Tampilkan postingan dengan label metropop. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label metropop. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Februari 2012

Three Weddings and Jane Austen

Three Weddings and Jane Austen
Prima Santika
GPU – Januari 2012
464 hal.
(via bookoopedia.com)

Adalah Om Tan yang membuat gue memutuskan untuk membeli dan membaca buku ini. Gara-gara posting-an covernya di twitter, lalu gue baca sinopsisnya dan ternyata.. mmm.. menarik…

Ibu Sri – ibu dari 3 orang anak perempuan – penggemar berat Jane Austen. Masa remajanya memang dihabiskan di Inggris sana, jadi gak heran jadi beliau familiar dengan Jane Austen. Bahkan nama-nama anak perempuannya diambil dari tokoh-tokoh di novel Jane Austen – Emma dari Emma Woodhouse di novel ‘Emma’, Meri dari Marianne Dashwood di novel ‘Sense and Sensibility’, dan yang terkecil, Lisa dari Elizabeht Bennet di novel ‘Pride and Prejudice’.

Ketiganya bisa dibilang dalam usia yang cukup matang untuk menikah. Tapi sayangnya, tampaknya urusan percintaan ini jadi masalah yang rumit untuk ketiga gadis itu. Ibu Sri sebenarnya cukup khawatir. Maklumlah, namanya juga ibu-ibu. Permasalahan yang dihadapi ketiga anak perempuannya berbeda satu sama lain, tapi Ibu Sri selalu punya jawaban yang masuk akal dan semua itu didapatnya dari novel-novel Jane Austen.

Emma, Meri dan Lisa, sebenarnya rada ‘anti’ dengan novel klasik. Karena bahasanya yang susah dan kadang tokoh-tokohnya menurut mereka terlalu ‘dangkal’. Tapi, Ibu Sri dengan sabar selalu menjelaskan dengan perlahan, hingga akhirnya mereka bisa menerima penjelasan Ibu Sri. Jadi, meskipun belum membaca buku-buku Jane Austen itu, mereka bertiga lumayan hafal dengan isi ceritanya.

Yang membuat novel ini unik, selain cover-nya itu, ya karena cara ‘pendekatannya’. Kalo masalah cinta sih, udah sering kan dibaca di mana-mana, tapi latar belakangnya yang bikin menarik. Kalo gue jadi anaknya bu Sri, pasti gue bilang, “Please deh, Ma.. no more Jane Austen, deh… “ Hehehe… tapi, anak-anak Ibu Sri ini emang baik-baik… semuanya sama sabarnya dengan Ibunya.

Di buku ini, gak ada tokoh antagonis. Ini buku yang sangat ‘sopan’. Bahkan para cowok-cowoknya juga baik-baik. Ibu Sri dan anak-anaknya bergantian bercerita. Hingga kita tahu, apa permasalahan mereka masing-masing. Tapi nih… Mas Prima ini beberapa kali ketuker antara Mas Dian dan Mas Deni :D

Dulu gue sering banget beli novel ‘metropop’, sekarang udah jarang, kecuali dari beberapa penulis. Karena jujur, gue sering merasa rada ‘terganggu’ dengan terlalu banyaknya kalimat berbahasa Inggris yang bersliweran. Meskipun lebay nih, gue sering berpikir, “Gue baca novel Indonesia atau Inggris sih?” Nah, membaca novel ini, bagi gue terasa lebih ‘membumi’. Mungkin karena latar belakang keluarga Jawa yang ‘kental’, para tokohnya juga sopan-sopan, masih memegang teguh adat ketimuran. Meskipun ada kalimat-kalimat berbahasa Inggris, tapi sebagian besar itu dari kutipan-kutipan buku Jane Austen. Kalo pun mereka berdialog dengan bahasa Inggris, itu tak terlalu banyak dan gak berlebihan.

Dan selesai membaca buku ini, yang ada di pikiran gue, “Segera cari novel-novel Jane Austen.”
Read more »

Twivortiare


Twivortiare
Ika Natassa @ 2011
Self published via nulisbuku.com
288 hal.
(via nulisbuku.com)

Penasaran dengan ending Divortiare? Sebaiknya buruan baca buku ini. Gimana sih ‘nasib’ Beno dan Alexandra selanjutnya.

Lewat tweet-nya, Alexandra Rhea menceritakan kehidupan setelah menikah kembali dengan Beno. Mulai dari mesra-mesranya mereka berdua kembali, cerita-cerita saat mereka masih pacaran, terus kenapa sampai akhirnya mereka bisa memutuskan untuk menikah kembali, plus pertengakaran mereka yang juga bolak-balik terjadi. Gak ketinggalan gossip-gosip barena Wina, sahabatnya Alexandra.

Awalnya, gue asyik-asyik aja baca buku ini. Karena ya alas an di atas, pengen tau aja gimana Beno dan Alexandra selanjutnya. Tapi, rada ke belakang, gue jadi agak-agak ‘terganggu’, atau bosan kali ya, baca tweet-nya Alexandra yang manis-manis sama Beno, mesra berdua di Amrik sana… eh, tiba-tiba ada tweet yang rada ‘kasar’ atau ‘memaki-maki’ Beno. Yah… mulai berantem lagi, mulai ribut lagi. Alex ngambek dan ‘kabur’ ke rumah mereka di Kebagusan… Beno nyusul.. baikan lagi…. Gak lama.. berantem lagi… Aduh… cape’ deh bacanya…

Yang menarik adalah bagian di mana mereka berdua saling menguatkan saat Alexandra belum juga hamil. Gak ada yang saling menyalahkan, tapi saling memberi semangat, meskipun dua-duanya sama-sama down.

Tapi… bagian akhirlah yang berhasil ‘menyentuh’ gue. Tweet tentang surat dari Beno bikin gue terharu.. hu..hu.. hu… Biar deh, si Alex harus tau tuh, jangan marah-marah terus, jangan asal nuduh terus… biar dia sadar, how much Beno loves her… :D

Banyak yang jatuh cinta sama Beno.. si dokter yang cool tapi protektif banget sama Alex. Cemburu berat kalo Alex dideketin sama cowok lain, tapi tetap lempeng saat Alex marah-marah karena Beno diem aja dipegang-pegang sama dokter cantik kolegaknya di rumah sakit.

Tapi, Beno tetap cinta sama Alex, meskipun hanya bisa masak scramble egg tiap pagi plus nasi goreng nugget. Atau Alex yang bisa ketawa dan senyam-senyum dengan ke-geek-annya Beno.

Terus gue mikir nih… koq lama-lama seperti ‘too much information’. Twitter emang bisa dibilang sarana curhat, update status… tapi kalo baca timeline-nya Alexandra – menurut gue – terlalu ‘pribadi’ untuk diumbar ke publik. Emang sih, dipasang ‘gembok’, jadi gak semua orang bisa liat timeline-nya, kalo gak diapprove sama beliau ini. Sampai-sampai gue berpikir, apa iya dalam kehidupan ‘nyata’, ada orang yang bercerita segitu pribadi-nya di twitter. Hehehe.. gue terlalu ‘berkaca’ sama diri gue sendiri, yang membatasi apa yang gue bagi di ruang publik. Yang gue follow dan follower gue pun bisa dibilang yang punya minat sama dengan gue. Sementara keluarga hanya kakak dan adik gue, temen-temen kantor gak ada yang gue follow (gak ada yang tau juga sih gue punya account twitter :D)

Tapi, sarana twitter untuk menghasilkan sebuah karya boleh diacungi jempol. Udah ada beberapa buku yang gue baca yang asal atau idenya dari twitter, seperti Kicau Kacau-nya Indra Herlambang atau Tweets for Life – Desi Anwar.

Seperti biasa, Ika Natassa tampil dengan gayanya yang ceplas-ceplos. Dan, iya.. akhirnya gue follow tuh account @alexandrarheaw dan semakin gue baca timeline-nya, gue jadi merasa Alexandra… Beno.. even si mbok itu nyata.. hahahaha.. (tapi koq.. di list following justru gak ada tuh account Wina – sahabatnya sendiri?)

O ya.. sedikit ‘kritik’, di buku ini lumayan banyak bertebaran ‘typo’. Udah gitu, ada tweet yang sama yang beberapa kali diulang. Entah karena kelupaan, atau emang di-tweet beberapa kali. Soalnya hanya beda satu halaman. (gue lupa halaman berapa… catetan ketinggalan di rumah)
Read more »

Kamis, 16 Februari 2012

Divortiare


Divortiare
Ika Natassa @ 2008
GPU – Cet. II, September 2008
288 hal.
(Gramedia PIM)

Sebenernya gue udah pernah baca buku ini. Tapi, berhubung mau baca sambungannya, Twivortiare, dan gue rada-rada lupa ceritanya, maka gue pun meluangkan waktu untuk membaca lagi Divortiare. Biar lebih inget awal mulanya gimana.

