Jumat, 30 Oktober 2009

Kamus Khazar

[No. 226]
Judul : Kamus Khazar (Sebuah Novel Leksikon)
Penulis : Milorad Pavic
Penerjemah : Noor Cholis
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : I, Juni 2009
Tebal : 505 hlm

Ingin mencoba menikmati pengalaman baru dalam membaca sebuah novel ? Silahkan mencobanya dengan membaca novel leksikon Kamus Khazar karya Milorad Pavic, profesor sejarah kesusasteraan Universitas Beograd dan salah satu penyair kenamaan Yugoslavia. Walau novel ini diberi judul “Kamus Khazar” (Dictionary of The Khazars) namun ini adalah novel. Tepatnya novel berbentuk kamus atau mungkin lebih tepatnya novel berbentuk ensiklopedia. Nah bagaimana mungkin?

Inilah keunikan buku ini, walau berbentuk seperti ensiklopedia namun ini bukanlah buku yang dapat dijadikan buku referensi karena ini adalah sebuah karya fiksi yang mencampuradukkan sejarah, budaya, dongeng, mimpi dan imajinasi penulisnya tentang sebuah bangsa yang bernama bangsa Khazar.

Bangsa Khazar sendiri pada kenyataannya memang pernah ada. Sejarah mencatat bahwa pada puncak kejayaannya mereka menguasai sebagian besar dari wilayah Rusia selatan sekarang, Kazakhstan barat, Ukraina timur, dan sebagian besar Kaukasus (termasuk Dagestan, Azerbaijan, Georgia, dll.) Bangsa Khazar memasuki catatan sejarah ketika mereka memerangi bangsa Arab dan berrsekutu dengan Kekaisaran Bizentium pada 627 M.

Walau Bangsa Khazar pernah menguasai sebagian besar wilayah Rusia sekarang dan pernah memerangi bangsa Arab namun ironisnya hingga kini sedikit sekali yang dapat kita ketahui tentang bangsa ini, seluruh jejak mereka musnah, tidak menyisakan apa pun yang bisa dipakai untuk mengetahui asal-usul bangsa ini. Konon bangsa Khazar lenyap dari panggung sejarah setelah mereka mengalami peristiwa yang akan menjadi bahasan utama buku ini.

Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah ‘Polemik Khazar’ . Sebuah peristiwa besar ketika bangsa Khazar hendak melakukan perpindahan keyakinan dari keyakinan asli mereka ke salah satu dari tiga agama yang telah dikenal pada masa itu yaitu Yahudi, Islam, dan Kristen. Keruntuhan Imperium Khazar terjadi tidak lama setelah perpindahan agama itu saat Kekaisaran Rusia menghancur leburkan bangsa ini (965 - 970 M).

Tidak hanya bangsa ini yang lenyap, tapi kebudayaan, tulisan, dan artefak-artefak budaya merekapun hancur, nyaris lenyap dan hanya menyisakan sedikit bahan yang sangat sulit untuk dijadikan acuan untuk mempelajari kebudayaan Bangsa yang telah punah ini.

Namun minimnya bahan yang bisa diperoleh mengenai bangsa Khazar rupanya tak menyurutkan Milorad Pavic untuk membuat novel mengenai bangsa ini. Hal ini malah memberinya ruang imajinasi yang tanpa batas untuk mengisahkan bangsa Khazar menurut versinya. Dalam hal ini Pavic secara sastrawi mencoba menjajaki dan menyingkap Polemik Khazar ke dalam novelnya secara menarik dan tidak biasa, yaitu dengan cara penyajian layaknya sebuah ensiklopedi.

Dari mana Pavic memperoleh idenya ini? dalam catatan pendahuluannya yang terdapat dalam novel ini, ia mengungkapkan bahwa novelnya ini adalah rekonstruksi ulang dari edisi orisinal kamus Khazar karya Daubmannus yang terbit pada tahun 1691 dan dimusnahkan secara barbar pada tahun 1692 karena dianggap sebagai buku sesat. Untungnya masih ada halaman-halaman atau fragmen-fragmen yang tersisa dari kamus edisi orisinalnya. Berdasarkan lembar-lembar yang tersisa inilah Pavic mencoba merekonstruksi seperti apa kira-kira wujud dan isi dari kamus yang telah lenyap itu.

