Jumat, 29 Juni 2012

The Postmistress



The Postmistress
Sarah Blake @ 2010
Meggy Soejatmiko (Terj.)
Elex Media Komputindo, Cet. I – April 2012
588  hal.
(Pinjam sama Astrid)

Ini adalah kisah dua perempuan yang bertugas menyampaikan berita. Sama-sama berperan penting dalam kehidupan ‘kelangsungan’ hidup seseorang.

Amerika – masa-masa Perang Dunia II, pemerintah sudah berjanji bahwa tidak akan ada pemuda yang dikirim ke medan perang. Tapi, tetap saja warga was-was. Bisa-bisa sewaktu-waktu tentara Jerman muncul di perairan Amerika.

Harry Vale, setia memantau perairan di di pesisir Franklin, di sekitar daerah tempat ia tinggal. Meskipun banyak yang menganggap remeh usahanya ini. Bahkan ia meminta kepala kantor pos yang baru, Iris James, untuk segera memotong sedikit tiang bendera di depan kantor pos yang terlalu menjulang. Khawatir ini akan menjadi tanda bagi tentara Jerman.

Iris James, si kepala kantor pos baru ini, sangat serius dengan pekerjaannya. Baginya, surat-surat yang masuk ke kantor posnya adalah sangat penting bagi kehidupan seseorang. Bisa saja di salah satu surat itu ada panggilan kerja untuk seorang pencari kerja, surat undangan, surat lamaran pria pada kekasihnya. Jika ini terlambat sampai ke orang yang bersangkutan, maka akan menghambat hari-hari orang lain.

Sementara, nun jauh di London, Frankie Bard, reporter asal Amerika, setia mengabarkan kepada dunia – Amerika tepatnya – akan kondisi perang yang sesungguhnya. Bom yang nyaris dijatuhkan di London setiap malam, orang-orang yang kehilangan sanak-saudara, teman dan tempat tinggal. Frankie mencoba membuka mata, bahwa perang itu sungguh ada. Ia meninggalkan kehidupan yang nyaman demi menyampaikan berita.

Adalah Will Fitch yang jadi benang merah antara kedua perempuan ini. Karena gagal membantu menyelamatkan nyawa seorang ibu saat melahirkan, Will Fitch merasa bersalah, ia pun ingin menebus rasa bersalahnya itu dengan pergi ke London, menjadi sukarelawan di sana. Meski berat, Emma, istrinya melepas kepergian suaminya. Will tak tahu kalau Emma sedang hamil. Dan, Will berjanji akan terus mengirimkan kabar dan segera pulang.

Di awal, kabar itu lancar, sampai suatu malam, terjadi tragedi yang merengut nyawa Will. Saat itu, Frankie yang baru saja berkenalan dengan Will, melihat surat yang akan dikirim Will pada Emma. Kejadian ini, membawanya mengambil keputusan untuk mencari berita dengan mewawancarai para pengungsi. Kembali ia harus menyaksikan peristiwa-peristiwa tragis. Selain itu, masih ada beban – surat Will, dan bahwa ia adalah sebagai salah satu penyampai berita buruk.

Dan, surat yang mengabarkan kematian Will juga tiba di kantor pos tempat Iris. Iris yang melihat bagaimana setiap hari Emma selalu melihat kotak pos-nya, menanti datangnya surat dari Will, tak tega untuk menyampaikan berita ini. Sosok Emma yang begitu rapuh, membuat semua orang ingin melindunginya.

Siapakah yang nantinya akan menyampaikan berita itu ke Emma? Iris atau Frankie? Yang jelas dua-duanya mempunyai beban yang berat.

Inilah cerita perang tapi tanpa dar-der-dor. Malah perangnya sendiri seolah gak ada. Padahal sesungguhnya ada di sekeliling mereka. Coba aja baca, saat Frankie masih sempat minum-minum di klub, atau teman-teman Harry yang masih asyik mancing. Padahal mereka semua juga was-was.

Dan bagaimana, keputusan seseorang bisa sangat mempengaruhi jalan hidup orang lain. Bagaimana juga rasa curiga justru lebih besar ada di tempat yang adem-ayem. Yang bikin sedih, saat seorang ibu melepas anaknya untuk pergi sendiri, biar anaknya selamat, lalu saat seorang anak melihat rumahnya sudah luluh lantak terkena bom dan gak tau keluarganya di mana. Ini adalah bagian-bagian yang bikin sesak. Hiks….

Gue sempat merasa bagian soal tiang bendera itu bagian yang gak penting. Tapi itu justru bagian itu yang jadi ‘penanda’ hubungan antara Iris dan Harry.

Cerita ini juga menggambarkan sosok perempuan yang ‘gagah’. Bukan berarti macho sih. Tapi berani. Frankie Bard dengan berita-beritanya di medan perang – tak sekali nyawanya pun terancam, dan Iris James, si lajang yang sempat jadi bahan omongan di tempat barunya karena penampilannya yang katanya rada gak cocok dengan lingkungan sekitar.

Judulnya sih rada gak nyambung atau menyesatkan kali ya, soalnya ternyata yang paling banyak rasanya justru si Frankie Bard, bukan Iris. Bahkan Emma rasanya juga lebih berperan di sini. 

Dan sekedar intermezo aja sih, di jaman itu sepertinya merokok untuk perempuan jadi hal yang hip, bahkan Emma yang sedang hamil pun masih terus merokok. 

O ya, inilah sosok Edward R. Murrow - wartawan perang yang jadi pembimbing Frankie


Read more »

Kamis, 28 Juni 2012

Misteri Perawan Kubur by Abdullah Harahap

[Buku yg Sedang Kubaca] : Misteri Perawan Kubur

Judul : Misteri Perawan Kubur
Penulis : Abdullah Harahap
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Agustus 2010
Tebal : 318 hlm

Ini bukan review, karena bukunya masih sedang kubaca, tapi karena bertepatan dengan momen #postingbareng #Gothic yang diselenggarakan Blogger Buku Indonesia (BBI) maka saya akan sedikit cerita tentang fiksi gothic lokal yang sedang saya baca ini :

Ini buku pertama karya Master Horor Indonesia Abdullah Harahap (AH), dulu di tahun 80-an saya sering melihat novel2 horor karya AH dengan cover2 yang seronok sekaligus menyeramkan (umumnya bergambar wanita cantik dan mahluk berwajah seram). Walau saat itu sudah hoby baca saaat itu saya tidak berani membacanya.

Kini karya2 AH kembali muncul dan diterbitkan oleh Paradoks, salah satu imprint penerbit besar Gramedia Pustaka Utama. Awalnya waktu pertama kali karya-karya Abdullah Harahap terbit saya penasaran ingin membacanya, namun baru kali ini berkesempatan membacanya berhubung pas dengan tema posting bareng yang digagas kawan2 BBI.

Dalam novelnya ini dikisahkan hantu "Nona"/ perawan kubur yang sebenarnya merupakan hantu fiktif dari sebuah cerita bersambung (cerbung) karya Ramandita yang dimuat di sebuah koran nasional tiba-tiba muncul di dunia nyata, bertemu dengan penulisnya, bahkan sempat bercinta dengan penulisnya... ups!