Alexandra dan Beno, adalah pasangan mantan suami-istri. Mereka berdua adalah pasangan yang super sibuk. Alexandra bekerja di bank sebagai credit analyst, sementara Beno adalah dokter bedah jantung. Jam kerja yang tak tentu, terutama Beno, yang kerap mendapat panggilan mendadak dari rumah sakit. Alexandra juga sibuk banget, sering pergi-pergi ke luar kota juga. Tapi namanya sebagai istri, Alexandra juga menuntut perhatian dari suami. Bukan hanya bertemu saat sarapan atau tengah malam saat udah ngantuk-ngantuk dan gak sempet untuk berbincang-bincang lagi.

Puncaknya, komunikasi yang tak lancar, ego keduanya yang tinggi, akhirnya Alexandra memutuskan untuk berpisah dengan Beno. Daripada terus menerus bertengkar, akhirnya, itulah keputusan pahit yang akhirnya mereka ambil… berpisah.

Setelah berpisah pun, hubungan mereka bisa disebut love-hate relationship. Kalau sakit, Alexandra masih tetap meminta Beno untuk memeriksanya. Sama-sama cemburu saat melihat mantan berdekatan dengan orang lain.

Gue inget, hal pertama yang membuat gue membeli buku ini, karena gue suka dengan cara dengan buku pertama Ika Natassa – A Very Yuppy Wedding, ceplas-ceplos, meskipun kadang gue merasa ‘terganggu’ dengan begitu banyaknya kalimat bahasa Inggris yang bertebaran. Lalu, cover-nya yang simple. Kotak ‘His’ yang rapi, dan kotak ‘Her’ yang berantakan. Begitu membaca buku ini, gue ‘mengerti’, kotak itu seolah mewakili karakter di buku ini. Beno yang cool – cenderung lempeng dan kaku. Sementara, Alexandra yang to the point, terkadang gampang ‘panas’, tapi juga tegas.

Banyak yang pastinya jatuh cinta sama tokoh Beno. Kaya’nya sebagai tokoh yang ‘tertindas’ hahaha.. .sabar menghadapi Lexy, tapi kalo udah marah, kaya’nya bikin kita gak bisa berkata apa-apa. Dengan hubungan yang digambarkan seperti itu, harusnya sih ‘Divortiare’ itu gak perlu terjadi, asal mereka mau berusaha untuk bertahan sedikit lagi (duh.. sok tau banget sih gue ini). Sementara Denny… aduh, bosen ah. Tokoh yang sok-sok romantis, sok perhatian.. biasa aja jadinya… (menurut gue lagi lhoooo…) - tapi hmm.. seandainya gue masih single, ada yang begitu ke gue sih.. gue suka-suka aja.. hehehe.. (gak konsisten..)

Oh ya, ending menurut gue juga asyik. Kalo gue jadi bertanya-tanya, kira-kira Beno sama Alexandra jadi gimana nih? Akan tetap sebagai ‘teman’, atau tetap ber-love-hate relationship, atau mau ada kesempatan kedua ?

Oke lah.. sekian aja untuk Divortiare ini, nantikan ya tayangnya Twivortiare… soon…
Read more »

Senin, 26 September 2011

Celebrity Wedding

Celebrity Wedding
aliaZalea @2011
GPU - September 2011
328 hal.

Sebagai Junior Partner di salah satu kantor akuntan publik, waktu Inara nyaris tersita seluruhnya untuk pekerjaan. Bisa dibilang hampir tak ada waktu untuk bersosialisai (yeah.. I know… been there before, meskipun hanya magang dua bulan… hehehe…) Di suatu Jum’at sore, Inara sedang merapikan pekerjaan-pekerjaannya, bersiap untuk mengahadapi weekend yang tenang. Ia sudah janji untuk datang ke acara pesta ulang tahun keponakannya. Tapi… mendadak, Inara dipanggil ke sebuah meeting, bertemu dengan klien penting, yang tidak saja merubah semua rencananya di weekend ini – tapi andai Inara tahu – juga akan merubah masa depannya.

Revelino Darby, si klien penting itu. Secara khusus, atas rekomendasi yang sangat memuaskan, meminta Inara untuk memeriksa kondisi keuangan pribadi Revel dan perusahaan rekaman miliknya. Siapa tak kenal Revel? Ia adalah penyanyi papan atas Indonesia, digilai perempuan karena suaranya yang enak serta didukung oleh wajah dan fisik yang menunjang. Inara nyaris saja menolak proyek satu ini, karena banyaknya klien yang harus ia tangani. Tapi, ia pasrah karena senior partner di KAP itu menyetujui bahwa Inara lah yang akan menangani Revel.

Dan, hari-hari Inara berikutnya pun, selain berkutat dengan klien lain, juga dihabiskan di kediaman Revel yang merangkap studio rekaman. Yah, harus diakui oleh Inara, kalau Revel memang memiliki pesona yang ‘melumpuhkan’ kaum hawa.

Hari-hari yang tenang, tiba-tiba berubah dengan adanya gossip tak sedap. Luna, yang diketahui publik sebagai kekasih Revel, hamil. Tapi, Luna tak bersedia mengungkapkan jati diri ayah dari calon bayi itu. Tentu saja, tuduhan mengarah ke Revel. Dan Revel memilih bungkam, tidak memberi tanggapan apa pun tentang gossip itu. Tapi, ada harga yang harus dibayar Revel. Launching single terbarunya ditunda, tour ke beberapa kota di Indonesia terancam batal karena adanya penolakan dari pemda setempat. Revel harus mencari cara untuk mengembalikan image positif di mata masyarakat.

Dan satu-satunya cara itu adalah menikah…. Calon istri yang sempurna ‘saat itu’ adalah … Inara! Tanpa proses yang berbelit-belit, Inara menyetujui usul Revel. Inara yang selama ini terlalu banyak diatur oleh mama dan kakak-kakak perempuannya, merasa inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan kalau ia juga punya sikap, dan ia yakin di mata mamanya, Revel adalah calon menantu yang sempurna.

Sandiwara dimainkan, kontrak ‘pernikahan’ selama setahun pun dibuat. Pelan-pelan Inara tampil mendampingi Revel di berbagai acara.

Nikah kontrak itu pun berjalan dengan mulus. Sesekali mereka bertengkar karena merasa privasinya terganggu. Terutama Inara, yang bersikap se-profesional mungkin, meski sesekali ia tak bisa membohongi perasaannya.

Harusnya yang mereka jalani adalah sebuah drama, pura-pura… tapi kenapa makin lama makin nyata…. Dan harusnya gak melibatkan perasaan… tapi, nyatanya, Revel pun setengah mati menahan diri setiap berhadapan dengan Inara – perempuan yang jauh berbeda dengan mantan-mantan pacarnya.

Tokoh-tokoh dalam buku ini gak banyak, jadi gak ribet. Fokus utama memang di Revel dan Inara. Bahkan, si Luna, yang berpotensi jadi tokoh antagonis, hanya ‘melintas’, dan gak terlalu ‘mengganggu’.

Kalau bicara ending… well, ketebak lah seperti apa. Dan bukan pertama kali gue membaca cerita tentang pernikahan pura-pura dengan ending yang sama. Tapi, buku ini malah membuat gue pengen membaca karya aliaZalea yang lain.
Read more »

Kamis, 15 September 2011

Antologi Rasa

Antologi Rasa
Ika Natassa
GPU - Agustus 2011
344 hal.

Novel ini bercerita tentang kisah cinta yang mmm… apa ya, semu? (aih bahasa gue). Tentang orang-orang yang punya perasaan, tapi gak berani mengungkapkannya.

Keara, Haris dan Rully, bekerja di sebuah bank. Mereka dipertemukan ketika sama-sama bertugas ke daerah. Tapi, sifat ketiganya berbeda.

Keara, seorang gadis yang easy-going, suka clubbing, shopping dan fotografi. Jatuh cinta sama Rully, tapi karena dia tau, Rully suka dengan gadis lain, maka ia hanya berani berharap sekali saja pria itu memperhatikannya. Rully berbeda dari laki-laki yang selama ini kerap menjalin hubungan dengan dia.

Haris, seorang ‘womanizer’. Rayuan dan gombalannya hampir selalu berhasil membuat perempuan bertekuk lutut. Kecuali, Keara. Hanya Keara yang mampu membuat Haris merasa jatuh cinta, karena hanya Keara yang melihat Haris sebagai seorang sahabat.

Sementara Rully, yang paling ‘alim’ di antara mereka. Paling normal, jauh dari kehidupan malam. Tapi, sayang, cintanya justru hanya untuk seorang perempuan yang sudah berkeluarga.

Bolak-balik Keara berusaha menghapus bayangan Rully dan mencoba berhubungan dengan pria lain, tapi tetap saja, baginya itu hanya membohongi perasaannya. Sementara saat Haris berusaha jujur, justru ia kehilangan sahabat sekaligus perempuan yang ia cintai.

