Minggu, 29 April 2012

Danur



Pernakah terbayang olehmu berkenalan oleh makhluk halus yang sering kau sebut hantu? mengobrol,bercanda tawa, bahkan menjalin persahabatan dengannya?
Hal itulah yang dialami oleh seorang Risa Saraswati. Sejak kecil ia sudah terpisah dari kedua orang tuanya dan tinggal bersama nenek dan sepupunya di sebuah rumah peninggalan Belanda. Disanalah pertemuan pertamanya dengan makhluk dimensi lain terjadi. Ia berkenalan dengan Peter, Hans, Hendrick,William,dan Jahnsen, lima anak hantu Belanda yang mendiami rumah tua itu bersama hantu keluarga Belanda lainnya. Anehnya tak ada sedikitpun rasa takut yang menghinggapinya. Yang ada hanyalah kenyamanan dan rasa persahabatan yang didapatnya dari kelima anak hantu Belanda tersebut.


Risa pun setelah itu merasa  tak lagi  diliputi kerinduan pada orang tuanya di desa karena  lima sahabat hantunya telah berhasil mewarnai hari-harinya. Mereka berlima hadir membawa keceriaan dan kebahagiaan dalam hidupnya.  Karenanya, sebagai sahabat pula, Risa berusaha mencoba menjadi pendengar baik untuk sahabat-sahabat hantunya. Kebanyakan dari mereka bercerita mengenai kesedihan yang masih terus mereka berlima  rasakan karena ulah kekejaman Jepang  yang merengut paksa kehidupan dari diri mereka. Terkadang dalam bercerita, mereka kerap menunjukan ekspresi kemarahan,amukan,serta jeritan yang diikuti perubahan wujud mereka yang seringkali mengerikan. Risa yang saat itu masih belia, tanpa rasa takut ,mencoba untuk bersikap simpati dan diam-diam memilih mengambil hikmah dari setiap kisah tragis yang dialami sahabat-sahabat hantunya serta lebih banyak bersyukur pada kehidupan yang ia tengah miliki saat itu.


Tahun demi tahun berlalu dengan cepat. Persahabatan istimewa antara Risa dan kelima sahabat hantunya diuji. Risa yang saat itu tumbuh dan  berkembang pesat menuju usia remaja berjanji pada Pieter untuk mengakhiri hidupnya diusia yang sama dengan Pieter kala itu, 13 tahun. Alasannya tidak lain adalah agar mereka selamanya tetap bersama tanpa takut menjadi dewasa . Ia pun  mencoba menepati janji itu dengan melakukan percobaan bunuh diri selama tiga kali dan semuanya gagal. Risa pun menyesal karena melanggar janji yang tak seharusnya ia ucapkan itu. Tapi nasi telah menjadi bubur. Pieter marah besar hingga kemudian mengajak serta keempat sahabat hantu lainnya untuk menjauh selamanya dari kehidupan Risa. 
 Risa pun ditinggal sendiri. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan dunia normal yang seharusnya menjadi tempatnya berada sejak dulu. Dengan kebulatan tekad, ia pun mencoba menutup mata dan telinga terhadap kemampuannya melihat hantu-hantu yang datang silih berganti dalam berbagai wujud demi meminta pertolongan darinya. Ia sudah muak dengan kemampuan supranatural ini. Sejak kepergian kelima sahabat terbaiknya ia merasa tak lagi ingin berhubungan dengan hantu manapun. Hantu hantu itu hanya memberi energi negatif padanya melalui kisah-kisah tragis mereka dan ia sama sekali tidak menginginkan semua itu. Lantas apa yang sebenarnya yang inginkan? apakah ia harus melepaskan kemampuan supranaturalnya demi menjadi manusia normal seutuhnya?kalau ia melakukan hal itu, ia tahu benar tak akan bertemu lagi dengan Pieter dan sahabat-sahabat hantunya yang ia cintai. Apa yang harus ia perbuat?Bagaimanapun juga ia tidak sanggup menolak lubang-lubang kerinduan yang menganga dalam dirinya. Ia butuh mereka berlima disisinya, tapi apa itu salah?


Melihat sekilas judul buku ini, kita akan bertanya-tanya, Apa sebenarnya maksud dari Danur itu sendiri? Setelah ditelisik, Danur itu ternyata ialah air yang keluar dari jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Terasa menyeramkan? Tapi setidaknya Danur disini merupakan gerbang dialog tersendiri bagi Risa untuk berkomunikasi dengan makhluk dimensi lain termasuk dalam mengkomunikasikan izin penyajian kisah sehingga kisah buku ini bisa nikmati siapapun.


Bagiku pribadi, buku ini merupakan sebuah bacaan yang sangat menarik dengan tema horor yang diangkatnya.Plotnya sama sekali tidak klise dan  alur dalam buku ini juga mengalir apa adanya. Tidak ada paksaan untuk harus mempercayai apapun yang tertulis karena layaknya diari, buku ini seperti tengah bercerita tanpa berusaha menuntut. Setiap pengolahan kata dan diksinya juga pas, awal yang bisa dikatakan sangat baik bagi penulis baru seperti Risa.Tidak hanya itu selipan humor didalamnya--meski tidak banyak---memberikan ruang bagi pembaca untuk sejenak rileks  dari kisah serius perjalanan dan pergolakan batin Risa selama ia berhubungan dengan makhluk dari dimensi lain.