Siapa sebenarnya si Nona ini? Nona adalah anak dari Larasati, dikisahkan Larasati adalah korban dari kesewenangan penduduk desa Cikalong. Ia mati dibunuh dengan kepala terpenggal karena penduduk menduga bahwa Larasati lah yang menyebabkan kampung cikalong terkena wabah penyakit yang mematikan. Saat dibunuh ternyata Larasati dalam keadaan hamil. Nah anak dari Larasati itulah yang kemudian bangkit ke dunia nyata menemui Ramandita guna mencari tahu siapa sebenarnya ayahnya dan membalas dendam kesumatnya atas kematian ibunya.

Ternyata si Nona hantu perawan ini tak hanya mencari Ramadita melainkan menebar teror dengan membunuh orang-orang yang bercinta dengannya. Akibatnya sungguh menakutkan setiap orang yang bercinta dengannya dihisapnya hingga yang tersisa hanya seonggok tengkorak dengan sedikit sisa-sisa daging berbecak darah.

Sejauh yang telah saya baca, novel ini bernuansa suram namun belum sampai membuat saya merinding kecuali membayangkan tengkorak dengan serpihan daging atas korban si perawan kubur.  Sepertinya cover novel ini lebih menyeramkan dibanding kisahnya, tapi ini baru sejauh yang telah saya baca ya, entah kalau di lembar-lembar berikutnya saya akan dibuat ketakutan membaca kisah pembalasan dendam si perawan kubur ini.

Selain kisah horor, novel ini juga menyuguhkan kisah pengungkapan misteri si Nona perawan kubur ini layaknya sebuah kisah detektif karena ada pihak kepolisian dan Ramandita si penulis yang selalu mencoba bersikap rasional dalam menghadapi hantu ciptaannya yang muncul dalam dunia nyata.

Demikian sedikit tentang novel Misteri Perawan Kubur yang masih sedang saya baca ini.


Oya, ternyata penulisnya tak kalah seram dengan karya-karyanya. 
Ini foto Abdullah Harahap dalam salah satu publikasi terkait kemunculannya kembali dalam ranah sastra gothic Indonesia :




@htanzil




Read more »

Perfume: The Story of a Murderer



Perfume: The Story of a Murderer
Patrick Süskind
Bima Sudiarto (Terj.)
Dastan Books
Cet. 1 – Maret 2006
428 Hal.

Novel ini mengajak pembacanya berjalan menelusuri lorong-lorong kota-kota di Perancis yang kumuh, bau dan kotor pada periode sekitar abad ke-18. ‘Bertemu’ dengan tokoh utama yang unik, kalau tidak bisa dikatakan aneh.

Jean-Baptiste Grenouille, lahir di warung ikan, dari rahim seorang wanita yang akhirnya dihukum mati karena dianggap sengaja membunuh anak-anaknya yang lain. Jadilah Grenouille anak yatim piatu. Grenouille selalu berganti-ganti ibu susu karena tidak ada yang tahan dengan dirinya. Penyebabnya, selain karena nafsu minumnya yang besar, juga karena ia dilahirkan tanpa bau badan, tanpa bau khas bayi, khas manusia. Para ibu susu itu menganggap Grenouille sebagai anak yang aneh, monster. Sampai akhirnya, Grenouille dibawa oleh pendeta gereja ke rumah seorang wanita yang tidak memiliki indera penciuman karena hidungnya rusak dipukul, bernama Madam Gaillard.

Di rumah Madam Gaillard inilah Grenouille belajar mengenal benda-benda di sekitarnya, bukan berdasarkan nama-nama, tapi dengan memakai penciumannya. Ya, Grenouille dikarunia bakat penciuman yang luar biasa.

Sampai akhirnya ia merantau pun, ia belajar mengenal arah dengan mengandalkan penciumannya. Penciumannya pula yang mengantarkan Grenouille ke rumah seorang pembuat parfum yang hampir bangkrut, Baldini. Di sini dengan suka rela, Grenouille membantu Baldini, sekaligus diam-diam menyerap semua ilmu Baldini. Dan Baldini sendiri, akhirnya menjadi bangkit kembali. Parfum racikan Grenouille menjadi terkenal di mana-mana.

Selepas dari tempat Baldini, Grenouille ‘merantau’ lagi, ia ingin menemukan cara penyulingan demi mendapat formula untuk parfum yang selama ini mengendap di kepalanya, yaitu parfum aroma ‘perawan’. Mulailah serangkaian pembunuhan terhadap 25 gadis remaja, semua tewas dengan cara yang aneh.

Sekilas, akan terkesan kalau tokoh Grenouille adalah seorang psikopat, pembunuh berdarah dingin, atau bahkan seperti monster. Tapi, sebenarnya tokoh Grenouille adalah seorang tokoh yang mandiri. Terbiasa hidup dalam tatapan aneh orang-orang di sekitarnya membuat ia juga tidak tahu apa namanya cinta. Grenouille sendiri adalah sosok yang cerdas, dan mampu mempengaruhi orang lain.

Novel ini adalah kisah perjalanan hidup Jean-Baptiste Grenouille. Ritme di novel ini bisa dibilang naik-turun. Ada sedikit ketengangan di awal, kemudian turun lagi, sampai bisa merasa bosan karena datarnya cerita, lalu di bagian akhirnya mulai menanjak lagi.

Sebenarnya kisah pembunuhannya sendiri tidak disajikan dalam porsi yang banyak, malah terkesan singkat. Jadi, jangan berharap kisah pembunuhan yang berdarah-darah, karena semua itu dilakukan dengan cara yang ‘dingin’, a la Jean-Baptiste Grenouille.

Buku ini udah ada filmnya. Jean-Baptiste Grenouille diperankan oleh Ben Wishaw. 



Read more »

Draculla by Bram Stroker

Vampir adalah legenda abadi karenanya tak heran kalau kisah-kisah vampir selalu ada dan terus dikisahkan dari waktu ke waktu. Salah kisah vampir yang legendaris adalah kisah Drakula. Drakula menjadi kisah populer di dunia setelah novel tentangnya ditulis oleh Bram Stoker ... tahun yang lalu.

Kini kisah Drakula sudah diadaptasi kedalam berbagai bentuk baik itu berupa novel, drama, film, dsb. Saking banyaknya kisah Drakula diadaptasi sepertinya di masa kini tidak banyak orang yang mengetahui atau membaca bagaimana sebenarnya kisah Drakula versi Bram Stroker yang masuk dalam kategori Best Gothic Books Of All Time

Karenanya dalam rangka #postingbareng kisah-kisah Gothic yang diadakan Blogger Buku Indonesia (BBI) di bulan ini, maka izinkan saya me-repost kembali review lama saya atas novel Drakula karya Bram Stroker ini yang pernah saya posting di tahun 2007 yang lalu.

Selamat menyimak...

Judul : Dracula
Penulis : Bram Stroker
Penerjemah : Ny. Suwarni A.S
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Mei 2007
Tebal : 528 hlm ; 20 cm


Dracula, adalah monster vampir yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Ia memiliki kekuatan sama dengan dua puluh orang. Kelicikannya yang luar biasa tumbuh bersama masa hidupnya dari abad ke abad. Ia memiliki kemampuan sihir. Semua orang mati berada di bawah perintahnya. Dia setan bengis yang tak punya hati. Dalam batas-batas tertentu dia bisa muncul kapan dan di mana saja, dan dalam batas kemampuannya dia bisa memerintah keadaan alam, badai, kabut dan petir. Bisa pula memerintah binatang seperti tkus, kelelawar, rubah , serigala dan beruang. Dia bisa pula menjadi serigala atau kelelawar. Bisa menghilang dan menjelma menjadi kabut pekat.