Sama dengan edisi Daubmannus 1691, Pavic menyajikan bukunya ini dalam tiga bagian utama berdasarkan tiga sudut pandang agama yang saling merebut simpatik penguasa Khazar agar memilih agamanya. Pembagian bab buku ini masing-masing diistilahkan sebagai ‘buku’ , yaitu Buku Merah (perspektif Kristen), Buku Hijau (perspektif Islam), dan Buku Kuning (perspektif Yahudi) yang masing-masingnya memberikan penjelasan tentang bangsa Khazar beserta polemiknya.

Karena setiap bagian disajikan menggunakan sudut pandangnya masing-masing maka tentunya akan ada beberapa bagian yang saling bertentangan, namun ada juga yang memiliki persamaan, atau saling melengkapi satu bagian dengan bagian lainnya.

Tidak hanya polemik Khazar yang dibahas dalam buku ini namun ada berbagai lema lainnya mengenai bangsa Khazar seperti dongeng, anekdot, sejarah, sejarah kamus Khazar karya Daubmannus, dll, bahkan kisah tentang para peneliti bangsa Khazar di masa kini pun ikut mewarnai buku ini.

Dengan gaya penyajian novel seperti halnya sebuah kamus/ensiklopedia yang terususun berdasarkan alfabetikal maka jangan harap kita akan mendapatkan gambaran dan sejarah mengenai bangsa khazar secara kronologis. Akibatnya jika novel ini dibaca secara berurutan dari halaman pertama hingga terakhir, maka pembaca akan dibawa terlempar bolak-balik dari satu masa ke masa lainnya.

Bukan hal yang mudah memang untuk membaca novel ini. Pembaca yang tidak sabaran dan tidak telaten kemungkinan akan menyerah dan mogok di tengah jalan sebelum menamatkannya. Untungnya di awal buku ini, penulis memberikan pendahuluan yang berisi sejarah bangsa Khazar beserta polemiknya secara runut sehingga walau pembaca menyerah di tengah jalan, setidaknya ia bisa memperoleh gambaran umum mengenai bangsa Khazar dan polemiknya.

Seperti halnya ketika kita membaca sebuah ensiklopedia, tentunya kita tak harus membaca buku ini secara berurutan dari halaman pertama hingga akhir. Kita bisa membacanya dari mana saja. Bisa saja kita membacanya berdasarkan lema-lema yang kita sukai atau topic yang ingin kita ketahui. Karena ada tiga bagian yang mungkin akan memiliki lema yang sama, rasanya akan lebih mengasyikan jika kita memilih satu lema di bagian pertama lalu membandingkannya dengan lema yang sama di bagian yang lain.

Jadi memang diperlukan usaha kreatif dari pembacanya agar dapat menikmati novel dan menyatukan cerita yang tercerai berai ini dengan baik. Pavic sendiri sadar akan kesulitan yang mungkin akan dialami pembaca dalam memahami bukunya ini, karenanya dalam catatan pendahulaunnya ia memberikan sub bab tersendiri yang berisi cara penggunaan/pembacaan buku ini.

Namun Pavic juga menegaskan bahwa ia memberikan kebebasan pada pembacanya untuk mencerna buku ini. Ia menyarankan agar pembaca menemukan dan membuat jalannya sendiri bagaimana cara terbaik untuk membaca buku ini. Dan bagaimanapun cara memabacanya pastinya masing-masing cara akan memberikan sensasi sendiri pada pembacanya. Jadi Novel ini memang menantang kita untuk tidak bersikap pasif ketika membaca, tetapi berpartisipasi aktif menyatukan cerita yang terbagi-bagi.

Sebagaimana sebuah kamus atau endiklopedia, maka sangat wajar jika buku ini tidak perlu dibaca seluruhnya ; orang bisa membaca setengah, atau satu bagian saja. Namun harus pula diingat bahwa semakin banyak orang membaca dan mencari maka semakin banyak pula yang didapatkan di buku ini.

Semua berpulang pada pembacanya. Novel ini bisa saja menjadi buku yang membosankan, atau bisa juga membuat pembacanya merasa tertantang untuk menuntaskannya dengan caranya sendiri dan mengurai semua lema yang ada, menyatukan kisah-kisah yang tercerai berai untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai Bangsa Khazar, sebuah bangsa besar yang kini telah punah dari peta kebudayaan dunia.

@h_tanzil
Read more »

Kamis, 15 Oktober 2009

Behaving Badly (Jangan Bandel, Ya!)

Behaving Badly (Jangan Bandel, Ya!)
Isabel Wolf @ 2003
Lina Jusuf (Terj.)
GPU – November 2007
440 Hal.