Janshen: Risa, aku kangen kakakku..
Risa:Aku tahu pasti malam ini kamu ingat padanya. Anna yang cantik kebanggaanmu itu,kan?
Janshen: Iya, Anna kakakku yang cantik!Lebih cantik dari kamu Risa! 
Risa: Aku tahu kok! pasti Anna hidungnya mancung,sementara hidungku jongkok tak menarik.
Janshen: Siapa bilang hidungmu jongkok? 
Risa: mmm...baiklah,kalau begitu hidungku duduk!
Janshen: Bukan!Hidungmu tidur terlentang! Hahahaha
Risa: Janshen!!! dasar ompong! 
(60-61)


Bagaimanapun juga aku hanya bisa mengatakan bahwa buku setebal 216 halaman ini sama sekali tidak semenakutkan yang dikira. Meski menceritakan kisah Risa dan pengalamannya bersama para makhluk tak kasat mata, hal itu lantas tak membuat buku ini murni horor dan hanya berusaha menakut-nakuti. Disini pembaca akan mendapati sisi manusiawi para hantu yang dulunya pernah hidup dalam sudut pandang berbeda-beda. Kisah mereka pun juga patut dijadikan pembelajaran dalam mengoreksi hidup kedepannya. Tapi percaya atau tidak pada kisah hantunya, Risa hanya bisa menegaskan seperti dalam kata pengantar buku ini. " Tidak perlu mempercayai keberadaan mereka karena mereka tak butuh pengakuan " Ya, mereka hanya butuh untuk didengar…

=================

Judul : Danur
Penulis : Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
Terbit : @2012
ISBN : 602-220-019-9
Tebal : 216 hal

=================

Ost Danur (Risa Saraswati ft Arina-Mocca)


Read more »

Harun dan Samudera Dongeng



Harun dan Samudera Dongeng (Harun and the Sea Stories)
Salman Rushdie @ 1990
Anton Kurnia & Atta Verin (Terj.)
Penerbit Serambi – Cet. I, September 2011
224 hal.
(Gramedia Plasa Semanggi)

Harun tinggal di sebuah kota bernama Alifbay, sebuah kota yang sedih. Semua yang ada di sana menebarkan kesedihan. Makan ikan jadi sedih, asap yang keluar dari pabrik membuat kota semakin murung.

Harun adalah anak seorang pendongeng, bernama Rasyid Khalifa. Dongeng yang diceritakan Rasyid adalah dongeng yang gembira dan ceria. Bayangkan di tengah-tengah penduduk kota yang muruh, muncul sedikit keceriaan dari seorang Rasyid Khalifa. Maka itu, ia sering disebut Raja Omong Kosong.

Suatu hari, petaka ‘singgah’ di rumah Harun. Ibunya pergi, melarikan diri bersama suami tetangga mereka. Rasyid Khalifa dirundung kesedihan, hingga saat ia harus mendongeng, tak sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Meski begitu, masih ada yang mengundang Rasyid Khalifa untuk mendongeng. Namun Harun khawatir dengan ayahnya. Bagaimana jika ayahnya tidak mampu mendongeng. Hukuman berat pastilah menanti mereka.

Suatu malam, Harus bertemu dengan Jin Air bernama Jikka, yang memasok aliran dongeng dari Samudera Dongeng. Sesuatu telah ‘menyumbat’ aliran itu, hingga ayah Harun tak bias mendongeng lagi.

Maka, malam itu, dimulailah sebuah petualangan yang menakjubkan dengan misi membuka kembali sumbat aliran di Samudera Dongeng.

Di sinilah dongeng yang ‘sebenarnya’ dimulai. Muncul teman-teman baru Harun, selain Jikka si Jin Air, ada Tappi – burung bulbul mesin, Tukang Kebun Terapung dan Cerewet. Ada pasukan Halaman, Kitab dan Bab.  Ada pertempuran antara Negara Guppe dan Chup.

Gue pikir cerita ini akan lebih mudah untuk ‘dicerna’ dibandingkan dengan Midnight Children yang sampai sekarang masih belum berhasil gue tuntaskan. Yah, ini kan termasuk cerita anak-anak, kali-kali aja gitu kata-katanya lebih ‘bersahabat’. Hehehe.. ternyata gak juga ya… lumayan lama gue menyelesaikan buku yang gak terlalu tebal ini, dan, harus bolak-balik untuk bisa menangkap cerita di dalam buku ini. Ada dongeng di dalam dongeng. Butuh imajinasi yang ‘tinggi’.

Buat gue, sebenarnya nih.. ini cerita yang indah… tentang kasih sayang seorang anak pada ayahnya. Dan, satu lagi yang keren nih… di awal cerita, ada sebuah puisi yang setiap baitnya merupakan inisial dari nama anak Salman Rushdie. Anton Kurnia dan Atta Verin berhasil menerjemahkan dengan indah, dan gak merubah huruf awalnya.
Read more »

Kamis, 26 April 2012

Diary of a Wimpy Vampire #2: Prince of Dorkness



Nigel Mullet kembali!! Apa yang terjadi padanya sekarang? Apakah nasibnya masih seburuk sebelumnya?


Jangan salah,ternyata Nigel telah menjadi siswa populer di sekolahnya setelah mendapatkan kekuatan istimewanya sebagai vampir. Tidak hanya itu ia berhasil menjadikan Chloe Sparrow--gadis yang telah lama ia incar--sebagai pacar. Semenjak itulah hidup Nigel Mullet terasa luar biasa. Ia sering dikelilingi oleh banyak siswi-siswi cantik dan bersinar dalam bidang olah raga karena kekuatannya sebagai vampir. Karena itu Nigel semakin percaya diri  dan tidak segan segan menyebut dirinya sebagai vampir yang tampan dan paling  karismatik di muka bumi.

Namun sepertinya kebahagian Nigel tidak berlangsung lama. Jason,anak laki-laki bertubuh besar yang baru pindah ke sekolahnya diam-diam  menggeser kepopulerannya. Nigel merasa terancam. Ia pun merasa perlu bertanding diberbagai kompetisi olah raga demi mengembalikan kejayaanya sebagai bintang sekolah. Tapi anehnya Jason sepertinya bukan manusia biasa seperti yang ia sangka. Dia memiliki tubuh yang banyak bulu  dan memiliki kekuatan supranatural yang setara dengannya. Hal itu terbukti dari kemenangan Jason yang  seimbang dengannya setiap kali mereka berdua bertanding. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?Mungkinkah Jason bukan manusia biasa? lalu siapa dia sebenarnya?


Disamping tekanan dari kepopuleran Jason yang tiba-tiba, Chloe, pacar Nigel semakin membuatnya pusing dengan desakan untuk merubahnya  sebagai vampir. Chloe merasa tidak ingin tersisih dari lingkungan Nigel yang abadi dan menurutnya memiliki keabadian adalah satu-satunya yang diinginkannya saat ini. Namun Nigel menolak keinginan Chloe itu. Ia beralasan bahwa Chloe belum memahami segalanya. Tidakkah dia menyadari menjadi makhluk abadi adalah kutukan yang selama ini tidak pernah ia inginkan?Kehausan tanpa darah dan melihat orang terdekat mati sedangkan diri sendiri abadi selamanya. Bukankah itu cukup buruk,eh?Namun sayang,keesokan harinya, secara tiba-tiba Chloe dengan sepihak meminta putus dari Nigel dan memilih Jason sebagai pengantinya. Mengetahui itu Nigel syok apalagi ditambah kekuatannya sebagai vampir  mendadak hilang membuat keadaannya semakin lama semakin memburuk.