Sepak terjang Dracula menjadi legenda selama berabad-abad. Sebagian mempercayainya dia benar-benar ada, sebagian menganggap hanya kisah tahayul belaka. Tak seorangpun berani membuktikan keberadaannya apalagi memburunya hingga akhirnya ada enam orang pemberani yang memiliki syaraf baja untuk memusnahkan dan membuangnya ke neraka paling dalam hingga tak lagi mengganggu umat manusia yang berada di bumi ini.

Mereka adalah Mina Harker yang dengan keberaniannya telah menyelamatkan suaminya, Jonathan Harker, seorang penasehat hukum dari kegilannnya setelah secara tak disadarinya bertemu langsung dengan Count Dracula dan membuka jalan bagi vampir itu untuk memasuki Inggris. Quincey Morris, jutawan petualang, Arthur Holmwood (Lord Goldaming), seorang bangsawan Inggris, Dr. John Seward, kepala rumah sakit Jiwa di Inggris, dan Prof. Abraham Van Helsing, dokter bedah asal Amsterdam dan satu-satunya dari kelima orang diatas yang mengetahui kekuatan vampir serta bahaya yang mengancam hidup dan jiwa para pemburunya. Hanya dia yang tahu artinya menantang kejahatan Dracula.

Keenam orang ini dipersatukan untuk memburu Dracula karena orang yang mereka kasihi, Lucy Westenra mati dan berubah wujud menjadi vampir yang meneror anak-anak di London. Lucy adalah korban pertama yang dipilih Count Dracula di Inggris. Semua berawal ketika Jonathan Harker ditugaskan oleh kantor pengacaranya untuk mengunjungi Count Dracula di purinya di Transylvania guna mengurus pembelian beberapa rumah di London – Inggris. Awalnya Jonathan tak mengira bahwa kliennya adalah mahluk vampir hingga akhirnya ia menemukan beberapa keanehan di puri tersebut dan menyadari bahwa dirinya terperangkap dalam puri Dracula. Walau akhirnya Jonathan bisa meloloskan diri dari puri setan tersebut, jiwanya terguncang dan menderita demam otak hingga harus dirawat di Budapest selama berminggu-minggu.

Ketika sembuh, Jonathan pulang ke Inggris dan menikah dengan Mina yang merupakan sahabat Lucy Westenra. Adapun Count Dracula setelah urusannya dengan Jonathan Harker selesai, ia segera berangkat ke Inggris dengan membawa beberapa peti dan menumpang sebuah kapal Rusia. Kapal yang ditumpanginya itu terombang-ambing terdampar di pantai Wiltby Inggris, anehnya ketika sampai di pelabuhan tak seorang awak kapalpun yang ditemukan kecuali mayat nahkoda kapal yang terikat pada kemudi kapal. Dalam kantungnya terdapat secarik kertas yang menceritakan kejadian-kejadian mengerikan di atas kapalnya. Selain itu beberapa saksi mata melihat bahwa ada seekor anjing besar melompat dari kapal dan kabur menuju pekuburan umum.

Korban pertama yang dipilih Dracula di Inggris adalah , Lucy Westenra yang saat itu sedang diperebutkan oleh berapa pria sekaligus yaitu Quincey Morris, Dr. Seward, dan Lord Goldaming. Walau akhirnya Lucy memilih Lord Goldaming sebagai calon suaminya, kebahagiaannya tiba-tiba terengut ketika kesehatan Lucy menurun drastis. Lucy selalu tampak lemas dan kekurangan darah. Di lehernya tampak dua luka seperti bekas gigitan binatang Awalnya Dr. Seward yang merawatnya tak bisa menyembuhkannya, kondisi Lucy yang semakin memburuk hingga akhirnya Dr Seward mengundang rekannya Prof Van Helsing untuk memeriksa Lucy. Dari diganosa Van Helsing inilah akhirnya diketahui apa penyebab sakitnya Lucy.

Nyawa Lucy tak terselamatkan dan berubah menjadi vampir. Dengan sangat terpaksa jasad Lucy harus dipenggal kepalanya dan ditusuk jantungnya dengan pasak kayu oleh orang-orang yang mengasihinya. Setelah kematian Lucy, Van Helsing beserta Dr. Seward, Quincy Moris, Lord Goldaming, dan pasangan Jonathan dan Mina Harker memburu keberadaan Dracula di Inggris, mereka menyatroni rumah-rumah yang dibeli Count Dracula untuk menyucikan peti-peti yang merupakan tempat peristirahatannya di Inggris hingga memburunya ke Puri Dracula di Translyvania.


Kisah diatas adalah novel horor klasik karya Bram Stoker – Dracula. Novel yang pertama kali terbit pada tahun 1897 ini bisa dikatakan merupakan novel yang pertama kalinya mempopulerkan kisah dracula/vampir. Setelah itu ratusan buku dan film tentang dracula bermunculan hingga kini. Salah satunya adalah novel The Historian karya Elizebth Kostova yang mengaku terinspirasi dari karya Bram Stoker ini. Sedangkan di ranah film, salah satu film terkenal yang diadaptasi dari novel Dracula adalah film besutan sutradara kondang Francis Ford Coppola yang berjudul Dracula (1992). Film ini dibintangi oleh artis-artis papan atas Hollywod seperti Keanu Reaves, Anthoni Hopkins, Winona Ryder, dll.

Novel Dracula ini ditulis Bram Stroker layaknya sebuah buku harian, atau istilah sastranya dikenal dengan ‘epistolary novel’ dimana isinya merupakan kumpulan catatan harian, telegram, surat-surat para tokoh-tokohnya, kliping surat kabar, alat rekam, dll. Gaya penulisan seperti ini lazim ditemui di novel-novel abad 19. Jadi dalam novel ini pembaca akan disuguhkan berbagai catatan harian yang disusun secara urut tanggal dari para tokoh-tokohnya yaitu Jonathan Harker, Mina Harker, Lucy, Dr. Seward, dan Van Helsing. Selain itu terdapat juga artikel surat kabar, isi sebuah telegram, dan surat menyurat antar para tokohnya.

Uniknya walau ditulis dengan cara seperti ini, semuanya terangkai dengan sempurna dan membentuk sebuah kisah yang menarik. Catatan-catatan ini tersaji secara linier dari hari- kehari, kadang mundur sedikit kebelakang atau terdapat beberapa tanggal yang sama untuk melihat sebuah kejadian dari sudut pandang tokoh lain. Hal ini membuat karakter tokoh-tokohnya menjadi kuat karena mengungkap kondisi jiwa para tokohnya menurut perasaannya masing-masing. Hanya saja rupanya Bram Stroker terjebak dalam gaya tuturan yang sama antara tokoh satu dengan yang lainnya, padahal sejatinya catatan harian tiap orang pasti memiliki gaya penulisan yang berbeda.

Karena novel ini ditulis di abad ke 19, tentu saja plot kisah novel ini tidak secepat novel-novel horor jaman kini. Beberapa bagian bahkan terkesan sangat romantik dan mendayu-dayu. Tidak ada ketegangan yang belebihan pada novel ini. Deskripsi yang lazim dalam novel-novel horor seperti darah, kekerasan, dan prosesi pemusnahan mayat yang telah menjadi vampir dideskripsikan dengan wajar sehingga tak membuat pembacanya mual atau bergidik jijik. Namun novel ini tetap menarik untuk dibaca. Pembaca akan dibawa dalam suasana kota London yang kelam ketika matahari beranjak terbenam. Emosi para tokoh-tokohnya tereksplorasi secara mendalam, disini tampak kelihaian Stroker meninjau ke dalam jiwa manusia yang dilanda ketakutan.