Miranda Sweet, adalah seorang ahli ‘psikologi hewan’. Ia sempat menjadi dokter hewan, sebelum mendapat ‘pencerahan’ baru. Tapi, kehidupan pribadinya sendiri tampaknya butuh bantuan psikologi.

Dalam masalah percintaan, Miranda baru saja putus dari tunangannya, Alexander, seorang aktor yang diramalkan akan meroket karirnya. Alasan putusnya yang baru diketahui di tengah-tengah cerita ternyata lucu juga. Yang jelas, Alexander tampak bukan tipe pria pelindung perempuan.

Secara kebetulan, melalui Daisy, sahabatnya baiknya, Miranda mendapatkan seorang klien bernama Caroline yang bermasalah dengan anjingnya. Tak disangka-sangka, Miranda malah bertemu suami Caroline, orang dari masa lalu Miranda yang nyaris membuat hidupnya berantakan. Hidup Miranda terkesan biasa-biasa saja, tapi ternyata ia menyimpan rahasia besar – yang kalau sampai terungkap mungkin akan membuat segalanya hancur. Apalagi, James, suami Caroline itu, adalah seorang Menteri Pendidikan, politisi yang punya pengaruh. Andai Miranda berani membocorkan rahasia mereka, bukan tak mungkin James akan menghancurkan Miranda.

Perasaan bersalah membuat Miranda mencari seseorang dari masa lalunya yang sudah sakiti. Miranda dulu adalah seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak binatang. Sikap polosnya sempat membuat ia terjebak dengan orang yang dulu dikenalnya sebagai Jimmy, yang tak lain adalah James di masa kini. Miranda bertekad mencari anak muda yang ia sakiti dulu. Ia ingin mengakui kesalahannya dan berdamai dengan masa lalunya.

Karir Miranda cukup maju. Semakin banyak client, semakin banyak majalah yang ingin mempublikasikan sosok Miranda. Kesempatan baik untuk membuat prakteknya semakin terkenal. Salah satu klien Miranda bekerja di sebuah majalah dan tertarik untuk memuat profil Miranda. Sengaja Miranda minta seorang fotografer yang mungkin saja sosok anak muda yang ia cari.

Selebihnya, mudah ditebak. Si fotografer memang orang yang ia cari, ternyata mereka berdua saling jatuh cinta dan Miranda terjebak dalam sebuah dilema antara takut mengakui kesalahan masa lalunya atau terus berbohong agar tidak kehilang sang fotografer.

Gue suka nih, chicklit yang begini. Yang isinya bukan cewek konyol, yang payah dalam segala hal. Miranda adalah cewek cerdas dan bertanggung jawab. Dan, serunya buku ini, banyak rahasia-rahasia yang diceritain pelan-pelan, baru terungkap di tengah-tengah bahkan nyaris mendekati akhir. Bacaan ringan, tapi gak bikin langsung menguap setelah selesai dibaca.
Read more »

Rabu, 14 Oktober 2009

Ink Exchange

Ink Exchange (Jalinan yang Memikat)
Melissa Marr @ 2008
Monica Dwi Chresnayani (Terj.)
GPU - September 2009
352 Hal.

Semenjak menjadi Ratu Musim Panas, Aislinn harus melindungi teman-teman mortalnya seperti Seth dan Leslie agar bebas dari gangguan para faery atau fey. Kerajaan Musim Panas bekerja sama dengan Kerajaan Musim Dingin, untuk menciptakan ‘perdamaian’ di antara para faery mereka. Bahkan Ratu Musim Dingin yang baru, Ratu Donia, menghadiahkan musim panas yang datang lebih awal.

Tapi, masih ada yang tidak gembira dengan ‘persekutuan’ kedua kerajaan itu, yaitu para faery di Kerajaan Kegelapan. Bagi mereka, dengan adanya perdamaian, berarti kekacauan berkurang, padahal mereka ‘makan’ dari rasa takut para mortal yang ditimbulkan karena adanya kekacauan itu. Untuk itulah, Irial, Raja Kerajaan Kegelapan, membutuhkan gadis mortal, sebagai penghubung antara faery dan mortal.