Setelah itu semua tidak perlu waktu lama bagi Nigel untuk menyadari bahwa kehidupannya kini benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Ia sekarang berada dikehidupannya yang membosankan seperti sedia kala. Tanpa kekuatan dan tanpa Chloe disisinya. Apalagi seorang vampir tua menyebalkan yang mengaku telah diubah oleh ayahnya di Paris akhirnya bergabung sebagai warga baru dan menjadi penguasa  yang menginjak-injak haknya di rumah. Nigel pun terpuruk dalam jurang kemalangan. Ia pun berusaha menghibur diri dengan menulis buku (yang kemudian dikirimkan ke penerbit;lalu di tolak.) dan puisi    yang menurutnya--lagi-lagi--sebagai mahakarya yang luar biasa..
Berikut adalah satu puisi patah hatinya sukses ia tulis:


Dikhianati


Kupikir kau berbeda
Ternyata kau sama saja
Serakah dan egois
Dan tak tahu malu
Seandainya aku memerhatikan
Apa yang tertulis dalam brosur ayah
Aku mungkin tidak punya deyut nadi
Tapi kau benar-benar mati


(95)


Kembang api


Cinta kita bagaikan mercon
Sinarnya silau dan singkat
Cinta kita bagaikan kembang api Roda Catherine
Berputar dengan berkas yang berbinar
Cinta kita bagaikan kembang api tongkat
Mendesis dengan api menyala-nyala
Namun sekarang cinta kita rusak
Dan sepertinya layaknya kembang api rusak
Kita tidak boleh kembali ke sana


(167-168)


Lalu  bagaimana tindakan Nigel selanjutnya?berhasilkah ia menguak identitas rahasia  yang selama ini ditutup-tutupi oleh Jason? Dan yang terpenting apakah  kekuatan dan hubungannya dengan Chloe akan kembali seperti semula?


Unpredictable. Itu kata yang pastinya aku sematkan untuk buku kedua Tim Collins ini. Tidak pernah kuduga akhir kisah Nigel di buku kedua ini akan seperti itu (kamu harus membacanya jika ingin tahu). Ohh, kukira aku bisa meyakinkan diriku bahwa aku adalah seorang cukup jitu dalam  memprediksikan akhir kisah di buku, tapi sepertinya buku yang satu ini harus membuatku mengaku kalah.


Collins tidak hanya  benar-benar membuat pembaca sulit menebak akhir kisah yang dibuat dalam format diari ini tapi juga membuat plot cerita di buku ini lebih seru ketimbang buku sebelumnya. Cukup banyak konflik menarik  dan  semua diolah dengan gaya sarkastik yang lucu dan alami. Membacanya alih-alih membuatku bosan, aku malah senyum dan tertawa sendiri tidak jelas.hehehehe Good job, Collins!


=================

Judul : Diary of Wimpy Vampire #2: Prince of Dorkness
Penulis : Tim Collins
Penerjemah: Harisa Permatasari
Penerbit: Kantera
Terbit : @2012
ISBN : 978-602-98377-5-9
Tebal : 284hal

=================

Read more »

The Last Secret


Judul               : The Last Secret
Penulis            : Lynn Sholles dan Joe Moore
Penerjemah     : Istiani Prajoko
Penyunting       : Adi Toha
Tebal              : 504 hlm
Cetakan           : April 2012
Penerbit           : Serambi Ilmu Semesta




           Diyakini, Tuhan telah menurunkan 12 tablet kristal kepada pemimpin-pemimpin spiritual  peradaban kuno yang tumbuh dan berkembang selama sejarah peradaban manusia. Tablet yang sama diyakini juga diturunkan kepada Nuh agar ia membuat bahtera raksasa dan mengangkut sepasang binatang di dalamnya agar mereka diselamatkan dalam Banjir Besar. Tablet-tablet kristal itulah yang merupakan kunci untuk menguak apa yang sebenarnya terjadi dengan sejumlah peradaban besar dari dunia kuno yang tiba-tiba menghilang.

Pesan tersebut dipahami oleh peradaban maju Atlantis, kaum Druid yang membangun Stonehenge, orang-orang yang membangun patung moai di pulau Paskah, peradaban Maya di selatan, kaum Mali Afrika barat,  Anasazi—mereka semua lenyap dalam semalam tanpa jejak”. (482)

          Sayangnya, 9 tablet kristal telah dihancurkan, sementara tiga tablet yang tersisa terancam dihancurkan juga oleh kelompok-kelompok rahasia yang disebut-sebut mencengkeram dunia dengan kekuasaannya.  Sementara itu, di dekat reruntuhan Machu Pichu, Peru, seorang wartawan terkenal Cotton Stone menjadi saksi ketika sekelompok ilmuwan menemukan tablet kesepuluh. Penemuan itu disusul dengan munculnya kabut dan gerombolan kunang-kunang yang entah bagaimana membuat orang-orang di sana menjadi gila dan bunuh diri. Semuanya tewas kecuali Cotton dan tablet itu hilang. Ia kemudian diselamatkan oleh seorang petinggi spiritual di kedalaman hutan pegunungan Andes. Peristiwa serupa terulang di reruntuhan peradaban Anasazi di New Mexico. Kabut dan kunang-kunang kembali muncul untuk menghancurkan tablet kristal kesebelas. Tinggal satu tablet yang tersisa dan tidak ada yang mengetahui di mana tablet kedua belas itu disembunyikan.