Selain menyuguhkan kekelaman, kengerian dan serunya kisah perburuan Dracula. Novel ini bisa dipandang sebagai sebuah novel tentang perubahan peran gender, pergumulan antara tradisi dan modernisasi di akhir abad 19. Di sepanjang cerita, terdapat berbagai referensi atas perubahan peranan gender; Mina Harker adalah seorang wanita modern, yang kecerdasannya yang membuat kagum para tokoh prianya. Ia fasih menggunakan mesin tik. Ia juga menggunakan akal sehatnya dalam melacak keberadaan Count Dracula.

Dalam hal tradisi dan modernisasi, melalui novelnya ini Bram stroker juga menguraikan mengenai menyatunya tradisi (tradisi rakyat dan agama) dan modernisasi. Hal ini terlihat jelas pada tokoh Van Helsing, seorang dokter yang menggunakan cara-cara modern dalam menyelamatkan nyawa Lucy seperti transfusi darah (bisa dibayangkan bagaimana transfusi darah di abad ke 19!), namun ia juga melakukan tindakan diluar nalar seperti menggunakan bawang putih sebagai penangkal vampire, mensterilkan peti Dracula dengan hosti (roti perjamuan kudus), dll.

Melihat luasnya cakupan yang ditulis Stoker dalam novelnya ini, tak heran jika novel ini menjadi novel klasik yang walau telah berusia lebih dari satu abad namun terus dikenang orang hingga kini. Rl. Fisher dalam kata pengantar novel ini mengungkap bahwa novel ini menjadi abadi bukan karena penulisnya, bukan pula karena keistimewaan plotnya, gayanya, dialognya atau pada bagian-bagian deskriptifnya.

Menurutnya yang menjadi keistimewaan Dracula adalah temanya yang luar biasa kuat, penggunaan sudut pandangnya yang beragam, kemampuan Stroker untuk mencakup beberapa bidang (intelektual, emosional, maupun seksual), serta adanya beberapa peristiwa yang benar-benar mengerikan, dan mungkin yang paling penting adalah kemampuan penulisnya meninjau ke dalam jiwa manusia. Efek Dracula sangat cocok kalau disamakan dengan efek mimpi buruk.

Kita tak bisa menyentuh mimpi buruk, bahkan tak bisa menimbang atau mengukurnya. Tak seorangpun bisa membantah rasa takut yang ditimbulkannya pada diri kita. Jadi keberhasilan Dracula untuk bertahan adalah berkat kemampuan Bram Stroker untuk melihat dunia dari segi di mana mimpi adalah kenyataan dan kesadaran adalah mimpi (hal 14)

Novel Dracula ini pernah diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 90-an, kini Gramedia menerbitkan ulang Dracula dalam kemasan yang menawan. Sampul bukunya dibuat menyerupai buku-buku kuno lengkap dengan bercak-bercak keusangan.

Warna cover hitam pekat dengan tulisan “Dracula – Bram Stroker dalam bingkai emas. Punggung bukunya dibuat dengan beberapa ukiran emas khas buku-buku abad 19. Sedangkan pinggir halamannya disalut dengan warna merah darah. Kemasan seperti ini tentu saja membuat orang penasaran terhadap buku ini dan membawa pembacanya untuk masuk dalam abad ke 19 dimana novel ini untuk pertama kalinya diterbitkan.





 
Tentang Penulis


Abraham "Bram" Stoker dilahirkan di dekat Dublin pada tanggal 8 November 1847. Ia bermimpi menjadi penulis sejak masih sangat muda, ketika berbaring di ranjang karena penyakit aneh yang sulit dikenali. Karena merasa harus mengalah pada keinginan orangtuanya, selama delapan tahun ia berkarier sebagai pegawai negeri. Namun ia terus menulis, mulai dari kisah fantasi impian sampai ulasan drama panggung. Ia juga masih punya waktu sebagai kritikus teater, editor, dan menulis resensi tentang rujukan teater. Henry Irving, aktor panggung terkenal, membawanya masuk lebih jauh ke dunia teater, sebagai manajer aktor di London`s Lyceum Theater. Novel lengkapnya yang pertama, The Snake`s Pass, terbit tahun 1890, tahun saat ia memulai riset tentang karya akbarnya, Dracula. Diluncurkan ke tengah pembaca bebarapa tahun kemudian, cerita dengan tema luar biasa ini mengangkat tokoh utamanya yang haus darah, Count Dracula, ke arah kemasyhuran ...dan terus bertambah populer bahkan sampai satu abad kemudian.

 @htanzil
Read more »

Dracula


Judul    : Dracula Pengisap Darah
Penulis : Bram Stoker
Penerjemah/Penyadur   : Olenka Munif
Penyunting                    : Floriberta Aning
Penerbit                        : Narasi
Cetakan                        : Pertama, 2007, 160 halaman.





Ada beberapa makhluk vampire. Dracula adalah vampire jahat yang paling kuat yang pernah ada. Tenaganya setara dengan dua puluh pria dan semakin meningkat setelah hidup lebih dari seribu tahun. Ia mampu mengubah diri menjadi binatang buas…. Ia dapat mengendalikan cuaca, membuat kabut, angin dan badai. Ia dapat mengendalikan makhluk yang hidup berkelompok. Ia tidak memiliki bayangan, dan pantulan sosoknya juga tidak muncul dalam permukaan air atau cermin. Ia dapat berubah menjadi kepingan-kepingan kecil dan menghilang begitu saja. (hlm 90)

Dracula, novel rekaan karya Bram Stoker ini menghadirkan suasana kelam dan suram khas era Gothic. Sebuah cerita horor tentang makhluk supranatural yang  disebut-sebut sebagai salah satu cerita klasik paling menyeramkan yang pernah ditulis dalam bahasa Inggris. Begitu seram dan gelapnya makhluk rekaan dalam novel Bram Stoker ini sehingga tidak terhitung banyaknya film dan buku yang terinspirasi oleh novel ini. Teror dan kengerian yang dibawa oleh makhluk rekaan tersebut begitu gelapnya sehingga banyak pembaca akan bergidik duluan bahkan sebelum membaca novel ini.

Dracula mengisahkan tentang sepak terjang mahkluk gelap yang suka mengisap darah manusia yang masih hidup. Adalah Jonathan, seorang pemuda yang mendapat tugas aneh untuk mengunjungi sebuah properti milik seorang pelanggan nyentrik yang tinggal di wilayah Transilvania, mungkin di sekitar negara Albania di Eropa Timur. Begitu anehnya pelanggan yang mengatakan hendak membeli rumah di Londonitu karena ia tidak pernah terlihat di siang hari dan tidak suka dengan keberadaan cermin. Kastil tempat dia tinggal juga begitu menyeramkan dan mendirikan bulu roma. Karena penasaran, Johnatan pun memutuskan untuk berkeliling ke kastil sang Count Dracula, di mana ia menemukan sebuah rahasia gelap yang sangat kejam sekaligus menyeramkan: peti mati vampire.

