya?)
Read more »

Minggu, 27 Desember 2009

Unaccustomed Earth

Unaccustomed Earth
Jhumpa Lahiri @ 2008
Bloomsbury - 2009
333 Hal.

‘Perkenalan’ pertama gue dengan Jhumpa Lahiri di tahun 2008, lewat buku ‘The Namesake’. Gue langsung jatuh cinta dengan tulisannya. Tapi, sayang gue belom sempet baca ‘The Interpreter of Maladies’ karena selalu tergoda sama buku-buku lain. Unaccustomed Earth, gue temukan di rak new release di Times UPH – Karawaci. Iseng-iseng aja sih, gue baca halaman pertama… dan gue langsung tertarik, karena ternyata bahasanya ringan dan mudah diikuti (Inggris-nya gak bikin pusing, dan… discount 20%!)

Unaccustomed Earth merupakan kumpulan cerita pendek. Ada 8 tepatnya, Unaccustomed Earth sendiri adalah cerita pertama dalam buku ini. 5 cerita di bagian pertama adalah cerita-cerita yang gak ada hubungannya satu sama lain, sedangkan di bagian kedua, bercerita tentang perjalanan hidup Hema dan Khausik.

Dari 8 cerita itu, ada ciri khas atau ‘benang merah’nya. Semua bercerita tentang orang-orang India yang ber-imigrasi ke Amerika untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Di tanah rantau, mereka menjalin persahabatan dengan sesama warga India pendatang lainnya. Mereka beranak-pinak di sana, tapi tradisi seolah ‘terhenti’ pada orang tua. Para orang tua masih melalukan ritual mudik setiap tahun, sementara anak-anak mereka sudah terpengaruh budaya modern – menjalin hubungan dengan bukan orang India, jarang menggunakan bahasa Ibu mereka.

Setiap cerita dalam buku ini, meskipun seperti yang gue bilang punya benang merah, tapi menyajikan cerita atau sudut pandang yang berbeda. Tapi, gak usahlah diceritain satu-satu kali ya. Yang pasti, semuanya begitu simple, tapi dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bukan cerita-cerita yang menjual mimpi-mimpi indah atau romantisme belaka, tapi… bahasanya yang sederhana, membuat semua cerita jadi indah (bingung?). Pokoknya gue begitu terhanyut dengan semua cerita dalam buku ini. Cerita favorit gue adalah Unaccustomed Earth dan bagian Hema dan Khausik.
Read more »

Minggu, 20 Desember 2009

10 Buku Pilihanku 2009

10 Buku Pilihanku 2009

Meneruskan tradisi yang saya lakukan sejak tahun 2006 yang terinspirasi oleh apa yang dilakukan Endah Sulwesi dengan blog Perca-nya, maka berikut adalah 10 buku pilihan versi saya yang saya baca sepanjang tahun 2009 ini.

Sepanjang 2009 ini saya telah menamatkan 33 buah buku dan 32 dari buku yang saya baca tersebut telah saya buatkan reviewnya. Tahun ini saya membaca Lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang mencapai 40an buku. Mungkin karena kesibukan domestik yg bertambah semenjak kehadiran akan ke-2 dalam hidupku yang otomatis menyita jam bacaku.

Urutan buku-buku pilihan di bawah ini saya buat berdasarkan urutan alphabet judulnya, jadi bukan
berdasarkan rangking. Tentunya buku-buku yang saya pilih hanya berdasarkan buku-buku yang telah saya tamatkan membacanya dan sangat kental dengan nuansa subyektifitas saya sebagai seorang pembaca awam. Jadi mohon buku-buku pilihan versi saya ini tidak untuk diperdebatkan.

Ini dia 10 buku pilihan saya sepanjang 2009 ini

Buku Terjemahan :

1. Istanbul, Kenangan sebuah Kota - Orhan Pamuk
2. Lady Chaterley's Lovers - DH. Lawrence
3. Little Woman - Louisa May Alcott
4. The Road - Cormac McCarthy
5. The Gargoyle - Andrew Davidson

Buku Lokal :

1. Braga, Jantung Parijs van Java - Ridwan Hutagalung & Taufani Nugraha
2. Elle Eleanor - Zev Zanzad
3. Para Penggila Buku, 100 Catatan di balik Buku - Diana AV. Sasa & Muhidin M Dahlan
4. Seratus Buku Sastra yg Perlu Dibaca Sebelum Dikuburkan - Tim I:boekoe
5. Tanah Tabu - Anidita

Sedangkan jika saya harus memilih best of the Best dari 10 buku di atas, maka pilihan saya jatuh pada buku :

“Para Penggila Buku – 100 catatan di balik Buku!”.