          Sementara itu, wabah bunuh diri mulai merebak di penjuru dunia. Bahkan, sang Ratu Inggris dan keluarganya tidak luput dari wabah mengerikan ini. Di Vatikan, Sri Paus memerintahkan para pastor di penjuru dunia untuk melakukan prosesi pengusiran setan. Diduga, setan dan iblis telah merasuki manusia dan merenggut jiwa mereka dengan memaksa untuk bunuh diri—sebuah perbuatan dosa yang tidak diterima oleh Tuhan. Saat itu juga, Cotton baru mengetahui kalau yang tengah ia hadapi bukanlah sekelompok persaudaraan rahasia yang hendak menghancurkan sendi-sendi agama besar dunia. Lebih dari itu, ia tengah berperang melawan nefilim atau para malaikat yang jatuh (terbuang) dari surga karena telah terjebak oleh bujuk rayu Lucifer dalam perang besar. Kaum malaikat yang terusir inilah yang kemudian berusaha membalas dendam kapada Tuhan dengan menghancurkan 12 tablet yang konon “ditulis langsung oleh Tuhan”.
Dengan bantuan seorang teman dari Vatikan, Cotton harus berjibaku menemukan kristal terakhir yang akan menyelamatkan umat manusia dari wabah bunuh diri. Ketika ia akhirnya menemukan kristal itu, kabut dan kunang-kunang telah mulai bergolak di kota-kota besar, seluruh dunia terancam oleh wabah bunuh diri yang digerakkan oleh sebuah kuasa kegelapan. Saat itu, baik gereja dan seluruh umat manusia bergantung kepada keteguhan hati Cotton dalam melawan Sang Terbuang. Putri Sang Malaikat yang Terbuang akan memimpin pembersihan terhadap kuasa kegelapan yang hendak menghancurkan manusia.

           Bravo, salut untuk penulisan novel dengan genre yang “campur-aduk-tapi-rapi” seperti The Last Secret ini. Sejak halaman pertama, pembaca sudah diajak tegang dengan peristiwa pembajakan sebuah pesawat berpenumpang 280-an oleh pilotnya sendiri. Sang pilot tiba-tiba menembak dirinya sendiri, membiarkan pesawatnya meledak berkeping-keping di udara. Teknik bercerita “langsung tegang” seperti ini mengingatkan pembaca pada novel-novel Dan Brown atau Michael Chrichton. Bab selanjutnya, penulis membawa pembaca ke puncak pegunungan Andes untuk menemukan artefak dari dunia kuno. Dari sini, pembaca digiring untuk berpetualang ala Indiana Jones. Belum sempat bernapas, penulis memaksa pembaca berkejaran dengan waktu untuk mencari data dan alamat, persis sebagaimana ketegangan dalam novel-novel spionase. Dan, yang terakhir, penulis menjungkir balikkan seluruh konsep “nyata” dalam novel ini dan mengabungkannya dengan genre fantasy-religi tentang nefilim—kaum keturunan malaikat yang jatuh—dan kuasa kegelapan yang mengancam manusia.

          Begitulah, novel penuh warna ini begitu mengasyikan untuk disimak karena rasa dan genrenya yang rame. Dalam alurnya yang cepat dan perpindahan setting yang begitu mendadak, pembaca seperti tidak diberi kesempatan untuk meletakkan buku ini. Setiap akhir bab mengundang misteri lain yang hanya bisa ditemukan jawabannya pada bab-bab berikutnya. Sebagai bonus, ada banyak sekali data dan informasi sejarah faktual yang dibeberkan oleh penulis dalam buku ini, misalnya fakta bahwa obelisk Mesir yang disebut Jarum Cleopatra (Cleopatra Needle) di London ternyata kembar dengan obelisk serupa yang ada di Central Park New York. Banyak juga terminologi khas gerejawi yang bertebaran (misal tentang pertempuran melawan pasukan Iblis di Armagon), pembahasan singkat tentang dunia pararel dan fisika kuantum, serta sedikit pelajaran meditasi dan kesadaran diri.

            “Kita semua berasal dari energi yang sama … dalam segala sesuatuyang kita lakukan, kita harus menghormati seluruh alam semesta. Kita ini adalah hasil pikiran-pikiran kita sendiri.” (hlm 130)
Sepertinya, ada begitu banyak kekayaan data yang begitu berlimpah yang berupaya dijejalkan dalam novel ini. Kualitas inilah yang menjadikan The Last Secret begitu “mengenyangkan” setelah dibaca.          
Read more »

Pemenang BBI 1st Giveaway Hop

Pemenang BBI 1st Giveaway Hop




BBI 1st Giveaway Hop yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Blogger Buku Indonesia (BBI) yang pertama berakhir sudah. Hingga batas penutupan pd tgl 26 April 2012 pkl. 23.59 wib, Giveaway Hop di blog ini diikuti oleh 54 peserta yang menjawab pertanyaan yang saya ajukan yaitu :

"Selama ini buku karya penulis lokal atau penulis asing (terjemahan) yang kamu baca? dan sertakan alasannya kenapa selama ini buku karya penulis lokal or penulis asing yang paling banyak dibaca" 


dan berdasarkan undian berdasarkan random.org maka pemenang BBI 1st Giveaway Hop adalah :

Sdri. Fenny Herawaty Yusuf,  / http://fennyyusuf.blogspot.com

Selamat  ya!, dengan demikian Sdri. Fenny berhak mendapatkan sebuah buku inspiratif Playing "God" by Rully Roesli


Mohon Sdri. Fenny untuk memberikan alamat kirimnya ke email htanzil@gmail.com atau melalui DM twitter di @htanzil 

Apa saja jawaban dari ke 54 peserta Giveaway Hop kali ini? silahkan simak jawaban2 menariknya di sini

Demikian pengumuman pemenang BBI 1st Giveaway Hop, buat yang belum beruntung jangan kecewa, dan sampai jumpa di Giveaway Hop berikutnya..  "keep reading and blogging"

salam,
@htanzil


Read more »

Pengumuman Pemenang 1st BBI Giveaway 2012

Pengumuman ...pengumuman ...     



    Akhirnya, setelah semua komentar di blog tidak saya baca sama sekali demi menjaga objektivitas dan prinsip LUBER (LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA) dan juga karena tidak ada serangan fajar atau amplop sogokan yang nyasar,   maka sejak pagi buta tadi saya tadi saya sudah mandi keramas demi menyambut hari besar ini, yak ... inilah hari di mana seluruh warga Capitol *aduh* warga dunia menjadi saksi dari siapa sesungguhnya pemenang 1st BBI giveaway dengan hadiah berupa buku: 
   
        dan buku ...



yang akan diumumkan sebentar lagi. Adapun, dari seluruh 52 komentar yang masuk dan menfollow blog serta twitter saya, semuanya saya masukan dalam undian model arisan yang aseli random habis. Nama pertama yang keluar akan saya anggap sah sebagai pemenang, tidak ada kopyokan ulang atau pengulangan undian agar seluruh rumput di taman tahu bahwa undian ini sudah serandom-randomnya. Dan, setelah melalui proses pengundian yang menguras keringat maka didapatkan nama pemenang bagi kedua buku cantik di atas adalah ...













adalah ...


















adalah ...

























adalah















































Oky Septiya


Selamat ya, silakan DM no hp dan alamat ke twiter saya serta amplop dengan isi dana bantuan sekedarnya xixixi!!!!!