Leslie, sahabat baik Aislin, hidup penuh ketakutan dan kekhawatiran semenjak ibunya pergi meninggalkan keluarga mereka. Ayahnya jadi gemar berjudi, kakaknya Ren malah terjerat dalam obat-obat terlarang dan kerap ‘mengorbankan’ Leslie demi menghindar dari hutang. Leslie mencari rasa aman dan nyaman untuk dirinya sendiri. Leslie mencoba lari dari masalahnya. Ia mencari sebuah ‘sarana’ untuk itu. Kegemarannya pada tattoo membuat ia yakin, bahwa dengan merajah tubuhnya, ia akan terbebas dari segala rasa takut itu, ia mereka akan menjadi seorang Leslie yang baru.
Tanpa disadari, Leslie memilih sebuah gambar yang membawa bahaya. Gambar milik Irial, yang dengan ‘tercetak’nya gambar itu di tubuh Leslie, menjadikan Leslie sebagai Gadis Bayang-Bayang Irial. Menjadi ‘milik’ Irial membuat Leslie mabuk kepayang, antara sadar atau tidak, Leslie ‘menuntaskan’ rasa lapar Irial dan faery-faery Kerajaan Kegelapan lainnya.

Niall, salah faery Kerajaan Musim Panas yang ditugaskan menjaga Leslie, berusaha menyelamatkan Leslie. Tapi, ketika mortal sudah jadi ‘milik’ salah satu kerajaan, susah untuk ditarik ke kerajaan lain. Apalagi Niall ternyata jatuh cinta dengan Leslie.

Buku kedua lebih rumit dari buku pertama. Kalau waktu baca Wicked Lovely, gue rada bingung dengan alur ceritnya, maksud ceritanya karena begitu banyak faery yang ‘berkeliaran’. Tapi di buku kedua, gue pelan-pelan mulai mengerti. Kalo di buku ini, lebih banyak Leslie yang yang ‘berperan’ karena memang fokusnya di Leslie.

Faery – apakah ini peri? – berbeda dari gambaran peri-peri imut-imut, mungil, lucu dan baik hati. Justru di sini, faery suka mengganggu manusia. Kalo faery Kerajaan Musim Panas suka pesta, faery Kerajaan Musim Dingin cenderung muram, dan lebih mengerikan faery Kerajaan Kegelapan, mereka suka ‘memikat’ mortal, menyedot habis energi mereka, sehingga para mortal lupa diri. Kadang mortal jadi ‘kecanduan’, dan ketika sudah tidah bisa bertahan, ada yang jadi gila bahkan mati. Faery Kerajaan Kegelapan suka kekacauan, perang atau rumah sakit jiwa – tempat di mana banyak rasa takut.

Tapi, meskipun Irial itu terkesan dingin, gue cukup ‘tersentuh’ ketika Irial menyerahkan takhta Raja Kerajaan Kegelapan kepada Niall, lalu ternyata Leslie berhasil ‘mempengaruhi’ perasaan Irial jadi sedikit lebih ‘manusiawi’ atau lebih lembut.

Read more »

Selasa, 06 Oktober 2009

The Secret Garden

The Secret Garden: Persahabatan Sejati di Tengah Taman Rahasia
Frances Hodgson Burnett @ 1909
Rien Chaerani (Terj.)
Qanita, Cet. I - Agustus 2009
460 Hal.

Satu lagi karya klasik diterbitin sama Qanita. Kali ini adalah The Secret Garden (dulu kalo gak salah sih, pernah diterbitin sama Gramedia dengan judul Kebun Rahasia – menyesal buku ini hilang).

Cerita tentang Mary Lennox, anak perempuan yang nyaris sebatang kara. Mary lahir di India. Sejak lahir, ibunya langsung menyerahkan pengasuhan Mary kepada seorang ayah – pengasuh dari kalangan penduduk pribumi, karena ia tidak menginginkan anak perempuan. Mary juga praktis tidak pernah bertemu dengan ayahnya yang sibuk dengan pekerjaannya.

Mary tumbuh menjadi anak yang manja, keras kepala dan pemarah. Ia tidak peduli pada apa pun, sama halnya dengan nyaris tidak ada yang peduli dengan dirinya. Bahkan ia hampir saja terlupakan ketika wabah penyakit menyerang dan orang tua serta ayah-nya meninggal karena penyakit itu. Ia terlupakan di tengah rumah yang besar dan sepi, untung saja ada seorang tentara yang menemukannya.

Mary kemudian pergi ke Inggris, tempat di mana pamannya, Mr. Craven tinggal. Ia adalah wali Mary dan tentu saja wajib untuk mengurus Mary sampai ia dewasa. Mr. Craven sangat misterius, ia sering bepergian dan meninggalkan rumahnya yang besar. Mary tinggal bersama para pelayan dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Mary boleh bermain di mana saja, asal jangan masuk ke sebuh kebun yang tertutup dan terkunci selama sepuluh tahun.