Keara itu tipe gadis yang ceria, tapi ketika bicara soal Rully, dia jadi berbeda. Di dalam kisah cinta segitiga (atau bahkan segiempat) ini, semua yang keliatan bahagia, ternyata gak begitu adanya. Keara itu tipe gadis yang ceria, tapi ketika bicara soal Rully, dia jadi berbeda. Atau Harris yang gampangnya gonta-ganti cewek, tapi di hadapan Keara justru kata-kata gombalnya selalu ‘mental lagi. Rully – si pria baik-baik ini – hanya berani berharap Denise akan meninggalkan suaminya.

Gue cuma mau jadi orang yang take care sama loe dan menemani loe di saat sulit ini
Antalogi Rasa page 269


Meski bertema cinta, tapi waktu membaca buku ini, rasanya campur aduk. Karena ditulis tidak hanya dari sudut pandang satu tokoh, jadi bisa ikut ‘ngerasain’ apa yang dialami setiap tokoh. Meskipun porsi untuk Rully gak sebanyak Keara dan Harris. Tokoh favorit gue, ternyata bukan Rully, tapi justru Harris. Si bad boy ini ternyata mau ‘bertobat’ demi seorang Keara.

Cara penulisan yang santai, bertaburan kalimat berbahasa Inggris, seolah bisa ‘menggambarkan’ sosok Ika Natassa – tokoh yang sama-sama banker, nge-fans John Meyer, suka fotografi.

Buat yang mau ber-menye-menye *colek Om Tan*, hayuuu.. dibaca buku ini… gak hanya akan jatuh cinta sama Keara, tapi juga tokoh-tokoh yang lain, plus.. siap-siap penasaran apakah Keara akan terus memburu Rully? Atau bersiap-siap menerima Harris?

Demi mendapat jawabannya, gue rela begadang untuk nyelesain buku ini.
Read more »

Minggu, 26 Desember 2010

The Wedding Games

The Wedding Games
Fanny Hartanti @ 2010
GPU - Desember 2010
240 Hal.

Harusnya nih, Dion Dirgantara bangga memiliki istri seperti Dania Kartanegara. Cantik, mandiri dan cerdas. Dania adalah seorang presenter acara masak-memasak (bayangkan aja Farah Quin) dan juga pemilik sebuah wedding organizer yang terkenal. Dari seorang yang tidak percaya diri dan sempat sedih luar biasa karena tidak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri, Dania menjelma jadi sosok selebritis yang jadi incaran para wartawan infotainment, jadi perempuan yang super sibuk. Malah mulai dijuluki ‘Martha Stewart-nya Indonesia’.

Dion sendiri bukannya tidak punya posisi penting. Berkantor di sebuah bank, Dion adalah seorang manajer berpenghasilan puluhan juta. Bukan Dion tidak mendukung karir Dania. Justru Dion yang awalnya meminta Dania untuk mencari kesibukan. Tapi, ketika karir Dania meroket, kesibukan Dania membuat Dion sering dinomorduakan. Dania jarang meminta pendapatnya, dan akhirnya Dion malah sering merasa lebih sebagai Mr. Kartanegara, bukan lagi Dion Dirgantara. Sebagai laki-laki, ia mulai merasa ‘dikalahkan’ oleh perempuan, oleh istrinya sendiri.

Perselisihan kecil mulai sering terjadi, bahkan akhirnya berujung pada ‘pisah ranjang’. Masing-masing jadi egois, saling menyalahkan dan menuntut pasangan masing-masing untuk lebih mengerti. Apa yang terjadi di antara mereka, membuat sikap mereka juga berubah. Dania yang biasanya ramah terhadap karyawannya berubah menjadi judes, sampai-sampai karyawannya mulai bergunjing yang tidak-tidak. Dion, bertemu dengan cinta pertamanya, dan tanpa disadari, Dion pelan-pelan mulai mencari sosok perempuan lain selain Dania.

Meskipun si laki-laki menjunjung tinggi persamaan derajat, hak dan kedudukan antara perempuan dan laki-laki, tapi tetap aja, ego laki-laki tuh ingin selalu jadi yang nomer satu, jadi yang terdepan dan jadi pemimpin. Sama seperti Dion, ketika ia merasa jadi nomer dua, cintanya sama Dania seolah perlahan lenyap, digantikan oleh kemarahan dan pikiran-pikiran negative. Satu lagi yang penting, komunikasi. Percuma teriak-teriak dalam hati, marah-marah, tapi toh, kalo pasangannya gak tau, yang percuma aja kali. Mereka gak akan ngerti juga apa yang lagi kita rasain. *curhat.com*… hehehe..

Anyway, gue lagi tiba-tiba ngeh, kenapa ya judul Metropop mayoritas pake bahasa Inggris? Seperti yang satu ini, atau The Bridesmaid’s Story, atau Dimi is Married (ini sih yang gue ambil dari yang akhir-akhir ini gue baca)
Read more »

Minggu, 05 Desember 2010

The Bridesmaid's Story

The Bridesmaid's Story
Irena Tjiunata @ 2010
GPU - Nopember 2010
296 Hal.

Another metropop hasil berburu weekend ini. Cerita tentang kehebohan seorang bridesmaid menghadapi calon pengantin yang dikenal sebagai drama queen.

Di tengah kesibukannya sebagai perancang perhiasam, Kesya tetap dengan senang hati menjadi pendamping perempuan untuk sahabatnya, Cecil. Mereka sudah bersahabat sejak TK, dan sudah saling mengenal luar-dalam satu sama lain. Kesya tahu betapa hebohnya hubungan Cecil dan Alo yang sering putus-nyambung.

Mulailah kesibukan mempersiapkan pesta pernikahan. Cecil adalah orang yang ‘ramai’, sementara Alo cenderung lebih tenang. Memilih gaun pengantin, tidak cukup hanya satu-dua-tiga kali mencoba, tapi sampai 27 kali! Tapi Kesya tetap sabar menemani Cecil. Ditambah lagi kehadiran sepupu Cecil yang ‘ajaib’ dan sok asyik, dan pengen banget berperan dalam pesta pernikahan Cecil ini.

Kesya sendir belum punya pasangan yang ‘berarti’. Ada seorang fotografer gugup bernama Jansen yang naksir banget sama Kesya, dan Kesya sendiri ‘aneh’nya juga suka sama Jansen dan menanti kapan Jansen akan menyatakan cinta. Tapi itu dulu… sebelum sang bestman atau pendamping pengantin prianya datang. Ketika Marco muncul, meskipun menyebalkan dan sok tau, mau tidak mau, Kesya dag-dig-dug setiap ada Marco di sampingnya. Marco yang keren meskipun gemar merokok. Cecil dan Alo juga terang-terangan menjodohkan mereka.

Setelah kehebohan yang berurai air mata, pesta pernikahan berjalan lancar. Semua sesuai dengan keinginan kedua mempelai. Akhir cerita yang berbahagia untuk semua tokoh dalam cerita ini. Ya.. gue ceritain aja deh, kalo emang akhirnya Marco dan Kesya jadian. Tapi, tadinya gue pikir, meskipun Kesya jelas tertarik sama Marco, tapi, justru Jansen yang berhasil mendapatkan cinta seorang Kesya. Dalam ‘tebak-tebakan’ gue selama baca buku ini, kirain Marco ini cuma ‘iseng’ sama Kesya dan akhirnya Jansen yang jadi ‘penyelamat’ untuk Kesya. Ehhh.. taunya nggak ya.. hehehe…
Read more »

Dimi is Married

Dimi is Married
Retni SB @ 2010
GPU - Oktober 2010
384 Hal.

Garda – seorang pemuda dengan ‘package’ yang sangat menarik. Tampan, rapi, dan punya kedudukan yang penting di perusahaan milik ayahnya. Tapi, dengan segala kelebihannya itu, tentu saja, sosok Garda tidak pernah sepi dari perempuan-perempuan cantik. Sekali putus dari perempuan satu, Garda dengan mudah menggaet perempuan lain – yang tipenya nyaris selalu sama – cantik bak model atau peragawati. Seringnya Garda gonta-ganti pacar, membuat resah ayahnya. Maklum, Garda adalah salah satu dari pewaris perusahaan kertas milik ayahnya.

Untuk itu, ayah Garda memutuskan untuk menjodohkan Garda dengan putri sahabat baiknya. Usulan ini, tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Garda. Menurutnya, mana ada lagi perjodohan di jaman modern?! Dan, Garda yakin banget kalo sosok anak perempuan sahabat ayahnya itu adalah sosok perempuan ‘jadul’.