Read more »

Rabu, 25 April 2012

The Alchemyst, The Secret of the Immortal Nicholas Flamel


Judul   :The Alchemyst, The Secret of the Immortal Nicholas Flamel
Penulis            : Michael Scott
Penerjemah  : Berliani M. Nugrahani
Tata letak       : MAB
Cetakan        : ke-7, Juni 2010
Tebal               : 503 halaman
Penerbit         : Matahati



            Kalau ada ungkapan Don’t judge a book by its cover, maka saya terpaksa mengecualikan novel tebal ini. Sampul depan yang dipenuhi dengan simbol-simbol kuno serta cetakan timbul dari tinta emasnya telah membuat saya jatuh hati pada buku ini, jauh sebelum saya ikut terhanyut dalam petualangan menakjubkan di dalamnya. Boleh percaya boleh tidak, rata-rata orang bisa membaca novel ini antara 1-3 hari, bahkan buku seri keempatnya The Necromancer habis saya lahap hanya dalam waktu 4-5 jam. Rekor ini hanya bisa disamai oleh pembacaan seri Harry Potter yang bisa habis dalam 2-4 malam. Secara umum, seri ini mengambarkan pertempuran antara manusia abadi melawan Ras Tetua yang hendak kembali menguasai dunia.
            Perpaduan antara kisah fantasi klasik dan aksi mendebarkan tiada henti merupakan kunci dari kesuksesan seri The Secret of Nicholas Flamel ini. Mengisahkan tentang kisah seorang Nicholas Flamel yang lahir pada tanggal 28 September 1330 dan diceritakan masih hidup hingga hari ini. Kita mungkin masih mengingat tokoh ini dalam buku Harry Potter dan Batu Bertuah di mana Flamel dikisahkan sebagai penyihir yang mampu memiliki kehidupan yang abadi karena ia mampu membuat ramuan keabadian dari batu bertuah miliknya. Dalam seri ini, sang alchemist bisa hidup abadi karena ia memiliki Codex, sebuah buku kuno karangan Abraham sang Magus yang didalamnya terdapat resep membuat ramuan keabadian.

            Mereka adalah mahkluk hidup yang berpenampilan seperti manusia—kadang-kadang—namun memiliki kekuatan dewa. Mereka telah berkuasa selama puuluhan ribu tahun sebelum mahkluk hidup yang mereka sebut manusia—humani—muncul di muka bumi. Manusia primitif kemudian memuja Ras Tetua sebagai dewa dan iblis … Para dewa dan dewi dalam kepercayaan Yunani dan Mesir, Sumeria dan Lembah Sungai Indus, Teltec dan Celtic, betul-betul ada” (hlm 224)
           
            Kisah diawali dengan cepat oleh dua pasang saudari kembar, Josh dan Sophie Newman. Kedua remaja  berusia 15 tahun ini tidak pernah menyangka bahwa selama ini mereka bekerja sambilan di toko buku milik  seorang manusia abadi. Siang itu, Kamis 13 Mei, hidup mereka berdua langsung berubah ketika beberapa orang dengan mantel panjang hitam mengunjungi toko buku tua milik Nick Flemming tempat Josh bekerja sambilan. Logika dunia modern langsung luluh lantak ketika Josh dan Sophie menyaksikan sendiri pecahnya pertempuran sihir antara Nick dan tamu-tamu itu. Dengan aura rasa mint, Nick menghajar golem-golem (makhluk dari tanah liat) serta menimbulkan ledakan-ledakan bola energi yang luar biasa. Tamu-tamu itu ternyata dipimpin oleh Dr. John Dee, seorang manusia abadi lain yang hendak merebut Codex dari Nick—yang ternyata adalah Nicholas Flamel sang manusia abadi. Sejak saat itulah, Josh dan Sophie baru menyadari bawa apa yang selama ini mereka anggap sebagai mitologi dan legenda ternyata benar-benar ada di dunia nyata.

            Selanjutnya, adegan pertempuran sihir dan pengejaran seolah saling sambung-menyambung tanpa jeda. Mulai dari jembatan Golden Gate di San Franciscohingga ke Alam Bayangan milik Tetua Hecate. Flamel, Josh dan Sophie harus melarikan diri dari komplotan Dee yang disokong oleh  para Tetua Gelap yang berencana untuk mengambil alih dunia manusia, sementara di saat yang sama mereka harus menyelamatkan istri Flamel, Perenelle yang disandera Dee. Seluruh aksi dan perubahan magis dalam buku ini hanya dalam waktu 1-2 hari, sehingga bisa dibayangkan betapa cepatnya cerita bergulir dan betapa banyaknya aksi perang sihir maupun perang fisik yang terjadi. DI penghujung kisah, Josh dan Sophie harus menghadapi kenyataan bahwa mereka berdua adalah sang kembar legendaris yang akan menentukan nasib dunia, si emas dan si perak, satu akan menyelamatkan dunia, dan satu akan menghancurkan dunia.

            Sebagaimana buku-buku lain, sebuah buku fantasi tidak afdol rasanya kalau tidak ada pertempuran akbar. Di penghujung buku, Michael Scott akan menyuguhkan bagaimana ketika pasuka  Deeyang dibantu oleh Tetua Bastet—Dewi Kucing dalam mitologi Mesir dan  Morrigan—Dewi Gagak dalam mitologi Irlandia menyerang Alam Bayangan Dewi Hekate untuk merebut sisa Codex yang disembunyikan Josh. Dalam berbagai peristiwa aneh yang saling berkelindan ini, Josh dan Sophie harus menjalani takdir mereka sebagai senjata pemungkas, mereka harus menguasai sihir api, air, udara, dan tanah. Tapi, terlebih dahulu keduanya harus dibangkitkan, Sophie ternyata memiliki aura perak berbau vanilla, sementara aura Josh adalah perak, yang berbau jeruk. 