Mary sempat membuat Martha, salah satu pelayan di rumah itu bingung. Mary terbiasa dilayani, bahkan untuk urusan memakai sepatu dan baju. Tingkah laku Mary juga sangat menyebalkan.

Tapi, ketika ia ‘bertualang’ di luar, menghirup udara segar, dan tentu saja mencari kebun rahasia, membuat Mary jadi lebih ceria, jauh berbeda dari saat ia pertama kali datang. Perkenalannya dengan Dickon – adik Martha, juga memberi warna tersendiri dalam hari-harinya. Dickon yang bersahabat dengan berbagai binatang.

Ternyata ada satu rahasia lagi di rumah itu, rahasia besar yang sampai-sampai para pelayan tidak berani bercerita pada Mary. Rahasia tentang seorang anak laki-laki yang divonis akan segera meninggal, atau hidup dalam keadaan cacat.

Kehadiran Mary membawa perubahan besar bagi kehidupan di rumah besar yang sepi dan suram itu.

Cerita ini khas cerita-cerita persahabatan. Penuh petualangan (meskipun bukan a la Lima Sekawan), penuh rahasia, penuh makanan yang lezatttt… Gue seneng banget sekarang banyak cerita-cerita klasik yang diterbitin lagi. Membuat gue kembali bernostalgia, inget sama bacaan gue waktu masih SD dulu… hehehe..

Read more »

Wicked Lovely (Pesona yang Menawan)

Wicked Lovely (Pesona yang Menawan)
Melissa Marr @ 2008
Monica Dwi Chresnayani (Terj.)
GPU - Juli 2009
368 Hal.

Aislinn tau, dia tidak boleh menatap faery, tidak boleh bicara dengan faery, apalagi menarik perhatian faery. Itulah yang diajarkan neneknya kepada Aislinn. Neneknya selalu mengkhawatirkan keselamatan Aislinn sehubungan dengan faery-faery itu. Tapi, dia tidak pernah tau apa alasannya.

Bagaimana pun Aislinn menghindar, faery-faery tetap berkeliaran di sekitarnya. Apalagi seorang faery dengan ‘wujud’ tampan mendekatinya terus, tak peduli seberapa kuat Aislinn menolaknya.

Kenapa Aislinn yang jadi pilihan? Karena Keenan, sang Raja Musim Panas kaum Faery yakin, Aislinn-lah calon pendamping yang tepat, calon Ratu Musim Panas. Keenan benar-benar berharap akan hal itu. Karena kalau ternyata dugaan Keenan salah, Aislinn harus memegang tongkat musim dingin, dan akan mempengaruhi gadis selanjutnya untuk tidak percaya pada Keenan.

Tapi, Aislinn ingin tetap pada kehidupannya yang mortal. Apalagi ia jatuh cinta pada cowok urakan bernama Seth. Tadinya Seth adalah cowok yang senang gonta-ganti pasangan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk menjalin hubungan lebih serius dengan Aislinn. Seth memberikan rasa aman dan nyaman pada Aisilinn yang sering meresa risih karena bisa melihat dan diikuti oleh para fey dan faery. Apalagi Seth tinggal di dalam sebuah gerbong berdinding besi – yang cukup ampuh untuk menjauhkannya dari para fey dan faery itu.

Meskipun Aislinn terus menghindar, Keenan tetap gigih mendekati Aislinn. Dengan memakai glamour – sebuah sarana penyamaran agar tampak seperti mortal – Keenan mendaftarkan diri di sekolah yang sama dengan Aislinn.

Masalah Keenan bukan hanya terletak pada ‘urusan’ mempengaruhi Aislinn, tapi juga ia harus menghadapi Beira, Ratu Musim Dingin, yang tak lain adalah ibunya sendiri. Beira adalah ratu yang kejam. Ia ingin dunia ini selalu dilingkupi oleh musim dingin yang abadi. Beira tidak ingin ada pasangan untuk anaknya yang artinya nyawa Aislinn pun terancam.

Novel ini berbau fantasi dengan nuansa ‘gelap’. Agak-agak berbau-bau gothic. Aislinn adalah tokoh perempuan yang berusaha kuat meskipun punya ketakutan. Tinggal di sebuah daerah yang tingkat kriminalitasnya tinggi, obat-obatan beredar dengan bebas di antara para pemakai.

Gue jadi ikut ‘terjerat’ pesonanya Keenan. Dan sekarang gue lagi baca buku keduanya – yang lebih nyeritain temennya Aislinn, Leslie si penggemar tattoo.

Read more »