Mengapa? karena melalui buku ini saya diajak melihat semua pernak-pernik dalam dunia buku, sehingga membuka wawasan saya bahwa dunia di balik buku itu begitu luas dan kaya, selain itu ternyata buku menyimpan berbagai kisah menarik yang tak habis-habisnya untuk diceritakan.

Berikut daftar lengkap buku2 yang saya baca sepanjang tahun 2009 ini :

1. Christ The Lord (Road to Cana) – Anne Rich
2. Old Surehand 1 : Oase di Lliano Estacado – Karl May
3. Stromchaser - Paul Stewart & Chris Riddell
4. Lady Chaterley's Lover – Dh. Lawrence
5. Istanbul, Kenangan Sebuah Kota – Orhan Pamuk
6. Tintin dan alpha Art – Herge
7. Inkheart – Cornelia Funke
8. The Road – Cormac McCarthy
9. Lara Kusapa – Bonjour Tristesse
10. Metamorfosis – Franz Kafka
11. The Dragon Scroll - I. J. Parker
12. Lelaki Tua dan Laut – Hemingway
13. The Missing Rose – Serdar Ozkan
14. Coraline - Neil Gaiman & P. Craig Rusell
15. The Gargoyle - Andrew Davidson
16. Tintin dan Picaros - Herge
17. Dream from My Father Pergulatan hidup Obama – Obama
18. Little Woman – Luoisa May Alcott
19. Kamus Khazar - Milorad Pavic
20. Oeroeg – Hella s. Haase
21. Dewey - Vicky Myrom & Bret Witter

Buku Lokal
1. Goodbye Bush – Sepatu Perpisahan dari Baghad
2. Maryamah Karpov – Andrea Hirata
3. Kepleset - Regina Kencana
4. Tak Tik Foto - Angel
5. Sastra Sepeda dari Boja - Arif Khusnudhon, dkk
6. Metropolis - Windry Ramadhina
7. Tanah Tabu – Anindita
8. Para Penggila Buku – Diana AV. Sasa & Muhidin M. Dahlan
9. Gaul Jadul – Biar Memble asal Kece – Baihaqi
10. Elle Eleanor – Zev Zanzad
11. Braga – Jantung Parijs van Java - Ridwan Hutagalung & Taufani Nugraha
12. Seratus Buku Sastra yang harus dibaca sebelum dikuburkan - Tim i:boekoe

Buku yang sedang dibaca :

1. Kepulauan Nusantara – Sebuah Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam - Alfred Russel Wallace
2. Libri di Luca – Mikkel Birkegaard
3. Monte Christo - Alexander Dumas
4. Midnight Children - Salman Rushdie
5. Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda (1600 - 1950) - Harry A. Poeze
6. Divine Madness - Triwibs
7. Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia: Jilid 1 Agustus 1945-Maret 1946 - Harry A. Poeze
8. Nagabumi - Seno Gumira Ajidarma

Demikian, list bacaan dan 10 buku favorit versiku, bukan sekedar untuk gagah-gagahan tapi sekedar membagi pengalaman membaca selama setahun ini. Semoga memacu teman-teman untuk tetap membaca dan menulis! GBU!

@htanzil
Read more »

Senin, 14 Desember 2009

Dewey

Judul: DEWEY - Kucing Perpustakaan Kota Kecil yang Bikin Dunia Jatuh Hati
Penulis: Vicki Myron dan Brett Witter
Penerjemah: Istiani Prayuni
Penyunting: Mita Yuniarti dan Anton Kurnia
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Terbit: I, Oktober 2009
Tebal : 400 hlm

Buku yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan kisah Dewey seekor kucing jalanan yang ketika usianya baru beberapa minggu dibuang ke sebuah kotak pengembalian buku di Perpustakaan Umum Spencer, Iowa, Amerika Serikat oleh seseorang tak dikenal saat musim dingin di tahun 1998. Ia baru ditemukan keesokan harinya oleh direktur perpustakaan, Vicki Myron.