            Lebih dari semuanya, selain kepiawaian Scott dalam meramu adegan aksi yang seru, buku ini begitu kaya akan tokoh-tokoh dalam sejarah dan juga mitologi. Dr. John Dee maupun Nicholas Flamel adalah tokoh yang benar-benar hidup di Abad Pertengahan. Begitu pula, dalam novel ini semua mitologi bangsa-bangsa di dunia seolah saling berkelindan dan menyatu, membentuk Ras Tetua dan Alam Bayangan mereka. Selian itu, novel ini juga kaya akan pelajaran dan data sejarah—yang ternyata bisa dipelajari dengan begitu mengasyikan lewat novel karya Scott ini. Semuanya kemudian mengarah pada satu mitos yang sama, mitos yang diakui oleh hampir seluruh kebudayaan di dunia kuno, yakni Mitos Banjir Besar. Bahkan, dengan cerdik Scott mampu meyakinkan pembaca bahwa tokoh-tokoh terkenal dunia seperti Flamel, Dee, Gilgamesh, William Shakespeare, Billy the Kid, Joan of Arc, Lord Mushahi, dan Nicollo Machiaveli (yang mereka ini adalah tokoh-tokoh nyata dalam sejarah) adalah para manusia abadi yang kekuatannya dibangkitkan oleh para Tetua yang memilih mereka.

Semua mitologi dan petualangan ini, diramu dan dijalin begitu rupa dengan asyiknya pada satu kejadian akbar yang begitu rupa menginspirasi peradaban manusia, yakni runtuh antau tenggelamnya pulau Danu Talis (coba diutak-atik pasti mirip Atlantis) yang dikisahkan sebagai tempat tinggal Ras Tetua sebelum mereka pergi ke Alam Bayangan masing-masing. Dalam seri-seri selanjutnya The Magician, The Sorceress, The Necromancer, dan The Warlock; kisah ini akan semakin seru dan makin menunjukkan lini besar dari cerita yang hendak disuguhkan oleh Scott. Buku terakhir, The Enchantress direncanakan akan terbit 27 hari lagi, dan pembaca di seluruh dunia tengah menunggu kelanjutan sekaligus akhir dari petualangan dua kembar legendaris ini.  

Cobalah membaca buku pertama ini, dan mulailah yakin bahwa terkadang, legenda merupakan kebenaran.

Read more »

Pendatang Baru #2 !

Hi, aku kembali lagi nih setelah sempat hiatus sekitar tiga bulan lamanya. Ya, kalau menurutku aku sih tiga bulan bukanlah waktu yang lama dibandingkan nasib blog ku sebelumnya yang aku telantarkan lebih dari dua tahun. hehehehe. Meski sempat hiatus karena ada kegiatan padat yang menyita waktu dan pikiran (yang kalau diceritakan akan sangat panjang dan membosankan), ternyata bukan hambatan--pastinya--bagiku untuk berbelanja buku-buku. Bagaimanapun penyakit royal buku ini sudah akut kuadrat. Kalau sudah lihat buku pasti kalap deh langsung beli.

1. Danur oleh Risa Saraswati
2.The Lifetime of an Early Teenage Girl oleh Aurelia Prinisha Madjid
3. Jurnal Jo:Online oleh Ken Terate
4. So, I Married the Anti-Fan oleh Kim Eun Jong
5. Demi Waktu oleh Antoni Ludfi Arifin
6. Diary of Wimpy Vampire#2 oleh Tim Collins
7. Eye Shadow oleh Keisha Sarang
8. The Real Fake Princess (vol 1-5 end)oleh Yi Huan

dan..aku dapat boneka lucu dari GPU :)

oke, jadi makin menumpuk lagi nih?   -_-"
Read more »

Selasa, 24 April 2012

Dead Girl Walking



Dead Girl Walking (Masuk ke Tubuh yang Salah)
Linda Joy Singleton
Maria Susanto (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Januari 2012
382 hal.
(swap sama @balonbiru)

Amber Borden, termasuk siswi yang tidak dipandang di SMU Halsey. Padahal nih, Amber ini sangat baik hati.  Dia punya klub Hospitality, yang dengan senang hati menyambut setiap murid baru di SMU Halsey. Tapi sayangnya, apa yang ia lakukan itu sering jadi bahan tertawaan.

Suatu hari, di saat ia mendapat berita bahagia, tiba-tiba saja terjadi kecelakaan dan Amber pun berada dalam kondisi koma. Di alam ‘in between’, ia bertemu dengan arwah neneknya yang memberinya petunjuk jalan untuk ‘pulang’. Tapi nih, dasar si Amber ini suka susah menentukan arah, akhirnya, ia malah nyasar masuk ke tubuh orang lain. Tubuh ‘orang lain’ ini adalah Leah, gadis populer di SMU Halsey, punya cowok paling keren di sekolah, anak orang kaya.

Tapi, kenapa Leah malah memilih untuk bunuh diri? Padahal kalau dilihat, kehidupan Leah kan harusnya enak ya. Di dalam tubuh Leah ini, Amber menemukan banyak fakta yang membuatnya berpikir hidup bak putri raja tak selamanya enak. Banyak yang harus ia korbankan.

Sementara Amber mencari tahu ada apa dengan Leah sebenarnya, Amber juga harus ‘menyelamatkan dirinya’ untuk kembali ke tubuhnya. Orang tua Amber memutuskan untuk mendonorkan organ-orang tubuh Amber kepada orang lain.

Amber seolah jadi arwah gentayangan dalam tubuh orang lain. Dan ia harus mencari orang-orang yang percaya bahwa ia adalah Amber bukan Leah.

Cerita yang unik menurut gue. Amber ternyata punya misi khusus di dunia ini. Tapi, sosok Leah yang harusnya ‘diselidiki’ rada ketimpa dengan Amber yang sibuk kembali ke dunia. Apa gue yang kurang jeli ya bacanya, sampai akhirnya gue justru penasaran dengan kisah Leah.