Segera setelah itu, Mina—tunangan John—dan temannya Lucy, menjadi korban-korban pertama dari sang Count yang telah “dikapalkan” ke London. Lucy digigit dan ditulari hingga ia meninggal dan berubah menjadi vampire. Setiap malam, ia bangkit dari makamnya demi memperoleh darah segar dari seorang yang masih muda. Arthur, calon suami Lucy dan Jack, teman dekat Lucy yang menyadari keanehan ini segera mengontak profesor Van Helsing, gurunya Jack (ingat dengan film tentang pemburu vampire yang juga bernama Van Helsing?). Dari berbagai literatur yang ia baca, Van Helsing akhirnya menyadari bahwa mereka tengah menghadapi sejenis mahkluk dengan kuasa gelap yang akan menyebarkan kejahatan di muka bumi, yakni Dracula.

Persiapan pun dibuat, beragam perlengkapan disiapkan. Bersama-sama, mereka harus bahu membahu mengejar dan menghalangi upaya Count Dracula yang hendak mencari mangsa di Inggris. Walaupun kuat, ternyata Dracula punya kelemahan. Mereka sangat takut pada aroma bawang putih, salib, dan air suci. Vampir juga dapat dibunuh dengan menancapkan pasak kayu tepat ke jantungnya. Namun, pertma-tama, mereka harus membersihkan dan menyegel peti-peti mati yang dibawa oleh Count Dracula ke Inggris.  Akhirnya, mereka berhasil menghalangi upaya si mahkluk kegelapan, walaupun kali ini Mina terpaksa menjadi korban gigitan sang raja vampire. Mengingat posisinya yang rentan, Dracula pun melarikan diri kembali ke Transilvania dengan satu peti mati yang belum sempat disucikan oleh Van Helsing.

Maka dimulailah pengejaran dan balap adu cepat antara kereta yang mengangkut peti mati Dracula dengan kelompok Van Helsing. Jonathan, Jack, dan Arthur harus berjuang sekuat tenaga menghadang kereta tersebut sementara Van Helsing berjuang menjaga Mina agar tidak kalah di dekat kastil drakula. Pertempuran antara kuasa kegelapan dengan orang-orang dengan keteguhan hati luar biasa pun pecah. Sementara Jonathan dan kelompoknya memacu kuda demi mengejar Drakula, Van Helsing dan Mina harus menghadapi musuh-musuhnya sendiri, tiga wanita vampire peliharaan Drakula. Dengan pengetahuan yang ia miliki, Van Helsing berhasil memasak jantung tiga gadis kegelapan itu sekaligus mensucikan peti mati utama milik sang Drakula di kastilnya. Di lain tempat, Jonathan dan rombongan berhasil mengejar kereta kuda yang mengangkut peti mati berisi drakula. Dengan keberanian serta keteguhan hati yang tak tergoyahkan, ia memasak jantung si raja kegelapan dengan pasak kayu, melenyapkan makhluk gelap tersebut dari muka bumi untuk selamanya.

Membaca versi simplified dari Dracula saja sudah cukup menghadirkan suasana kelam dan muram ala era Gothic. Lalu, bagaimana kesan yang akan muncul saat kita membaca edisi yang asli? Pastinya kesan seram itu akan lebih terasa. Tentang kisah ini sendiri, ada berbagai spekulasi yang berkembang di kalangan para sastrawan sekaligus peneliti sejarah, terkait dengan siapa tokoh yang menjadi inspirasi bagi Bram Stoker untuk menulis novel gelap ini. Ada yang mengaitkan sosok Drakula dengan Vlad Tepes, seorang penguasa di Albaniayang memiliki hobi menyula alias menusuk para musuh dan saingannya pada tiang kayu. Sosok yang benar-benar ada dalam sejarah ini hidup sekitar tahun 1400-an dan begitu ditakuti akan kekejamannya sebelum akhirnya ia dikalahkan oleh pasukan kerajaan Turki Utsmani.

Entah terinspirasi atau tidak, kisah tentang Drakula sendiri sudah cukup membuat pembaca bergidik dan kemunculannya kali pertama dalam bentuk novel telah meneguhkannya sebagai salah satu novel klasik dari era gothic. Sayangnya, saya tidak bisa menemukan versi utuh dari novel ini yang diterbitkan oleh GPU karena saya cek di toko buku on line katanya sudah “tidak tersedia”. Jika melihat versi simplified­-nya yang begitu mendirikan bulu roma, versi aslinya pasti  akan lebih membuat pembaca selalu memasang matanya ke arah jendela, memperhatikan dengan cermat sekiranya ada kelelawar besar dengan taring yang mencuat panjang.
Menurut kepercayaan lama, ada tanda-tanda ketika seorang vampire sedang mencari mangsa. Di tengah, setiap anjing yang ada di desa akan mulai mengaum ke arah bulan… Itulah saat ketika orang-orang kehilangan akal, ketika yang waras menjadi gila, dan yang gila menjadi waras. (100)

Read more »

Selasa, 26 Juni 2012

The Sinden


The Sinden: Cinta dan Airmata Dinglik Waranggana
Halimah Munawir
GPU, 2011
145 hal.

Menjadi sinden, bukanlah profesi yang mudah. Banyak orang yang menyalahartikan penampilan seorang sinden. Ada yang memandang rendah, karena menganggap sinden itu adalah penggoda pria, suka merebut suami orang, ‘gampangan’. Dan perempuan-perempuan ‘nyinyir’ gemar bergosip tentang para sinden. Sementara yang pria, sama aja, berpikir bahwa sinden itu bisa diajak macem-macem. Maklum deh, memang penampilan sinden itu bisa membuat mata pria tak berkedip, membuat para istri was-was. Kebaya brokat yang menerawang, badan yang sintal, muka full make-up, rambut disanggul, cukup membuat pria tergoda.

Oleh karena itu, Nyi Inten, salah satu pesiden tersohor, berusaha menahan sikap untuk menghindar dari praduga yang aneh-aneh. Setiap manggung, Nyi Inten gak pernah mau dijemput atau diantar bahkan oleh pihak penyelenggara. Dia memilih bersusah-susah sedikit untuk mencapai tempat tujuannya. Ia tidak ingin jadi pesinden seperti ibunya yang seolah membuktikan perkataan orang-orang di luar.

Ketika memiliki anak perempuan, Nyi Inten sudah bertekad untuk menjadikan anak perempuannya itu sebagai penerusnya. Namanya adalah Waranggana. Meskipun tak terlalu cantik, tapi begitu dipoles, Waranggana mampu memukau para pria. Di awal, sebagai anak remaja, tentu saja, Waranggana males-malesan latihan sinden. Tapi, berkat bujukan ibundanya, Waranggana bertekad menjadi pesinden yang baik.

Sayang, ia harus berpisah dengan ibunya gara-gara di kampungnya itu, ada penguasa yang menjadikan anak gadis entah sebagai tumbal pembangunan jembatan atau dijadikan selir. Waranggana jadi salah satu sasaran. Karena itu, ia melarikan diri bersama pamannya, Jarok.

Di sinilah perjalanan Waranggana menjadi sinden dimulai. Dan, sebuah dingklik antik pemberian Nyi Inten jadi salah satu faktor yang membuat Waranggana tampil memukau. Entah kenapa, saat Waranggana duduk di dingklik itu (yang juga dulu digunakan Nyi Inten saat menyinden), membuat Waranggana seolah bagai dewi, suaranya mendayu-dayu, bagai merayu. Akibatnya, lagi-lagi ada saja yang ingin menjadikan Warangganga sebagai selir. Dan akhirnya, ia memiliki nama panggung ‘Dingklik Waranggana’.