Tapi, tiba-tiba Garda menyadari suatu hal – sebuah ambisi, yang jika ia tidak memenuhi keinginan ayahnya, bukan tidak mungkin ambisi itu akan gagal. Akhirnya, Garda pasrah dipertemukan dengan Dimi – nama gadis itu. Dimi memang bukan sosok yang ada dalam bayangan Garda, tapi Dimi juga bukan tipe perempuan yang selama ini mengelilingi Garda. Dimi cenderung tomboy, mandiri dan cuek. Tapi, seorang Dimi pun tidak bisa menolak magnet dari seorang Garda. Demi baktinya pada orang tua, Dimi akhirnya mau menikah dengan Garda.

Di awal pernikahan mereka, Dimi pelan-pelan bisa menyayangi Garda. Tapi, tidak dengan Garda. Sebuah sandiwara masih diperankannya dengan baik. Meski kadang jauh di lubuk hatinya, Garda merasa bersalah, tetap saja Garda melanjutkan permainannya.

Ketika seorang Donna – mantan pacar Garda - tiba-tiba mengusik kehidupan mereka yang nyaris tenang. Dimi pun menyadari ada sesuatu yang salah dalam kehidupan pernikahan mereka.

Tanpa gue sadari, ada beberapa buku Retni SB di lemari buku gue, dan rata-rata bukunya lumayan menarik, meskipun, tentu saja temanya tetap tentang cinta. Makin ke belakang, menurut gue sih makin menarik. Ceritanya makin ‘complicated’ atau lebih bervariasi. Yang gue suka dari Dimi di sini, adalah karena dia sosok yang sederhana, tapi gak kuper. Buku yang ringan buat santai-santai pas weekend…

Read more »

Senin, 04 Oktober 2010

Janda-Janda Kosmopolitan

Janda-Janda Kosmopolitan
Andrei Aksana
GPU – Januari 2010
464 hal.

Jadi janda bukan hal yang mudah. Banyak yang masih memandang negative terhadap status itu. Yang perempuan akan berbisik-bisik agar hati-hati nanti suaminya, pacarnya digoda janda. Yang laki-laki akan tersenyum nakal, ada juga yang memandang rendah, hanya mau pada gadis, tapi tidak dengan janda. Ah… susah jadi perempuan…

Rossa, perempuan pengusaha butik. Punya anak satu. Terpaksa menikah karena terlanjur hamil. Suaminya bilang, Rossa adalah penyebab hilangnya kebebasan dia. Akhirnya, pernikahan hanya seumur jagung. Di kehidupan yang sekarang, Rossa sudah mapan. Berteman dengan sesama janda. Sampai akhirnya punya pembantu bernama Nunung yang janda juga.

Drama kehidupan Nunung lain lagi. Ia menikah karena cinta. Terpaksa jadi TKW demi memperoleh kehidupan yang lebih baik. Setiap bulan uang gaji ia kirim ke kampung, ehhh… suaminya malah nikah lagi.

Sakit dan tak percaya pada laki-laki, tapi toh tidak malah membuat mereka jadi tidak butuh lagi-lagi. Menjalin hubungan baru memang tidak mudah. Ketika dekat dengan seorang pengusaha bernama Marco, Rossa tak berani menungkapkan jati dirinya yang sebenarnya, apalagi berkata kalau ia sudah memiliki anak. Marco pergi, datang Virlo, pemuda yang gemar clubbing. Bahkan anak SMA pun tertarik pada Rossa, dan tahu kalau Rossa kesepian.

Sementara Nunung, pembantu yang sangat modern dan berpikiran maju. Di sekolah anak Rossa, ia berhasil menebar pengaruh yang cukup besar sampai-sampai para nyonya protes dan minta Rossa memecat Nunung.

Nunung juga kembali gagal, karena calon suaminya ternyata sudah beristri. Meskipun istri pertamanya rela dimadu, Nunung tidak mau menyakiti sesama perempuan.

Duh, duh, duh.. drama ini penuh air mata, tapi juga penuh canda. Hidup mewah a la Rossa dan teman-temannya berdampingan dengan kesederhanaan dan keluguan Nunung. Clubbing vs joged dangdutannya Nunung. Menyindir sikap nyonya rumah yang takut kalah 'pamor' sama pembantu. Gak rela ngeliat pembantu yang tiba-tiba jadi lebih apik, lebih canggih dan lebih pintar.

Ending cerita dibuat menggantung dengan kemunculan tokoh yang sejak awal dianggap ‘hilang’. Membuat penasaran, karena tiba-tiba Rossa berada di persimpangan.
Read more »

Senin, 11 Januari 2010

Jampi-Jampi Varaiya

Jampi-Jampi Varaiya
Clara Ng @ 2009
GPU, Cet. I - Desember 2009
320 Hal.

3 orang gadis dari keluarga penyihir – yang lebih dikenal dengan Keluarga Karbohidrat dari nama-namanya. Ada Zea, Solanum dan Oryza. Penyihir di tengah-tengah manusia, yang biasa mereka sebut dengan ‘masyarakat jelata’. Mereka berinteraksi, bekerja sama dengan manusia. Seperti Oryza, yang jadi staf human resources, punya sahabat manusia. Tapi, bukan itu yang diceritakan di sini.

Masalah bermula dari pencurian rempah-rempah Varaiya dari rumah yang merangkap sebagai resto nasi tim bebek milik Nenek Gray, nenek-nya Strawberi. Strawberi ini naksir berat sama Xander. Tapi, Xander sudah dijodohkan sama si tomboy, Oryza. Oryza ditaksir sama Pax – yang juga merangkap jadi kucing jadi-jadian bernama Dakocan.

Salah satu kegunaan rempah-rempah itu adalah untuk membuat masakan jadi lebih lezat. Oryza, penyihir level delapan. Kemampuan sihirnya tidak diikuti dengan kemampuan memasak. Makanya, dia ingin menunjukkan pada semua orang, kalau dia bisa masak. Tapi, siapa sangka, karena terlalu banyak bumbu yang dipakai, malah membuat rendang kreasinya jadi ‘hidup’.

Dan tanpa disengaja, Zea dan Solanum meminum teh Varaiya yang khasiatnya membuat orang jadi punya tenaga ekstra, gak ada cape’nya dan malah jadi hiperaktif. Tapi, kalau terlalu banyak, efeknya adalah kematian bagi orang itu. Ada sih penawar racunnya, tapi obat itu hanya ada di Pulau Varaiya, pulau terpencil yang penuh pengaruh sihir, yang tidak ada di peta Indonesia.

Maka, dimulailah petualang mencari Temarin, obat penawar racun dari rempah Varaiya. Oryza, Samudra (ayah Oryza), Xander dan Pax, ditambah Nuna, anak perempuan kapten kapal yang mereka sewa, mengarungi lautan menuju Pulau Varaiya.

Tapi, ada dua perempuan lain, yang gak rela kalo perjalanan itu berhasil. Mereka ingin salah satu penyihir pria itu ada di tangan mereka. Strawberi dan Aqua, sama-sama naksir Xander. Tapi, Xander tetap cool dan setia sama Oryza.

Gue termasuk penikmat setia karya-karya Clara Ng. Rasa-rasanya, hampir semua buku Clara Ng gue punya, termasuk buku anak-anaknya. Dan, rasa-rasanya juga, baru kali ini Clara Ng nulis buku yang (maunya) kocak – setelah Indiana Chronicles. Tapi, sejujurnya, gue lebih suka baca buku Clara Ng yang rada serius, kaya’ Dim Sum Terakhir atau Uttuki. Di sini banyak lelucon atau joke yang jadi garing, kaya’nya panggilan untuk Strawberi yang selalu disalah-salahi jadi ‘Nangka’, atau ‘Cempedak’ atau apalah – yang berlaku juga untuk Strawberi pas manggil Aqua, jadi ‘Milo’ atau ‘Pocari’. Karena berulang-ulang dan keseringan malah jadi ‘basi’.

Terus, petualang di Pulau Varaiya malah porsinya gak terlalu banyak. Hmmm.. mungkin karena yang difokuskan bukan di pulaunya, tapi di ‘jampi-jampi’-nya ya.

Tapi, cerita belum selesai sampai di sini. Masih ada lanjutan kisah tentang penyihir yang kocak-kocak ini di buku selanjutnya.
Read more »

Rabu, 09 September 2009

Pink Project

Pink Project
Retni SB @ 2009
GPU – Juli 2009
264 Hal.

Pertama kali, coba-coba menulis komentar tentang sebuah lukisan di koran, Puti Ranin langsung mendapat balasan pedas dari seorang kritikus lukisan lain. Sangga Lazuardy, menyebut Puti sebagai katak dalam tempurung, tapi sok tahu. Karuan Puti langsung berang. Puti tau, dia bukanlah seorang seniman yang mampu menilai karya lukisan dengan canggih. Dia hanya penggemar lukisan, dan ketika satu lukisan mampu membuatnya ‘terpana’, Puti tak tahan untuk tidak mengirimkan tulisannya ke surat kabar. Puti langsung emosi berat. Bukan hanya karena Sangga ‘menghina’ dirinya, tapi juga menghina Pring, pelukis pujaannya itu.