Tapi paling mengganggu untuk gue adalah covernya. Isinya padahal gak gelap-gelap amat, tapi kenapa covernya seram begitu. Seolah ini adalah cerita horror. Bandingkan dengan cover aslinya yang juga bernuansa gelap, tapi lebih enak dilihat dengan sosok siluetnya.
Read more »

Senin, 23 April 2012

The Marvelous Land of Oz



The Marvelous Land of Oz
L. Frank Baum
Justin Tedjasukmana (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Januari 2012
234 hal.
(Gramedia Plaza Semanggi)

Tip, anak lelaki dari Negeri Gilikin yang yatim piatu. Sejak kecil ia diasuk oleh seorang penyihir bernama Mombi. Setiap hari, Tip disuruh untuk bekerja keras. Lama-lama Tip kesal. Timbul akalnya untuk mempermainkan Mombi. Ia membuat sebuah manusia labu, dengan tujuan untuk menakut-nakuti Mombi. Tapi, masa’ sih seorang penyihir takut sama manusia labu yang berwajah tersenyum. Dengan serbuk ajaib, Mombi menghidupkan manusia labu itu dan ia pun menghukum Tip.

Tip akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dan mengajak si Manusia Labu yang diberi nama Jack untuk pergi bersamanya. Tujuannya adalah ke Negeri Oz. Dalam perjalanan menuju Negeri Oz, Jack membuat sebuah kuda kayu, yang dihidupkan dengan serbuk ajaib yang dicurinya dari Mombi. Bersama mereka menuju Negeri Oz.

Ternyata, Negeri Oz sedang dalam keadaan genting. Sekelompok gadis yang dipimpin oleh Jenderal Jinjur bermaksud untuk mengadakan kudeta untuk menggulingkan sang Raja yang tak lain adalah Boneka Jerami. Jenderal Jinjur dan pasukannya ini bersenjatakan jarum yang sangat tajam. Mereka ingin memanfaatkan batu zambrud yang bertebaran untuk dijadikan perhiasan, mereka juga katanya ‘lelah’ dipimpin Boneka Jerami dan ingin para pria yang jadi ‘pekerja’ di rumah. Jenderal Jinjur dan pasukannya ini adalah rombongan gadis-gadis manja dan genit.. dan tetap takut dengan binatang-binatang menggelikan seperti tikus.

Tip bertualang bersama Boneka Jerami, Jack si Manusia Labu, kuda kayu, berangkat ke tempat Kaisar Tin Woodman, dan kemudian, bersama-sama pergi ke negeri tempat Glinda si Penyihir Baik.

Jadi, berhasilkan Boneka Jerami merebut kembali tahtanya di Negeri Oz? Dan siapakah Tip sebenarnya? Ada kejutan kecil di akhir cerita.

" Tapi kau juga harus mengakui bahwa hati yang mulia adalah sesuatu yang tak bisa diciptakan meski kau berotak cerdas. Bahkan uang pun tak mampu membelinya."

-- Tin Woodman - hal. 234 

Seneng deh baca buku ini, sebuah cerita fantasi yang gak ribet membayangkan makhluk-makhluk aneh, dengan nama-nama yang ribet. Gak susah mengingat para tokoh. Karakter di cerita ini juga sederhana dan lugu. Apalagi si Jack Manusia Labu dan Boneka Jerami. Bahkan gadis-gadis Jenderal Jinjur pun bikin gue tersenyum. Tin Woodman yang ‘garang’ dengan kapaknya, tapi juga pesolek. Takut banget badannya tergores.

Sangat direkomendasikan buat anak-anak. Hehehe.. beberapa kali gue dengan cuek bacain Mika buku ini pas Mika lagi sibuk main yang lain. Eh… ternyata dia inget lho ada tokoh si Manusia Labu, meskipun kesannya dia gak meratiin apa yang gue baca. Hehehe..

O ya, buku ini ditulis, karena L. Frank Baum ini menerima banyak surat yang pengen banget The Wizard of Oz dibuat lanjutannya.

Read more »

Minggu, 22 April 2012

Wired for Intimacy

Review buku ini bisa dibaca disini

Judul : Wired for Intimacy (Dirancang untuk Keintiman) - Bagaimana Pornografi Membajak Otak Pria
Penulis : Dr. William M. Struthers
Penerjemah : Junaedy Lee, Handy Hermanto
Penerbit : Literatur Perkantas
Cetakan : I, Februari 2012
Tebal : 220 hlm

@htanzil
Read more »

Minggu, 15 April 2012

The Vampire Diarie’s Companion

Judul     : Love You to Death, The Vampire Diarie’s Companion
Penulis : Crissy Calhoun
Penerjemah : Risyiana Muthia
Editor    : Dian Pranasari
Korektor: Adi Toha
Halaman: 486 halaman
Cetakan: 1, Maret 2012
Penerbit: Atria


                ”… ini adalah kisah tentang sebuah kota. Itulah salah satu hal yang sangat saya sukai dari buku-buku The Vampire Diaries, L.J. Smith telah menciptakan  sebuah mitologi yang luas dan kaya, dan kita dibuat menyatu dan larut ke dalamnya.” (hlm 47)
                “… sebuah ansambel drama remaja yang dipadukan dengan elemen-elemen supernatural. Pendekatannya lebih pada karakter para tokoh dan romansa yang ada di dalamnya” (49)

                Kepopuleran serial Twilight karya S. Meyer memang menjadi salah satu katarsis dari munculnya serial-serial dengan tema yang sama, yakni mahkluk supranatural yang keren dan dipadukan dengan dunia remaja. Sam-sama mengulas tentang seorang wanita muda (dalam beberapa hal agak egois) yang jatuh cinta pada vampire baik hati yang hanya minum darah binatang, sempat membuat para twillightian berang dan menuduh sang penulis Vampire Diaries mencuri ide Meyer. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Vampire Diaries ditulis jauh sebelum Meyer menulis Twillight Saga, yakni pada era 1990-an awal, dan dalam hal ini tuduhan tersebut mungkin saja terbalik, bahwa Meyerlah yang terinspirasi untuk menulis kisah cinta segitiga manusia-vampir-manusia serigala dariVampire Diaries. Pada akhirnya, L.J. Smith—sang penulis—menerima cukup banyak permintaan maaf. 