Dalam keadaan yang hampir mati beku kedinginan Vicki mengangkat kucing itu dan segera menghangatkannya dan menjadikan perpustakaan sebagai rumah bagi si kucing. Siapa yang bisa menduga, tindakan sederhana yang dilakukan Vicki terhadap anak kucing jalanan itu kelak akan memberi pengaruh yang luar biasa besar baik untuk dirinya, Perpustakaan Spencer, bahkan kota kecil Iowa pada umumnya.

Kucing malang itu diberinya nama Dewey, seperti nama penemu system pengklasifikasian buku. Dewey segera mencuri hati para pegawai Perpustakaan Spencer. Hampir semua staf perpustakaan mencintainya. Tak seperti kucing jalanan pada umumnya, Dewey terlihat lebih manis, cerdas, dan yang terutama adalah sikapnya dan interaksinya yang baik terhadap pengunjung perpustakaan.

Awalnya kehadiran Dewey hanya diketahui oleh staf perpustakaan dan beberapa pengunjung saja, namun lambat laun Dewey semakin terkenal, seminggu setelah ia tinggal di perpustakaan kisah penyelamatan Dewey muncul di harian pertama surat kabar lokal. Publisitas ini akhirnya membuat seluruh penduduk Iowa mengetahui keberadaannya.

Kepopuleran Dewey dan sikap manisnya terhadap pengunjung perpustakaan membuat Dewey seolah menjadi duta perpustakaan dan inspirasi bagi siapa saja yang berinteraksi dengannya. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang yang tertarik pada Dewey, jumlah kunjungan ke perpustakaan Spencer bertambah secara mencolok. Orang-orang tinggal lebih lama di perpustakaan dibanding sebelumnya, mereka pulang dengan gembira dan kegembiraan itu dibawa pulang ke rumah, ke sekolah, dan ke tempat kerja. Dan orang-orang mulai membicarakan Perpustakaan Spencer.

Ketenaran Dewey ternyata terus bertambah, kini ia tak hanya dikenal di Iowa, kisahnya bahkan menembus hingga ke kota-kota sekelilingnya, melintasi negara bagian, hingga akhirnya merebak ke Negara-negara lain. Bahkan televisi NHK Jepang memilih Dewey menjadi proyek pertama mereka dalam pembuatan film dokumenter binatang.

Kehidupan Dewey selama sembilan belas tahun ini akhirnya memang akan menjadi sumber kebanggaan bagi Iowa, sebuah kota pertanian yang ketika Dewey ditemukan nyaris bangkrut. Dewey memang tidak menciptakan lapangan kerja atau apapun yang membuat kota Iowa menjadi maju secara ekonomi, namun tanpa disadari kehadiran Dewey muncul pada saat yang tepat dimana saat itu Amerika dilanda krisis ekonomi, kehadiran Dewey sedikit banyak telah mengalihkan pikiran negatif dari pendududuk Iowa akibat krisis ekonomi.

Kisah kehidupan Dewey, kucing perpustakaan inilah yang oleh Vicki Myron (penemu Dewey) dan Bret Witter (editor dan pecinta kucing) dituangkan dalam sebuah buku yang diberinya judul “Dewey”. Secara umum buku ini memang menceritakan bagaimana seekor kucing jalanan yang dibuang orang kelak akan menjadi kucing yang paling dikenal di dunia dan bagaimana Dewey menjadi inpirasi bagi banyak orang.

Pada awalnya Dewey hanya menyentuh kehidupan Vicki, ia menjadi perekat hubungan Vicky dengan anak gadisnya yang mulai renggang. Lalu Dewey juga menjadi perekat hubungan antar staf perpustakaan Spencer tempat Vicki bekerja. Lambat laun pengaruh positif Dewey semakin meluas lagi. Sikapnya yang manis terhadap pengunjung perpustakaan membuat ia menjadi kucing yang paling dicintai.