Pada satu kesempatan, Puti akhirnya bertemu dengan Sangga. Sikap Sangga yang sok cool dan seolah mengaggap Puti gak ada, makin membuat Puti berang. Padahal, entah kenapa, semakin Puti menghindar, semakin sering mereka berdua bertemu.

Ternyata, Sangga punya tujuan tersembunyi di balik sikapnya yang acuh tak acuh itu. Sangga punya niat menjodohkan Puti dengan Pring. Si pelukis ini memang misterius. Dia tidak pernah muncul di setiap pameran lukisannya. Sangga ternyata adalah sahabat Pring.

Gue sih berharap menemukan ‘keindahan’ di dalam buku ini. Dari cover-nya udah cantik. Gue cape’ banget baca marah-marahnya Puti ke Sangga yang kadang berlebihan banget. Bagian Puti marah-marah, selalu gue lewatin dengan cepet-cepet. Hehehe.. daripada gue ikutan stress…

Read more »

Kamis, 16 Juli 2009

His Wedding Organizer

His Wedding Organizer
Retni SB @ 2008
GPU – Cet. II, September 2008
272 Hal.

Harsya, salah satu ‘pemegang saham’ di sebuah wedding organizer yang lumayan ngetop di kota Semarang. Meskipun gak jauh-jauh dari urusan pernikahan, ternyata Harsya sendiri belum berpikir ke arah sana. Bukan gak punya pacar, tapi, sang kekasih ini masih disembunyikan alias belum go public. Satu-satunya teman dekat cowok yang sering terlihat bersama Harsya, adalah Adra, teman dari kecil, mantan tetangga, fotografer dan juga salah satu penanam modal di Puspa Tiara.

One day, datang order besar yang kaya’nya bakal jadi mission impossible. Karin, teman SMA Harsya, yang dulu tak ada tanda-tanda bakal menikah duluan karena pemalu, menghubungi Harsya dan meng-hire-nya sebagai WO untuk pernikahannya. Temanya adalah “Little Mermaid”. Karin pengen ‘membawa’ alam bawah laut ke dalam pesta pernikahannya, harus dengan air sungguhan bukan sekedar background! Belum lagi pusing memikirkan gimana konsepnya nanti, ternyata Harsya harus menerima satu kenyataan pahit. Calon suami Karin tak lain adalah pacar Harsya sendiri, Figo… pengusaha muda yang sukses di kota Semarang.

Mission impossible jadi ada dua – mempersiapkan pernikahan yang extraordinary plus menghadapi sang calon pengantin yang (mantan) pacar sendiri. Untung ada Adra, yang selalu siap jadi ‘tong sampah’ setiap Harsya lagi ada masalah. Meskipun begitu, untuk kali ini, Harsya gak siap untuk cerita apa yang sebenarnya terjadi pada Adra.

Ketika masih sama-sama di sekolah, Harsya and the gank sempat ngerjain Karin dan bikin Karin malu. Nah, untuk ‘menebus’ dosa mereka, Karin minta mereka berjanji kalau di antara mereka, ternyata yang menikah adalah Karin duluan, Harsya and the gank harus pake kostum bikini dengan sayap peri di punggung mereka. Harsya sempat panik, karena ternyata memang Karin duluan yang married, tapi, dengan Karin sedikit berbaik hati untuk menghapus ‘hukuman’ itu, tapi menggantinya dengan ‘hukuman’ lain, yaitu, harus membawa calon suami ke pesta pernikahan Karin nanti.

Di sini masalah yang lebih rumit pun dimulai. Harsya meminta Adra berpura-pura jadi pacarnya, tapi Adra gak tau kalo di balik itu ada permainan lain. Orang-orang Puspa Tiara langsung terkejut melihat kemesraan Harsya dan Adra, kabar ini pun langsung sampai ke telinga orang tua mereka yang juga berteman dekat.

Demi menjaga perasaan orang tua mereka, Harsya dan Adra sepakat melanjutkan ‘kerja sama’ mereka, sampai gak sadar, kalau mereka sebenarnya juga sudah saling jatuh cinta. Tapii… masalah muncul lagi. Figo kembali masuk ke dalam kehidupan Harsya, dengan alasan pernikahannya tidak bahagia, Harsya kembali terjebak dalam rayuan Figo. Adra marah dan menghilang. Harsya jadi kelimpungan…

Setelah gue baca, ceritanya gak jauh beda sama ‘Perempuan Lain’-nya Kristy Nelwan yang beberapa waktu lalu gue baca. Tentang cewek yang susah banget ‘jatuh cinta’, tapi ternyata sekalinya ketemu, malah harus jadi ‘selingkuhan’, dan deket sama temen cowok dari kecil sampe gak sadar kalo sebenernya he is the one-nya si cewek.

Read more »

Senin, 29 Juni 2009

Perempuan Lain

Perempuan Lain
Kristy Nelwan @ 2007
Grasindo – Cet. II, Maret 2009
362 Hal.

Maya marah berat ketika Fauzan, tunangan sahabatnya, Hesti, ketauan berselingkuh dengan perempuan yang ya… ma’af-ma’af, rada kecentilan dan gak sebanding banget dengan Hesti. Maya nekad melabrak Cindy, si WIL itu, ketika dengan santainya dia datang menggantikan Fauzan yang gak bisa dateng ke ulang tahunnya Cindy.

Masalah ‘perempuan lain’ bukan hanya dialami Cindy, tapi juga Tiara, kakak Maya sendiri. Parahnya, Tiara-lah yang jadi perempuan lain dalam pernikahan orang lain. Bahkan dia hamil, tapi, karena tak mau karirnya terancam, Tiara nekat melakukan aborsi.

Tapi, siapa sangka, Maya sendiri akhirnya terjebak menjadi si ‘perempuan lain’ itu. Tak ada niat atau bahkan kepikiran sama sekali dalam benak Maya untuk mendapatkan predikat pengganggu kekasih orang. Ketika, Maya ketemu Sandi di restoran makanan Menado, Maya hanya iseng memperhatikan sosok ganteng itu. Mana dia tahu kalo Sandi itu GM sebuah produk ponsel ternama yang meng-hire kantor Maya sebagai EO untuk launching produk terbaru mereka. Dan kebetulan Maya adalah PO dari project baru itu.

Maya yang sudah lama gak jatuh cinta, gak bisa melupakan begitu saja sosok Sandi. Sandi yang perhatian, yang hangat dan yang kocak, mampu ‘melumerkan’ hati Maya. Tapi, ternyata, gak disangka-sangka, ternyata Sandi sudah punya tunangan.

Maya hancur. Ia jadi kerja gila-gilaan, makan gak teratur, apalagi tidur. Sampai-sampai, bossnya, mengirim dia berlibur ke Lombok, tempat Maya akhirnya bertemu dengan kekasih masa lalunya dan bisa kembali tersenyum

Ketika Maya mencoba bangkit, Sandi malah gak mau melepaskannya. Maya pun menjalani hubungan ini dengan diam-diam, menyembunyikan ini dari sahabat-sahabatnya sendiri. Meskipun Maya sudah mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria lain, Sandi tetap tak tergantikan.

Tapi, ketika Sandi datang lagi kepadanya, dan Maya justru gak mampu untuk menerimanya. Kenapa?? Karena ternyata… sosok dalam mimpi Maya selama ini bukanlah Sandi (upppss… apakah ini spoiler?)

Dibanding novel ‘L’, gue lebih suka yang ini. Emang sih, tokoh perempuannya, sama-sama galak (apakah ini menggambarkan sosok Kristy Nelwan?), terus, sama-sama perokok berat, galak, susah ‘mencari cinta’, dan sama-sama pekerja keras. Tapi, buat gue, tema-nya lebih ‘membumi’, dibanding tema nyari cowok berdasarkan abjad. Sifat idealis seseorang yang harus diuji ketika dia sendiri melanggar apa yang dia ‘haramkan’. Dan, kadang, kita juga gak sadar, sosok yang selama ini kita cari, ada pada seseorang yang selalu hadir di depan mata kita.

Meskipun ini, banyak ‘keseleo’nya nih, banyak salah tulis… Adiel Peterband beberapa kali keseleo jadi Ariel Peterpan, yang memang tampaknya berasal dari nama itu.
Read more »

Kamis, 19 Maret 2009

Cinta Andromeda

Cinta Andromeda
Tria Barmawi @ 2007
GPU – Januari 2007
336 Hal.

Indonesia tahun 2070? Wow… seperti apa ya? Yang ada dibayangan gue adalah kota Jakarta – tentunya – yang sibuk banget, kendaraan yang bersliweran, gak hanya di darat dalam hal ini mobil biasa, tapi juga mobil yang bisa terbang. Monorail, terus, apalagi ya… gue jadi inget film-nya Will Smith yang I Robot.