                Bagian pertama membahas proses kreatif sang novelis. L.J. Smith mulai menuliskan sebuah cerita cinta tidak biasa ini pada awal tahun 1990-an. Kisahnya sendiri memang cukup unik, yakni tentang seorang gadis cantik, sedikit egois  yang tinggal di kota kecil di Virginia. Ia kemudian bertemu dengan kakak-beradik vampire yang luar biasa cakep, Steffan dan Damon, yang rahasia kelam mereka akhirnya menyeret sang gadis dan teman-temannya untuk berpetualang di dunia supranatural. Sepintas, pembaca yang baru mengenal The Vampire Diaries pasti akan teringat pada Twilligt, tapi ingat bahwa serial L.J Smith ini ditulis pada awal 1990-an sementara Meyer baru menulis pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.

           The Vampire Diaries sendiri terdiri atas 4 judul, yakni The Awakening, The Strunggle, The Fury, dan The Dark Reunion—yang kemudian disusul oleh sekuel-sekuel selanjutnya. Serial ini sempat telebih dulu merebut perhatian para pembaca sebelum kemudian menghilang sejenak dan diterbitkan ulang pada tahun 2000-an, yang menjadikannya dianggap meniru kesuksesan Twillight. Dalam bab satu, pembaca akan menemukan nasihat sang penulis bagi anda yang ingin menghasilkan karya besar di halaman 27.

“           menulis, menulis, dan menulis (“tulis apa pun yang kamu suka, dan jangan terlalu mengkritik diri sendiri. Keluarkan smeua yang ada di dalam pikiranmu dan jangan dulu memikirkan apakah tulisanmu itu bagus atau tidak”) serta baca, baca, dan baca (“baca semua yang bisa kamu baca dan bacalahberagam buku yang berbeda. Kamu akan menyerap banyak hal yang bagus, tata bahasa, perbendaharaan kata, struktur jalan cerita—meskipun kamu tidak menyadarinya. Baca juga buku-buku klasik, dan cobalah terus-menerus seiring bertambahnya usiamu”)
                Bagian kedua membahas tentang proses pemfilman The Vampire Diaries yang dikerjakan oleh Kevin Williamson. Bagi yang belum ngeh dengan sutradara ini, pembaca mungkin ingat dengan serial Dawson’s Creek yang sempat cukup populer di Indonesia pada tahun 2000-2001. Ia juga yang menulis dan menyutradarai film Scream 1, Scream 2, Scream 3, dan The Faculty. Film-filmnya yang kebanyakan bergenre horor inilah yang membuatnya mampu mengerjakan serial dark supranatural seperti kisah cinta Elena ini dengan begitu sukses. Tentang bagaimana menghasilkan setting kota Fell’s Chucrh yang begitu misterius dan kelam, tentang bagaimana memvisualisasikan cinta segitiga Elena-Stefan-Damon, tentang bagaimana mengkarakterisasi serial vampire agar tetap terlihat orisinalitasnya, dan juga tentang berbagai hal seputar serial The Vampire Diaries yang sukses di pasaran.

                Bagian ketiga adalah tentang setting dan juga para pemeran. Sebagaimana Twilight,pemilihan aktor dan aktris yang tepat sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah film di pasaran, terlebih ketika film itu diadaptasi dari sebuah novel. Dalam hal ini, pembaca tentunya sudah memiliki bayangan tentang seperti apa tokoh A dan tokoh D jika memang mereka benar-benar ada di dunia nyata. Jika pemilihan pemain dilakukan secara serampangan dan tidak memperhatikan karakterisasi sebagaimana disebutkan dalam novel, film itu harus bersiap-siap menerima cercaan dari para pembaca. Untuk kasus The Vampire Diaries, siapa yang memerankan Damon dan Stefan mungkin menjadi titik yang paling krusial. Dan akhirnya, episode perkenalan pertama dari The Vampire Diariespun ditayangkan untuk yang pertama kalinya pada 10 September 2009, dan setelah itu serial itu tampil secara rutin setiap pekan, dan berhasil menjaring penonton yang luar biasa.

                Bagian terakhir, yang menguasai porsi terbesar dalam buku ini, adalah panduan per episode untuk menonton serial televisi The Vampire Diaries musim tayang pertama. Saya terpaksa melewatkan membaca bagian ini karena belum sempat menyaksikan serial ini, yang kalau tidak salah pernah diputar di Trans 7 beberapa bulan yang lalu, sayangnya pada jam-jam larut malam sehingga banyak yang melewatkannya. Semoga, serial itu diputar kembali di Indonesia—atau kalau niat sih bisa cari DVDnya. Kalau kesempatan itu datang, berharaplah untuk memiliki buku ini sebagai panduan lengkap per episode, yang berisi rangkuman, alur cerita, dan segala seluk-beluk lain tentang serial ini. Pasti menyenangkan bisa mengira-ngira kemana alur menuju sekiranya kita sudah tidak sabar lagi menanti kelanjutannya kelanjutannya pekan depan.

                Buku ini bisa dianggap sebagai manual lengkap bagi para penggemar yang baru mengenali orisinalitas dan jatuh cinta pada serial The Vampire Diaries—baik novel maupun serial filmnya. Disusun secara urut, pembaca akan menemukan aneka pengetahuan berharga tentang bagaimana L.J Smith terinspirasi menulis novel yang tidak biasa tentang manusia yang jatuh cinta pada dua vampire tampan, tentang bagaimana ia sampai harus merelakan keluar dari pekerjaannya sebagai guru demi menulis novel seri ini, tentang pembuatan serial televisi dan otak dibelakangnya, serta biografi singkat para pemain yang seolah-olah memang begitu pas dan—seperti ditakdirkan—cocok untuk memerankan Damon, Steffan, Elena, dan kawan-kawannya. Disertakan juga kronologi peristiwa mulai dari kapan kedua bersaudara Salvatore menjadi vampire hingga saat mereka tiba di Fell’s Church. Pokoknya, bagi para pecinta Bella yang ingin merasakan pengalaman Elena yang lebih orisinal, cobalah The Vampire Diaries. Dan, untuk mereka yang juga ingin jatuh cinta dan dilanda demam The Vampire Diaries,cobalah untuk membaca buku ini.

                The Vampire Diaries menjadi begitu berhasil bukan hanya karena genrenya tepat, tapi serial ini memiliki romansa, humor, dan cerita tentang persahabatan yang erat layaknya keluarga.”(hlm. 48).
                
Read more »