Rabu, 03 Maret 2010

The Dressmaker

The Dressmaker
Rosalie Ham @ 2000
Duffy & Snellgrove - 2000
296 Hal.

Setelah dua puluh tahun pergi, Myrtle Dunnage – atau Tilly – kembali ke rumahnya untuk merawat ibunya yang agak sedikit tidak waras. Ia kembali ke Dungatar, sebuah kota di Melbourne, Australia. Kota tempat Tilly dan ibunya dikucilkan dan jadi selalu jadi sasaran empuk para penggosip.

Kota Dungatar dihuni oleh orang-orang yang ‘eksentrik’. Ada seorang polisi – Sergeant Farrant yang modis, pasangan Pettyman – yang istrinya bernama Marrigold maniak sama ‘kebersihan’ dan masih banyak lagi.

Kedatangan Tilly kembali ke Dungatar menimbulkan banyak prasangka dan bisik-bisik. Tilly sendiri punya rahasia kelam di kota itu, rahasia yang membuat dia terpaksa pergi dari Dungatar. Tilly kecil sering menjadi korban bullying teman-teman sekolahnya. Ibunya disebut sebagai pelacur, penyihir dan lain-lain yang tak kalah buruknya.

Tilly berusaha tidak ambil pusing, tapi ia tidak mau pergi ke acara-acara kumpul-kumpulnya warga kota Dungatar. Seorang pemuda bernama Teddy McSwiney berusaha mendekati Tilly dan akhirnya bisa membuat Tilly mau pergi dengannya ke acara dansa. Tilly muncul dan membuat para perempuan terperangah dan iri dengan busana yang ia kenakan.

Sebelum kembali ke Dungatar, Tilly ‘berkeliling’ ke Paris atau Milan. Di sana, ia belajar menjahit dan merancang busana. Salah satu barang yang ia bawa ke Dungatar adalah mesin jahit merk Singer. Gara-gara ini, perempuan-perempuan Dungatar mulai mendekati Tilly dan memintanya untuk menjahitkan busana yang mewah bagi mereka semua.

Tapi, ketika Tilly mulai pelan-pelan nyaman, lagi-lagi ia harus berhadapan dengan tuduhan bahwa ia perempuan pembawa sial, pembawa kutukan buruk. Lagi-lagi ia harus berhadapan dengan ‘hantu masa lalu’nya.

Kalau dibaca lebih seksama, mungkin novel ini bagus. Tapi, karena dari awal gue udah punya ‘pikiran buruk’, makanya gue bacanya asal-asalan aja. Pengen cepet-cepet selesai. Atau mungkin karena, seinget gue, baru pertama kali gue baca buku dari penulis Australia. Bahasa Inggrisnya yang ‘beda’, yang bikin gue rada bingung bacanya.

Yang membuat gue penasaran adalah apa rahasia Tilly sampai dia harus pergi dari Dungatar. Tapi, ‘kecewa’nya gue, misteri itu sedikit banget dibahas. Kaya’nya lebih banyak membahas kehidupan sosial orang-orang di Dungatar ini daripada kehidupan pribadinya Tilly yang jadi tokoh utama buku ini. Nyaris semua tokoh punya affair. Rahasianya Tilly baru terbuka di bagian-bagian akhir novel ini. Menurut gue, novel ini suram, makanya bacanya juga jadi gak terlalu semangat.

0 komentar:

Posting Komentar