Jadi, dalam ‘rekaan’ Tria Barmawi, Indonesia di tahun 2070, penuh dengan berbagai kecanggihan, seperti smartphone, mobil yang bisa dioperasikan secara manual ataupun dengan mesin, dan yang paling keren adalah para robot yang semakin lama semakin mirip dengan manusia. Robot gak hanya untuk membantu pekerjaan rumah tangga, tapi juga sedang diusahakan menciptakan robot yang punya ‘perasaan’, bahkan bisa bereproduksi - yang dalam bahasa kerennya disebut Humanoid.

Vinidici sebuah perusahaan teknologi tengah mengembangkan Nunoid Project – sebuah proyek untuk menciptakan robot yang semakin menyerupai manusia dari segi fisik bahkan emosional. Terciptalah humanoid dengan nama Andromeda. Berjenis kelamin laki-laki, berwajah ganteng dan memiliki ‘sifat’ yang nyaris jadi dambaan setiap perempuan. Andromeda diprogram untuk bisa jatuh cinta, tapi program itu haruslah sealamiah mungkin. Vinidici berambisi menciptakan robot yang tercanggih yang pernah ada di abad itu.

Untuk mewujudkan ambisi itu, maka ditentukanlah target – seorang perempuan yang memiliki kriteria cowok impian yang mendekati sosok Andromeda. Pilihan itu jatuh kepada Salsabilla atau yang biasa dipanggil Salsa. Salsa, seorang konsultan keuangan, memimpikan seorang laki-laki yang gentle, dan bisa mengerti perasaan perempuan. Ketika Andromeda muncul dalam kehidupannya, semua jadi terasa sempurna. Keanehan Andromeda saat mereka bersama-sama jadi tertutup karena Salsa yang sedang jatuh cinta berat sama Andromeda.

Hanya Wina, sahabat Salsa, yang membaca keanehan Andromeda. Andro, yang tahu segalanya, data-data orang yang baru sekali ia lihat, bisa berbagai macam bahasa, kecanggihan dalam berhitung dan lain-lain, tak luput dari pengamatan Wina yang wartawan majalah mode itu. Instingnya sebagai wartawan berkata ada sesuatu yang ‘salah’ dalam diri Andromeda.

Tapi, hal itu ditampik Kika, sahabat Salsa dan Wina, yang bekerja sebagai programmer computer. Malahan Salsa berkata Wina cemburu karena Andromeda tak sedikit pun tertarik pada Wina yang biasanya selalu jadi pusat perhatian laki-laki.

Sifat ingin tahu Wina malah membuatnya celaka, sementara Vinidici malah semakin ambisi untuk membuat terobosan baru dalam diri Andromeda – yang artinya juga semakin membiarkan Salsa terjebak dalam situasi yang diciptakan orang lain untuk dirinya.

Tinggallah Kika, yang akhirnya harus memilih antara sahabatnya dan ambisinya dalam pekerjaannya.

Ide cerita yang menarik. Salsa kaya’nya emang target yang pas. Dia hidup tidak dalam keadaan yang serba canggih karena kondisi keuangan yang gak memungkinkan, berbeda dengan dua sahabatnya. Maka itu, Salsa jadi gak ngeh kalo ada yang aneh dengan Andromeda. Gue baru ngerti benang merahnya ketika di tengah-tengah ada ‘kejutan’ kecil. Tapi, yang rada gak asyik, adalah orang seambisius Harison - otak di balik Nunoid Project ini - gampang banget dibujuk sama tunangannya, padahal dia lagi di tengah-tengah 'perburuan' orang-orang yang menentangnya. Masa' sih segitu mudahnya?? Harusnya, dia lebih bisa 'bertahan' dong dengan segala rencana jahatnya di depan orang-orang yang ketakutan itu. (ups... otak 'psikopat' lagi kumat.) Terus, bagian Wina ngomel-ngomel di kantor orang gara-gara ada android seksi yang jadi resepsionis... agak berlebihan kaya'nya.

Gila ya, ambisi manusia emang gak ada abisnya. Udah tercapai target yang satu, malah mau bikin target baru… gak peduli harus gimana.
Read more »

Senin, 23 Februari 2009

Tea for Two

Tea for Two
Clara Ng @2009
GPU – Pebruari 2009
312 Hal.

Tea for Two, bukan nama sebuah tempat minum-minum teh. Itu adalah perusahaan ‘perjodohan’ milik Sassy – alias sebuah usaha ‘percomblangan’. Sassy sendiri adalah seorang lajang yang sedang menanti-nantikan datangnya jodoh bagi dirinya sendiri. Tea for Two yang tadinya hanya berupa sarana pencarian jodoh, berkembang menjadi usaha wedding organizer – yang kebanyakan kliennya adalah peserta Tea for Two.

Perkenalannya dengan Alan juga karena kebetulan Sassy membantu mengurus pernikahan tante Alan. Awalnya, Sassy tidak berharap banyak dari perkenalannya itu. Tapi, siapa yang gak luluh dengan sikap Alan yang super duper romantis. Yang selalu menghujani Sassy dengan hadiah, bunga, kata-kata romantis. Meskipun, demi Alan, kadang Sassy harus mengorbankan pekerjaannya. Tapi, Sassy yang sedang jatuh cinta berat, buta dengan segala keganjilan dalam diri Alan. Bagi Sassy, sedikit berkorban demi Alan, toh, tidak akan apa-apa.

Puncaknya, adalah ketika Alan melamar Sassy, yang tentu saja diterima Sassy dengan rasa haru dan hati yang penuh cinta (aihhhh… lebaiiiii…). Bagi Sassy, kehidupan yang sempurna terbentang lebar di depan mata. Calon suami yang tampan, baik hati, romantis. Bulan madu super romantis juga sudah dirancang dengan sempurna.

Tapi, ternyata, semua yang indah itu hanya ada di kulit luarnya saja. Di hari kedua… bayangkan.. di hari kedua bulan madu mereka berdua, Sassy terkejut dengan sosok lain di balik Alan yang romantis itu. Di bulan madunya, Sassy mendapatkan ‘hadiah’ tamparan manis di pipinya, hanya karena Alan cemburu buta dan gak mau mendengarkan penjelasan Sassy.

Dan, tamparan pertama itu bukanlah jadi yang terakhir. Masih banyak kekerasan lain yang dialami Sassy, baik secara fisik maupun batin. Kehamilan Sassy pun tidak merubah perangai buruk Alan. Teman-teman Sassy juga dianggap sebagai teman yang baik oleh Alan. Singkat kata, Alan mau semua yang dia inginkan dipatuhi Sassy… kalau gak… hmmm… siap-siap menerima tanda biru di pipi.

Kenapa Sassy masih bertahan sedemikian lama? Karena, Alan bisa berubah jadi makhluk manis yang penuh penyesalan dan membuat Sassy kembali luluh. Bahkan, ketika Alan ketauan berselingkuh pun, Sassy masih mau mema’afkannya.

Ironis banget… Sassy yang setiap harinya ‘merancang’ kebahagiaan yang sempurna untuk para klien-nya, justru mendapati hidupnya bukanlah berakhir seperti dongeng-dongeng.

Dari sekian banyak novel Clara Ng (yang gue baca), rasanya ini yang paling serius. Tema KDRT, tapi untungnya dikemas dengan cukup bagus, sehingga gak menjadikan novel ini berurai air mata karena menuturkan penderitaan Sassy.

Selain ‘Malaikat Jatuh’ yang ogah gue baca karena temanya yang gak nyaman buat gue, sedikit banyak, novel ini cukup meninggalkan bekas. Tapi… apa iya, kekerasan malah bikin perempuan ‘addicted’ sampai dia gak sadar kalo dirinya udah dimanfaatkan? Apa iya, alasan perempuan pasrah ketika suaminya melakukan KDRT, justru karena hal itu seolah memacu ‘adrenalin’nya?
Read more »

Senin, 26 Januari 2009

L

L
Kristy Nelwan @ 2008
Grasindo – Agustus 2008
394 Hal.

‘L’… judul yang simple banget tapi, cenderung mengundang ‘pertanyaan’. Apakah ‘L’ itu? Atau malah ‘siapa’?, terus, ‘kenapa L? koq gak F, atau X atau Q? Oke… oke… mari kita telusuri, ada apa dengan ‘L’ ini…

Jadi, tersebutlah cewek duapuluh tahunan bernama Ava Torino. Cewek yang kalo dibaca deskripsinya termasuk cewek tomboy, cuek banget, easy going, perokok berat, bekerja di sebuah stasiun televisi. Mungkin gayanya ini yang bikin banyak cowok tertarik sama Ava.