Temanya menarik. Boleh jadi sebagai salah satu sarana untuk menggali budaya Indonesia dan menyorot kehidupan seorang sinden. Sayang, endingnya rada terburu-buru. Terus, gak jelas tuh kenapa Nyi Mimi tiba-tiba keracunan. Adakalanya pengen berkesan 'mistis'. Dan kenapa judulnya harus ‘The Sinden’? Kenapa gak Sang Sinden, biar lebih Indonesia gitu? Dan mungkin karena bukunya tipis, jadi banyak yang rada ngambang aja gitu.

Dua dingklik aja ya buat The Sinden…
Read more »

Wishful Wednesday (4)


Hari ini mau ikutan Wishful Wednesday lagi ah… ma’af ya, Astrid, biasa alasannya klise… *sibuk*. Hihihi.. ini  baru yang ke empat ternyata…

Kali ini, wishlist-nya banyak… J Gara-gara baca Takdir Elir dan ternyata bagus, gue jadi pengen baca buku-buku Vandaria Saga yang lain. Tapi, selain karena ternyata ada dua yang udah out-of-stock – Harta Vaeran dan Ratu Seribu Tahun – untuk ‘menghilangkan’ buku-buku Vandaria Saga dari wishlist juga harus bersabar, harus nabung, karena harganya yang lumayan.

Ini wishlist gue kali ini:

Kristalisasi (Kumpulan Cerpen)
(Tim Kreator Vandaria Saga)

Semesta Vandaria memendam beragam kisah menawan. Bisikan Sang Angin menuntun Evander Evrard dalam duelnya sebagai komandan Isfaris. Vaeran tidak segan-segan menghukum manusia-manusia penyebab Padamnya Bintang-Bintang Vaeran sendiri, hingga seorang pejalan cakrawala memutuskan untuk campur tangan. Sebulan sekali, Hamon menyaksikan anak manusia dijadikan bahan baku Batu Filsuf di Kastel Deimos. Suatu pagi pada Musim Gugur, murid Akademi Sihir Holstok bernama Lena terbangun dan mendapati seekor naga bening dalam kamarnya.

Dengan Nyanyian Alam, Fyanei berusaha menyelamatkan desanya dari longsor. Gael Grifon berguru kepada seorang frameless tua yang sinis demi menjadi manusia penyihir di Padang Hijau Atap Merah. Tiga buah Relik Agung Gallizur dicari untuk menghadapi jenderal Deimos keji dan salah satunya telah dipegang Athalos, pemuda misterius yang hilang ingatan. Di Bawah Bulan Separuh kota perdagangan Zarkand, seorang pencuri bertekad mengambil kembali kristal miliknya. Beri Kami Damai adalah tugas terakhir Arvena, seorang penyair yang sering membohongi rakyat dengan syair kepahlawanan. Pentagon menghadirkan masa lalu lima tokoh yang akan memegang kunci nasib Benua Elir.

Tiga zaman, tiga benua, sepuluh kisah yang mengkristal dalam satu semesta Vandaria...


Harta Vaeran
(Pratama Wira Atmaja)

Terlahir dengan bakat untuk berburu harta berharga yang tersembunyi, Karnthe mengikuti jejak ayahnya dan menjadi seorang Pemburu Harta Karun. Ia bergabung bersama Saeliya, seorang Penyihir Tempur, untuk berburu Harta Vaeran yang legendaris. Seiring ia bertualang, ia mendapat bantuan lagi dari tiga rekan yang bisa diandalkan, yaitu seorang Pengumpul Pengetahuan bernama Fukhoy-ri, seorang Pengelabu Mata bernama Certeus, dan seorang Pedagang Pejuang bernama Karin. Dengan tim multi-profesi yang solid ini, Karnthe pantang menyerah mengejar Harta Vaeran yang ternyata begitu dahsyat melebihi bayangannya.


Ratu Seribu Tahun
(Ardani Perdana Subagio)

Hidup abadi sama sekali tidak dipandang Ratu Narasoma sebagai berkah. Kutukan dari djinn Murugan telah membuatnya hidup selama ribuan tahun dan selama itu pula ia merasa begitu kesepian. Menyadari dengan pasti setiap kawannya pada akhirnya akan meninggalkan dirinya untuk selamanya.

Hingga akhirnya sang Ratu menerima perintah untuk pergi ke barat agar Murugan dalam tubuhnya bisa dibebaskan. Narasoma langsung menuruti perintah itu, lalu meninggalkan kerajaannya dalam sebuah perjalanan panjang.

Sayangnya, tidak semua orang menyukai keputusannya itu. Para Raja Surga tidak ingin ia pergi dan memutuskan mereka akan memaksa Narasoma kembali ke Madra dengan segala cara.

Mereka mengirimkan prajurit terbaiknya, Kugo, untuk menghentikan perjalanan Narasoma. Kugo hampir berhasil, tapi kegigihan Narasoma memaksa Kugo untuk terus mencoba lagi dan lagi.

Dan akhirnya, kesabaran Raja Surga sudah tidak bisa ditahan lagi. Mereka menggunakan segala cara untuk mengirim kembali Narasoma. Apakah tindakan Raja Surga ini berarti berakhirnya perjalanan Narasoma?

Hailstrom
(Fachrul R.U.N)

Ambisi.... Kekuasaan.... Kekuatan....

Ketiganya berpusar bagai badai, terpusat pada satu keluarga: Hailstorm. Bahkan sosok digdaya, Raja Deimos Amurdad, menerjang ke dalam pusaran badai lewat tawarannya yang terlalu menggiurkan untuk ditolak: Kekuatan penakluk segala! Mereka yang menginginkan anugerah itu harus mengatasi tantangan maha dahsyat di tempat maha berbahaya: Reigner, alam kematian

Semua berlomba mendapatkan kekuatan itu. Jika berhasil, mereka akan mempunyai senjata untuk menumbangkan Sang Raja Tunggal. Jika gagal, kematian menjadi hal yang tak terelakkan. Segala cara untuk mengumpulkan pasukan hebat ditempuh Hailstorm. Bahkan cara kotor. Menyandera keluarga kesatria veteran Lavinia, yang sesungguhnya ia tak ingin kembali mengangkat pedang.

Mungkinkah Lavinia berhasil menyelamatkan keluarganya? Atau... malah menjadi tumbal ambisi keluarga Hailstorm? Ini adalah kisah tentang Sang Badai dan Penunggangnya.

Kaya’nya mood gue emang lagi baca buku-buku fantasi nih..

Jadi, apa Wishlful Wednesday kamu kali ini? Yuk ikutan, syaratnya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Read more »

Minggu, 24 Juni 2012

Takdir Elir



Takdir Elir
Hans J. Gumulia
GPU - 2012
238 hal
(Gramedia Plasa Semanggi)

Memasuki sebuah dunia baru bernama Vandaria. Entah kenapa dari awal cerita, ‘memancarkan’ aura yang begitu tenang. Mungkin karena diawali dengan setting tempat yang sacral, di sebuah kuil tempat Pendeta Agung. Tapi di balik ketenangan itu, sebenarnya ada konflik yang mengganggu di benua Elir. Di Benua Elir ini sedang terjadi konflik yang tak diketahui dengan jelas apa masalahnya. Yang jelas, dua kerajaan besar yang berkuasa di benua Elir ini sama-sama sedang menahan diri untuk tidak memulai peperangan.