Tak hanya warga kota Iowa saja yang mencintai Dewey, bahkan orang-orang dari luar kota yang jaraknya puluhan hingga ratusan kilometer dari Iowa pun kerap berkunjung ke perpustakaan Spencer untuk menemui Dewey.

Dari keseluruhan kisah mengenai Dewey dalam buku ini, kita tak akan menemui sebuah peristiwa heroik yang dilakukan Dewey. Dewey bukanlah kucing pahlawan, ia hanyalah seekor kucing biasa, namun yang membuat ia terkenal dan menjadi inpirasi bagi banyak orang adalah sikapnya yang manis terhadap semua pengunjung perpustakaan.

Dewey tidak memilih-milih orang yang disayanginya. Dia mencintai semua orang tanpa pilih kasih. Setiap hari dia Setiap menyambut orang-orang yang datang ke perpustakaan, duduk di pangkuan pengunjung yang membutuhkannya, sehingga membuat orang-orang itu merasa diperhatikan oleh Dewey.

Hal terbesar yang dilakukan Dewey adalah bagaimana persahabatannya dengan Crsytal seorang gadis cacat. Dewey mampu mengubah gadis yang tadinya sangat tertekan menjadi lebih optimis dan menikmati saat-saat bahagia bersamanya. Tak hanya dengan Crystal, Dewey juga bersahabat dengan seorang gelandangan, anak yang setiap harinya ditinggal kerja oleh ibunya, hingga seorang eksekutif muda. Hubungannya dengan banyak orang dari berbagai kalangan itulah yang membuat Dewey menjadi inpirasi bagi semua orang yang berinteraksi dengannya.

Apa yang ditulis oleh Vicki mengenai kucing kesayangannya ini memang luar biasa, namun untungnya Vicki tak terjebak untuk menuliskan semua kelebihan Dewey. Di buku ini juga akan terungkap sisi buruk Dewey seperti cerewet dalam memilih makanan, sulit untuk diajak ke dokter, kabur dari perpustakaan, dll. Sehingga sosok Dewey yang ditampilkan bukanlah sebagai kucing sempurna, melainkan seekor kucing normal yang memiliki kabaikan dan keburukan.

Selain tentang Dewey, tampaknya penulis juga menuturkan kisah hidupnya dalam buku ini. Mulai dari kisah pernikahannya yang gagal, perjuangannya membesarkan satu-satunya anak gadisnya, hingga berbagai penyakit yang dideranya.

Karena kehidupan Dewey berada dalam perpustakaan, maka aktivitas dan semua pernah-pernik perpustakaan akan muncul di buku ini. Seperti bagaimana perkembangan perpustakaan Spencer dari waktu ke waktu selama Dewey hidup, beralihnya sistem manual ke komputerisasi, usaha-usaha yang dilakukan perpustakaan kota Spencer untuk menarik minat pengunjung, dll.

Hal ini tentunya sangat menarik dan bermanfaat juga bagi pemerhati dan praktisi perpustakaan kita. Sedikit banyak kita akan belajar dan disadarkan bahwa fungsi perpustakaan bukan sekedar gudang yang sunyi tempat menyimpan buku, melainkan juga sebuah tempat untuk berkumpul, ruang publik di mana perpustakaan menjadi sentral bagi perkembangan dan berbagai aktifitas sosial dan budaya masyarakat di sekitarnya.

Sebagai kesimpulan, buku yang diangkat dari kisah nyata ini kita akan disuguhkan kisah menakjubkan dari seekor kucing yang begitu menginpsirasi jutaan orang. Bukan karena tindakan kepahlawanannya, melainkan karena cinta, kemurahan hati, dan kekuatan hubungan yang baik antara manusia dengan hewan. Selain itu, buku ini juga mengajak pembacanya untuk berpikir positif di tengah segala kesulitan hidup.

@h_tanzil
Read more »

Selasa, 01 Desember 2009

Anne of Windy Poplars

Anne of Windy Poplars
Lucy M. Montgomery
Yarmanto (Terj.)
Qanita, Cet. 1 - Oktober 2009

Wah… Anne semakin sukses… Dunianya tidak hanya berkutat di Green Gables, Avonlea atau pun teman-teman masa kecil atau remajanya. Karir Anne di bidang pendidikan semakin melaju. Anne jadi kepala sekolah di Summerside.