Tapi, Ava bukanlah orang yang betah dengan satu cowok aja. Entah apa yang membuatnya memilih ‘bertualang’ dari satu cowok ke cowok lain demi mengumpulkan nama cowok sesuai abjad. Dari A sampai Z. Luar biasakan.. bahkan untuk huruf X dan Q pun, Ava berhasil mendapatkannya. Dan, ia juga dengan mudah mendepak cowok-cowok itu dalam waktu singkat kalau sudah saatnya berganti abjad.

Ava sudah berhasil mengumpulkan 25 abjad. Satu yang tertinggal, yaitu huruf ‘L’. Bagi Ava, ini adalah pertanda. ‘L’ untuk Love, ‘L’ untuk ‘the Last’ dan artinya ‘L’ adalah ‘the Last Love’ – waktunya bagi Ava untuk menghentikan petualangan cintanya. Saatnya Ava percaya pada yang namanya cinta sejati.

Memang akhirnya, Ava menemukan si L ini – yang bernama asli Ludi. Mereka pun akhirnya berpacaran dan siap melanjutkan hubungan ke tingkat yang lebih serius alias pernikahan. Ludi adalah seorang auditor, yang di mata Ava adalah sosok pria yang baik dan pengertian. Bagi Ava – atau setidaknya harapan Ava – Ludi benar-benar akan menjadi the ‘L’ one.

Dalam perjalanan menuju hari H yang panjang, ternyata Ava menemukan sebuah sosok lain yang tanpa disadarinya membuatnya mengakui akan namanya cinta. Rei namanya. Perkenalan singkat di Yogyakarta yang aneh, lalu pertemuan tanpa sengaja di Bali yang memberikan kejutan-kejutan kecil yang mungkin gak berarti tadinya, tapi ternyata malah memberikan sebuah kenangan manis yang gak pernah ditemukan Ava sebelumnya.

Sampai akhirnya, mereka satu kantor, pertengkaran-pertengkaran kecil, kelakuan dua orang yang sama-sama gila, membuat teman-teman mereka melihat apa yang gak mau diakui oleh mereka berdua. Ava yang cuek, Rei yang gila, tapi mereka sama-sama gak mau ngaku atau sedikit berkilah untuk gak menunjukkan perasaan yang sebenarnya.

Demi menjaga kesetiaanya sama Ludi, Ava harus berusaha keras meredam perasaan yang tiba-tiba saja ia sadari, tapi, ketika ia sadar dan siap untuk mengatakan yang sebenarnya, Ava justru harus rela kehilangan.

Tadinya, gue sempet males banget untuk melanjutkan novel ini. Abis, gak jelas banget sih, apa coba maksudnya si Ava ngumpulin cowok berdasarkan abjad. Dia nolak dibilang ‘player’, tapi dendam masa lalu juga gak jelas banget. Terus, kenapa Ludi harus gak setia?

Tapi, momen atau bagian yang gue suka adalah waktu mereka ngumpulin kalimat-kalimat yang menurut mereka berarti dari buku ‘Tuesday with Morrie’. Gue sempet agak ‘mendua’ waktu menebak ending ceritanya ini, hmmm… meskipun sebenernya, ninggalin surat rasanya suatu yang biasa untuk orang yang akan pergi jauh, tapi, still… it was touchy…
Read more »

Rabu, 07 Januari 2009

To Tokyo to Love

To Tokyo to Love
Mariskova
GPU, Desember 2008
296 Hal.

Cita-cita Nina sebenarnya simple aja, hanya pengen jadi istri yang baik dan punya anak. Jadi ibu rumah tangga aja. Pekerjaan… biarlah urusan suami. Nina pun sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Ian. Yang ada di gambaran Nina, adalah sebuah kehidupan pernikahan, sebuah keluarga yang sempurna. Ian, adalah senior Nina di kampus. ‘Cowok idola’ yang mulanya hanya bisa dipandang Nina dari jauh. Nina yang penyendiri dan tomboy sering mendengar gosip para cewek-cewek membicarakan Ian. Suatu kejadian, malah mendekatkan diri Ian dan Nina. Gak ada yang menyangka kalau Ian bisa jatuh cinta pada cewek berpenampilan biasa-biasa aja seperti Nina.

Nina yang tomboy, pelan-pelan berubah jadi feminin, atas ‘permintaan’ Ian. Nina yang cuek, jadi ‘kebanjiran’ hadiah-hadiah dan kejutan romantis. Berbeda dengan Nina yang dulu.

Tapi, ternyata, cita-cita Nina gak semudah itu untuk terwujud. Pernikahan yang tinggal beberapa bulan lagi batal. Ian berselingkuh dengan Karina, mantan pacarnya, dan harus bertanggung jawab karena Karina hamil.

Nina down, nyaris patah semangat. Untung di kantor Nina, seorang boss dari Jepang, Mr. Fujita, menawarkan beasiswa ke Jepang. Kesempatan itu mendapat dukungan penuh dari keluarga Nina yang ingin menjauhkan Nina dari Ian. Ian, yang meskipun sudah menikah dengan Karina, tetap ingin mendekati Nina lagi.

Jepang yang kaku, yang teratur, membuat Nina kembali tenggelam dalam dunianya sendiri. Perjalanan ke kampus dengan kereta, memberi warna tersendiri bagi Nina. Di dalam kereta, Nina kerap memperhatikan seorang pria dengan pakaian hitam-hitamnya. Bagi Nina, si man-in-black itu seperti menyimpan sesuatu dalam benaknya, begitu rapuh, membuat Nina ingin mendekatinya. Nina pun diam-diam jatuh cinta pada pria berstelan hitam itu.

One day, Nina yang jarang bergaul itu mendapat email dari seorang pria bernama Takung. Kegiatan chatting, yang berlanjut ke acara telepon-teleponan, menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap malamnya oleh Nina. Takung menjadi tempat Nina untuk bercerita tentang man-in-black pujaannya, dan Nina juga menjadi tempat curhat Takung tentang gadis penyendiri di kampusnya. Dan, sempat membuat Nina sedikit cemburu. (Hmmm… agak mirip ‘You’ve Got Mail’).

Tapi, kehidupan Nina yang tenang kembali terganggu oleh datangnya Ian ke Jepang. Ian yang anak orang kaya, tentu saja tidak punya kesulitan untuk pergi ke mana pun yang ia mau. Dan Ian, nyaris membuat Nina bimbang, antara mema’afkannya atau melupakannya. Karena ternyata, bukan hanya Ian yang mengejar Nina, tapi juga Karina. Karina jadi rada ‘psikopat’, karena dia pikir, Nina bakalan mau balik lagi sama Ian. Nina nyaris celaka, kalo aja si man-in-black gak datang menolongnya.

Jadi siapa sih si man-in-black itu? Ketemu gak si Nina sama Takung? Ketebaklah kalo baca ceritanya. Dan, hehehe.. rada kecewa dengan gambaran si man-in-black. Kebayangnya sih, cowok dengan rambut melambai tertiup angin, kaya’ Takuya Kimura gitu deh… tapi, di sini, rada terlalu macho (menurut gue lhooooo….)

Yang rada kocak dan bikin gemes adalah waktu Takung cerita tentang cewek misterius idamannya itu dan membuat Nina keliling taman di kampus biar dia bisa liat seperti apa idola Takung.

O ya, yang satu lagi rada ‘berlebihan’, adalah waktu Ian lagi pdkt sama Nina… Booooo…. Mobil jeep Nina and abangnya, bertaburan bunga mawar dan ada poster bertuliskan ‘I Love You’, dan itu terjadi di kampus mereka. Entah emang berlebihan, atau, pas lagi baca, gue yang gak in the mood of romantic??

Gambaran kota Jepang yang kaku jadi ‘lumer’ gara-gara cantiknya bunga sakura yang lagi berguguran… Cerita ringan di awal tahun 2009…

Read more »

Senin, 24 November 2008

Selebriti

Selebriti
Alberthiene Endah @ 2008
GPU – Juli 2008
488 Hal.

Dunia selebriti kadang bagai dunia mimpi bagi para penikmat acara gosip atau kerennya infotainment. Gimana rasanya diburu-buru wartawan? Gimana rasanya dieluk-elukkan sama fans? Atau gimana rasanya dihujat? Acara infotaiment yang bertubi-tubi – nyaris setiap jam, dari pagi sampai sore (atau ada yang malam?) di hampir semua stasiun televisi, serasa membuat kita ‘kenal’ dengan si seleb.

Tak kecuali, Icha, gadis dusun yang gak pernah ketinggalan satu pun acara gosip. Silahkan tanya gosip teranyar, pasti dia akan menjawab dengan lancar dan lengkap. Kegilaannya nonton acara gosip membawanya pada sebuah mimpi untuk jadi manajer artis. Tapi, mana mungkin sih? Mimpi itu terlalu indah untuk seorang gadis desa seperti Icha. Bagi Emak dan ketiga adiknya, kehidupan di desa yang sederhana udah cukup buat mereka. Tapi, Icha beda… dia punya mimpi, punya cita-cita.