Dua kerajaan ini adalah Kerajaan Serenade di barat benua Elir, dipimpin oleh Raja Althor, dan Kerajaan Vandergaar, di timur benuar Elir, dipimpin oleh Raja Xaliber. Dua raja ini adalah raja yang bijaksana dan dicintai rakyatnya. Kehidupan di kedua kerajaan relatif tenang – ini sebelum adanya masalah aneh dan gak jelas ini. Padahal, dua raja ini dulunya bersahabat, lho. Perbedaan dari keduanya adalah Raja Althor ini lebih perasa, susah banget menyembunyikan apa yang lagi dia pikirin atau lagi dirasakannya. Beda dengan Raja Xaliber yang kalau melihat raut wajahnya, orang lain gak akan tahu apa yang lagi di pikirin.

Atas petunjuk dari Vanadis (dewa-dewi Vandaria), Pendeta Agung memerintahkan Rozmerga untuk pergi ke benua Elir dengan membawa selembar surat yang ditujukan kepada dua raja tersebut. Rozmerga ini adalah framless anggota Kesatria Valiant Ordo Vhranas di Tanah Suci Bedina..

Selain Rozmerga, ada Liarra, framelss keturunan suci Flavianus, yang tinggal di Hutan Tentram Raz’ Vinel, dengan busur Valuminaire, busur legendari yang ‘melemparnya’ ke dunia lain – ke Padang Pasir Tak Bernama, di mana ia bertemua dengan Sigmar. Dan ternyata Sigmar dengan senjata pusakanya, sebuah pisau belati bernama Sylia. Sigmar ini adalah pemudah ‘blasteran’, separuh frameless, separuh manusia.

Raja Althor memiliki senjata pedang yang sangat besar (beneran gueeede banget), bernama Valdin, sedangkan senjata Raja Xaliber adalah Kriger, sebuah tombak. Dua senjata ini juga merupakan warisan dari tetua framless Flavianus. Dan bila keempat senjata ini saling bersentuhan, keempat pemegang senjata ini akan mendapatkan sebuah visi, dari masa lalu.

Keempat orang inilah, plus Rozmerga yang akan menentukan takdir bagi benua Elir. Merekalah yang bias menyelesaikan konflik dan menyingkirkan aura jahat yang menyebabkan perpecahan ini.

Ada beberapa hal yang gue suka atau yang nyangkut, jadi kali ini pake bullet points aja deh,

  1. Mulai dari cover… ouch… hehehe.. ada cewek seksi, berbusana minim… hihihi.. awas, ada yang iseng ngelapor ke Komisi Anti-Pornografi (eh.. apakah ada komisi ini?)
  2. Lalu masuk ke deskripsi tokoh – di sini pengenalan singkat para tokoh berhasil membuat gue gak bingung menebak latar belakang para tokoh. Dan, favoritku adalah Sigmar yang kocak.
  3. Yang keren di cerita ini menurut gue (salah satunya) adalah ide ‘pohon rumah’ tempat tinggal para frameless Flavianus dan negeri di awannya Republik Highwind
  4. Terbayang-bayang asparagus bakar kesukaan Rozmerga
  5. Bahwa cerita fantasi gak harus dengan nama para tokoh yang ribet penulisan dan pengucapannya, dan gak harus ada binatang atau makhluk aneh yang mengerikan. Di cerita ini, hanya muncul dua makhluk baru yaitu Gorken dan Kelabang Raksasa. Gorken ini kocak banget, sukanya sama yang metal dan bling-bling :D
  6. Karena si Kerajaan Serenade identik dengan warna putih, dan Kerajaan Vandergaard identik dengan warna hitam – gue pikir ini adalah simbol si baik dan si jahat, tapi ternyata bukan. Dua-duanya baik, dan dua-duanya ganteng… hehehe..
  7. Tokoh di cerita ini semuanya masih baik-baik, si tokoh antagonis masih belum muncul secara utuh.
  8. Framelss – makhluk baru yang unik. Punya dua bola mata yang berbeda, punya kemampuan sihir. Ciri lebih lengkap, silahkan tengok di website Vandaria.
  9. Ceritanya gak rumit, gak kebanyakan masalah dan rahasia. Jadinya, berasa santai aja gitu pas bacanya. Buat gue, jadi lebih menikmati proses bacanya tanpa perlu harus mengingat begitu banyak tokoh dan hubungan mereka.
  10. Pleasee… lanjutannya jangan kelamaan ya, terbitnya…

Novel Vandaria Saga yang sudah terbit sejauh ini, selain Takdir Elir ,adalah Harta Vaeran, Ratu Seribu Tahun (dua buku ini, kemarin nyari di Gramedia Pondok Indah Mall udah out of stock), lalu ada kumpulan cerpen Kristalisasi dan Hailstrom. Dan, ehem.. harga buku-buku Vandaria Saga ini cukup ‘aduhai’. Hehehe…

Dunia Vandaria, diciptakan oleh A. Raditya. Sebelumnya, pada tahun 2000, Raditya menciptakan karya berjudul Holy Knights, sebuah cerita fiksi fantasi bersambung. Semua orang bisa ikut berpartisipasi dan ambil bagian dalam dunia Vandaria. Hehehe.. kalo gue sih, sebagai penikmat aja deh…

Mari, yuk… kita ‘Mengkristal bersama Vandaria’.

*bikin tulisan ini, sambil buka website-nya Vandaria Saga… ‘merinding’ sendiri denger musiknya, dan lansung kebayang, kalo jadi film kaya’ apa ya?*
Read more »

Hujan dan Teduh



Hujan dan Teduh
Wulan Dewatra
Gagas Media  - Cet. IV, 2011
250 hal
(pinjam sama pepito)

Cerita pertama, saat Bintang duduk di  bangku SMA di Bandung. Hubungannya dengan teman sebangkunya, Kaila, terbilang sangat akrab. Suatu hari, saat mengerjakan tugas di rumah Kaila, Bintang harus menginap. Dan, tercetuslah sebuah pengakuan dari bibir Kaila, bahwa ia menyukai Bintang lebih dari sekedar teman. Gayung bersambut, Bintang membalas perasaan Kaila. Sejak itu, dimulailah hubungan diam-diam. Mereka berdua berlaku normal di depan keluarga dan teman-teman. Sama-sama punya pacar dan saling cemburu saat salah satu harus bersama pacar ‘normal’nya.

Rahasia terbongkar karena kecerobohan Kaila, beredarlah foto-foto mereka berdua.  Bintang lebih kuat menghadapi cemooh teman-teman sekolah. Tapi tidak dengan Kaila. Kisah  bersama Kaila berakhir tragis, tapi Bintang tetap menyimpan potongan hatinya untuk Kaila.

Cerita kedua, tentang Bintang yang kuliah di Jakarta. Bintang berkenalan dengan Noval, dan akhirnya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Awalnya Noval begitu perhatian pada Bintang, tapi lama-lama, Noval jadi posesif. Bintang dilarang macam-macam – sebut saja dilarang berenang karena banyak cowoknya, padahal renang adalah olahraga favorit Bintang. Gak boleh pake rok, gak boleh jalan sama cowok lain. Kalau Bintang melawan sedikit, secara tak sadar, Noval menyakitinya secara fisik. Noval juga kerap memaksakan keinginannya.