Anne nge-kos di sebuah rumah bernama Windy Poplars di sebuah daerah dengan nama jalan Spook’s Lane. Bukan Anne namanya kalau tidak menemukan sisi romantis dari apa saja. Nama Windy Poplars dan Spook’s Lane segera saja membangkitkan segala imajinasi dalam diri Anne. Windy Poplars adalah kepunyaan dua orang janda bernama Bibi Kate dan Bibi Cathy. Di rumah itu, juga ada seorang perempuan lagi bernama Rebecca Dew. Seger

Anne terpaksa menjalani hubungan ‘long distance’ dengan Gilbert Blythe yang juga sedang melanjutkan sekolahnya di bidang kedokteran. Wow… Sebagian besar cerita dalam buku ini berisi surat-surat Anne untuk Gilbert.

Perjalanan Anne menjadi kepala sekolah tidaklah mulus, ada pihak-pihak yang tidak menyukainya dan terus melakukan berbagai cara untuk membuat Anne tidak betah dan menyerah. Mereka adalah keluarga Pringle. Keluarg Pringle bisa dibilang keluarga yang ‘berkuasa’ di daerah Summerside. Berbagai aspek kehidupan di Summerside pastilah ada pengaruh dari keluarga Pringle. Mereka tidak menyukai Anne gara-gara salah seorang saudara mereka gagal jadi kepala sekolah di Summerside, posisi yang sekarang diduduki Anne.

Berbagai cara dilakukan Anne untuk ‘menaklukan’ anak-anak keluarga Pringle yang jadi murid didiknya, tapi, tetap saja tidak berhasil. Malah Anne semakin jadi bulan-bulanan anak-anak keluarga Pringle, terutama Jen yang nakal. Tapi… salah satu rahasia kecil, membuat keluarga Pringle ‘tunduk’ pada Anne. ‘Tetua’ keluarga Pringle – Miss Ellen dan Miss Sarah, langsung ‘turun gunung’ untuk membereskan masalah ini, dan mereka berdua sudah ‘menginstruksikan’ kepada seluruh anggota keluarga Pringle untuk menghormati Anne dan mereka meminta dengan sangat pada Anne agar tidak membocorkan rahasia yang diyakini bisa membuat keluarga Pringle malu berat. Hmmm…

Beres satu masalah… adalagi masalah lain. Masalah dengan rekan sekerjanya, Katherine Broke, yang bawaannya jutek terus. Dengan jiwa romantisnya, Anne yakin bisa merubahh sikap Katherine jadi orang yang lebih ramah.

Selain berteman dengan anak-anak muridnya dan mendapatkan beberapa ‘teman sejiwa’, kali ini Anne banyak bersahabat dengan orang-orang tua yang nyentrik, selain Bibi Kate, Bibi Cathy, lalu Miss Ellen dan Miss Sarah Pringle, ada satu perempuan tua bernama Miss Minerva Tomgallon, yang dengan bangga menceritakan berbagai ‘tragedi kematian’ di keluarganya pada saat Anne diundang bermalam di rumahnya!

Lalu ada lagi perempuan yang kerap dipanggil Bibi Sok Usil, karena suka ikut campur urusan pribadi orang, apalagi untuk urusan percintaan.

Anne juga berkenalan dengan Mr. Franklin Westcott, sosok pria tua yang ditakuti dan terkenal ‘galak’. Bahkan anak gadisnya, Dovie, nekat kawin lari dengan Jarvis, karena takut sama ayahnya. Siapa lagi yang membantu usaha kawin lari dan jadi ‘penanggung jawab’ untuk urusan perdamaian, kalau bukan Anne?

Gilbert di sini hanya tampil sebagai sosok dalam surat-surat Anne, Green Gables juga ‘tampil’ sekilas waktu Anne pulang liburan. Hmmm… kaya’nya akan lebih seru kalo ada ‘konflik’ sedikit antara Anne dan Gilbert. Coba ada sosok cowok lain – guru di sekolah yang sama – yang suka sama Anne… atau gimana ya kalo Anne lagi jealous? Hehehe…

Read more »