Meskipun demikian, Bintang tak punya keberanian untuk meninggalkan Noval. Hubungan mereka lambat laun jadi dingin.

Wah, udah lama gak baca buku romance begini, ternyata lumayan untuk selingan. Sehari selesai, dan ceritanya juga oke lah. Buku ini jadi juara I dalam lomba penulisan 100% Roman Asli Indonesia yang diselenggarakan oleh Gagas Media. Temanya, tentu saja tentang cinta. Tapi, yang membuatnya jadi menarik adalah pelakunya, dan dengan siapa percintaan itu terjadi. Ada dua cerita yang selang-seling, dengan setting waktu yang berbeda.

Buat gue, mengangkat tema percintaan seperti ini cukup berani, meskipun jaman sekarang udah bukan suatu rahasia kali ya.

Ada satu yang ‘ganggu’ dan ngeselin… endingnya itu, lho. Mengakhiri cerita dengan pertanyaan yang ‘menggantung’ itu bikin kesel pembaca… tau gak?!  :D Gue sampai berpikir, apa ada halaman yang sobek, atau hilang. Tapi, gak ternyata… Yah, tapi, it’s oke lah, daripada dilanjutin kalimatnya malah bikin ceritanya lebih klise lagi…
Read more »

Jumat, 22 Juni 2012

Raise the Red Lantern, Persaingan Para Istri


Judul                : Raise the Red Lantern, Persaingan Para Istri
Penulis              : Su Tong
Penerjemah      : Rahmani Astuti
Penyunting        : Anton Kurnia
Pem. Aksara    : Dian Pranasari
Cetakan           : 1, November 2011
Penerbit            : Serambi Ilmu Semesta
           

Untung saja buku ini terbilang tipis, hanya 133 halaman, atau kalau tidak saya tidak tahu apakah saya sanggup menyelesaikan pembacaan dari karya yang begitu muram tentang rumah tangga yang berpoligami ini. Adalah Teratai, seorang mahasiswi berusia 19 tahun yang dipaksa oleh takdir dan keadaan untuk memasuki sebuah rumah seorang Tuan Besar yang  telah memiliki 3 orang istri. Alkisah, bisnis ayah Teratai bangkrut dan akhirnya ia bunuh diri karena tiak kuat menanggung utang dan malu. Karena tidak memiliki uang sepeser pun, Teratai kemudian memutuskan untuk menikah dengan Chen Zuoqhian, seorang saudagar kaya raya. Dengan menikahi orang kaya, Teratai merasa ia akan tercukupi kebutuhannya, meskipun demi itu ia harus rela dimadu dan menjadi istri keempat. Ketika ditanya alasan mengapa ia mau saja menikahi pria paruh baya yang tamak seperti Chen, Teratai menjawab:
           
“Apa itu status? Apakah status itu sesuatu yang dikhawatirkan oleh orang-orang sepertiku? Bagaimanapun aku sudah menyerahkan diriku kepadamu untuk dijual. Jika kau masih menghargai kasih sayang ayahku, juallah aku kepada seorang tuan yang baik.” (17).
          
            Di dalam rumah keluarga Zuoqhian, Teratai pun segera mendapat serangan dan tentanggan dari ketiga istri tua Tuan Besar. Sukacita, Mega, dan Karang; ketiganya memendam ambisi terpendam untuk saling menyingkirkan dan berupaya menjadi yang terbaik, tercantik, dan terseksi dalam memberikan “layanan” kepada si Tuan Besar. Tentu saja, karena Teratai adalah yang paling muda, ketiga istri tua itu menunjukkan ketidaksukaannya—baik secara terang-terangan maupun tersembunyi—kepada Teratai.
            
            Dan, dimulailah perang dingin dan perang batin di antara keempat wanita itu. Dalam persaingan yang digerakkan oleh asmaramaupun kecemburuan, masing-masing istri saling beradu siasat, saling fitnah, bahkan menggunakan ilmu hitam untuk menyingkirkan saingan mereka. Bahkan, tidak jarang masing-masing istri menjelekkan istri yang lain demi mendapatkan perhatian utama dari Tuan Besar. Teratai yang awalnya memilih untuk diam dan tidak terlibat pun segera terseret dalam intrik dan persaingan yang menguras batin dan pikiran. Sampai-sampai, ia yang awalnya lebih logis dan berpendidikan pun kehilangan logika dan kecerdasannya. Perlahan, persaingan itu telah mengubahnya menjadi perempuan yang egois, yang labil, yang emosional, yang meledak-ledak, yang ikut menjelek-jelekkan saingannya. Dan, istri keempat pun menambah daftar masalah di rumah Tuan Besar.
            
            Novel Raise the Red Lantern diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris pada tahun 1990. Judul awalnya adalah Wives and Concubines yang kemudian diubah menjadi Raise the Red Lantern sesuai dengan versi filmnya yang dibintangi oleh Gong Li sebagai Teratai. Dalam film yang disutradarai oleh Zhang Yimou itu, ada adegan pemasangan lampion merah setiap malam di depan kamar salah satu istri yang akan dikunjungi Tuan Besar Chen. Penulisnya, Su Tong, memang dikenal sebagai penulis yang suka mengambil tema yang tidak biasa dan bakan cenderung tabu. Dalam novel ini, ia rupanya hendak menyorot tentang tradisi poligami yang marak di China tempo dulu dan juga kecenderungan untuk memiliki anak laki-laki ketimbang anak perempuan (yang masih dianut kuat hingga saat ini). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan sendiri oleh Chen dan Teratai:
             
             “Jangan bercanda! Wanita tidak bisa lebih penting daripada pria.” (halaman 12).
            Anak laki-laki lebih baik daripada anak perempuan.” Pikir Teratai. “Siapa yang peduli apakah dia mengigit atau tidak.” (halaman 24).

Buku ini tipis, bahkan bisa selesai dalam sekali baca. Namun, isinya begitu berwarna sekaligus begitu muram sehingga pembaca akan mampu memahami penyebab dari perubahan besar yang menimpa Teratai. Segala intrik dan perseteruan antar istri digambarkan dengan begitu gamblang, yang menjelaskan penyebab mengapa pembaca sering kali kelelahan walau membaca buku tipis namun sangat muram ini. Saking muramnya sehingga buku tipis ini sendiri mampu membuat Teratai gila di halaman terakhir.

            Lewat kehidupan Teratai, Karang, Mega, dan Sukacita yang sepertinya begitu larut dalam dunia mereka yang sempit, yakni seputar kamar, taman, dan ruang makan, penulis seperti hendak mengkritik posisi perempuan yang (pernah) begitu direndahkan di China. Perempuan seolah tidak lebih dari sekadar alat pemuas nafsu pria, bukannya sebagai rekan sehidup-semati. Menikah seolah begitu mudah bagi seorang Tuan Besar seperti Chen sehingga ia mudah saya mengambil empat-lima istri atau (maaf)  menggoda pelayannya. Borok rumah tangga yang hanya dibangun lewat nafsu dan ketamakan didedahkan semua dengan begitu muram. Bahwa apapun yang dimulai dan didasari oleh niat buruk semata memang tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik dan positif, termasuk dalam memilih istri dan memutuskan untuk berpoligami. Jika landasan dan alasannya kurang tepat, maka bencana lah yang akan datang.

            
Read more »