Kesempatan itu datang dari Deden – mantan pacar Icha yang sudah berganti ‘haluan’ jadi penyuka sesama jenis. Di Jakarta, Deden bekerja sebagai penata rambut artis-artis top. Deden yang sekarang berpenampilan sangat ajaib bagi ukuran orang di kampung. Deden, yang kini jadi sahabat Icha, tahu betul akan impian Icha. Kebetulan, salah satu penyanyi dangdut yang ngetop dengan hits-nya, ‘Keringat Cinta’ (???!!!!), mencari asisten pribadi. Deden langsung memilih Icha untuk ‘menempati’ posisi itu.

Dengan restu yang setengah hati dari sang Emak, Icha pun berangkat ke Jakarta dengan berjuta bayangan yang sangat indah. Tentu saja… Icha bakalan ketemu banyak artis yang selama ini hanya ada di poster yang memenuhi dinding kamarnya.

Tapi… ternyata oh ternyata, semuanya gak semudah itu. Poppy Luisa, si penyanyi dangdut adalah ‘titisan’ drama queen, mak lampir, nenek sihir… apalah sebutkan berjuta-juta julukan yang ajaib. Poppy bisa berubah mood dalam sekejap, kata-kata kasar kerap keluar dari bibirnya. Dan, Poppy bukanlah menjadikan Icha ‘asisten pribadi yang profesional’, tapi malah mirip ‘pembantu pribadi’ yang kerjanya ngurusin hal-hal sepele, seperti ngelap keringetnya Poppy, bawain tissue – Icha cenderung seperti ‘babysitter’ dengan seragam yang dibagikan Poppy.

Lepas dari Poppy yang pulang kampung dan ‘lupa’ untuk membayarnya, Icha ‘terjebak’ dalam hubungan professional plus pribadi dengan seorang rapper yang gayanya cuek banget, Boyke Brik. Boyke Brik gak kalah ajaib dengan Poppy. Sikap yang semaunya, gak peduli jadwal yang ketat, membuat Icha sering jadi sasaran kemarahan dari para panita acara yang mengundang Boyke. Icha lagi-lagi berusaha jadi pahlawan ketika Boyke kedapatan mengkonsumsi shabu-shabu.

Tapi, Icha harus kecewa lagi lantara cowok yang dicintainya itu membohonginya. Keinginan pulang kampung makin kuat. Tapi, Deden masih terus memberi semangat pada Icha.

Dan, akhirnya Icha pun jadi manajer artis Donna Valencia, penyanyi muda berbakat, calon diva yang kehidupannya nyaris tanpa cela. Gak ada gosip miring tentang Donna. Kesehariannya tampak sempurna dengan ‘sepasukan’ asisten yang disiplin dan teratur. Tapi… tetap saja semua itu hanya topeng. Donna juga punya kekurangan dan masalah yang gak kalah ajaib.

Nah… masihkah Icha ‘mengagungkan’ kehidupan artis – setelah ia harus jatuh bangun, merendahkan martabatnya?

Buku yang tebel banget ini mungkin cukup mewakilkan kehidupan belakang panggung yang ajaib. Ya… mungkin gak semua artis kaya’ gini kali ya? Gak tau deh… Bahasa Alberthiene Endah yang lincah membuat gak bosen dibaca, meskipun kadang suka rada ‘hiperbola’.

Tapi… hmmm… apakah Icha selama di Jakarta gak sempet tele-tele sama Emak-nya di kampung? Apa emang gak perlu disinggung ya? Cukup dengan keluh kesah Icha sendiri dalam hati. Dan, untuk ukuran yang amat sangat amatiran, Icha lumayan gampang untuk masuk ke ‘grabak-grubuk’nya dunia ‘manajer artis’ dan koq… si artis sendiri mudah banget percaya sama Icha
Read more »

Kamis, 18 September 2008

Topsy-Turvy Lady

Topsy-Turvy Lady
Tria Barnawi @ 2008
GPU – Agustus 2008
224 Hal.

Sebagai anak orang kaya, bagi Gladys, uang bukanlah masalah. Kartu kredit dengan limit yang ‘wow’ tersedia di dompet, uang di tabungan selalu penuh dan selalu siap diisi oleh ayahnya. Belanja-belanji sudah kaya’ kebutuhan pokok buat Gladys. Setiap bulan, bisa dipastikan ada satu tas bermerk yang masuk dalam koleksinya, liburan… hmmm…. paling apes ke Bali! Kuliah di di fakultas ilmu komputer di salah satu universitas swasta bergengsi. Jangan bayangkan mahasiswi yang kuliah di fasilkom sebagai mahasiswi yang ‘nerd’. Gladys bahkan bisa dibilang sebagai ‘Paris Hilton’s copy cat’.

Tapi, gara-gara cinta buta, Gladys harus belajar yang namanya ‘downsizing’. Diawali dengan perkenalan di sebuah café dengan cowok bernama Sandi. Sandi yang usianya terpaut sepuluh tahun di atas Gladys, mampu membuat Gladys berpikir ‘sedikit’ lebih dewasa, bahkan bisa membuat Gladys berpikir untuk menikah muda. Bagi Gladys, Sandi adalah tipe cowok dewasa yang ngemong dan sangat perhatian. Suatu hal yang sangat didambakan oleh Gladys yang anak paling kecil. Sandi yang sederhana – tapi Gladys yakin banget, orang tua Sandi itu kaya.

Demi Sandi, Gladys rela gak beli tas – bukan karena berhemat – untuk ‘mendanai’ Sandi beli laptop baru. Kata Sandi, dana untuk beli laptop-nya terpakai untuk membantu temannya. Gladys menelan mentah-mentah alasan itu.

Puncaknya, Gladys nekat keluar dari rumahnya, dari semua kenyamanan dan fasilitas kelas satu yang selama ini dia nikmati. Orang tua dan kakak-kakak Gladys gak setuju dengan hubungan itu. Karena sebenarnya, Gladys sendiri gak tau latar belakang Sandi. Tapi, udah cinta… semua jadi sah-sah aja. Meskipun, namanya harus dicoret dari daftar warisan.

Gladys harus nge-kos, di sebuah kamar yang mungkin besarnya hanya sepertiga kamarnya, dengan fasilitas yang seadanya. Toh, awalnya, dia masih menikmati, karena ada Sandi yang memberinya semangat. Semua masih terasa indah.

Tapi, tiba-tiba aja, di suatu pagi, Gladys didatangi debt collector yang mencari Sandi. Katanya, Sandi punya hutang sampai berpuluh-puluh juta dan mencantumkan nama Gladys sebagai penjaminnya. Belum lagi ternyata, Sandi juga menggunakan kartu kredit Gladys untuk menarik tunai dalam jumlah yang tidak sedikit. Sandi raib bagai ditelan bumi, meninggalkan hutang yang sangat besar.

Ketika teman lain menjauhinya, Wina-lah yang masih setia memberi dukungan pada Gladys. Teman satu kampusnya itu yang membuka mata Gladys bahwa ia harus bekerja. Akhirnya, sebelum mengikuti pendidikan sebagai babysitter, Gladys sempat terpaksa menjadi pelayan di sebuah restoran yang menuntut kesabaran tingkat tinggi.

Menjadi babysitter ternyata juga gak mudah. Majikannya yang cuek, tapi sok tau dan gak mau kalah, anak-anak balita yang bagai monster cilik, membuat Gladys harus tahan-tahan ati. Buntutnya Gladys malah dituduh mau merusak rumah tangga majikannya.

Beralih lagi sebagai pengasuh anak seorang duda bernama Yuan. Anaknya manis, ibu Sepuh baik… dan… ayah yang ganteng…. Gladys pun berubah… menjadi sangat penyayang pada anak-anak. Ia rela melahap buku-buku tentang parenting yang tebal-tebal untuk mendekatkan diri pada anak asuhnya.

Ketika sinya-sinyal ‘cinta’ mulai berkedap-kedip, Gladys sempat kecewa, karena si duda keren ini lebih memilih perempuan lain yang tak lain adalah orang terdekatnya.

Tapi, di balik itu semua, sifat Gladys yang dulu sangat konsumtif pelan-pelan berubah. Ia lebih memperhatikan orang-orang yang selama ini membantunya di rumah dan jadi lebih empati.

Di antara buku-buku Tria Barnawi yang pernah gue baca, buku ini yang paling gue suka. Mungkin di awal, bakal terpikir, “Pasti ntar jadian deh sama si Du-Ren.” Tapi, ternyata salah tuh… dan ini yang membuat gue jadi menganggap buku ini gak biasa. Buku ini gak ‘menjiplak’ cerita The Nanny atau Nanny’s Diary.

O ya… kalo ada ibu-ibu AIMI atau dari milis asiforbaby yang baca ini, pasti akan seneng banget, karena buku ini bisa dibilang mendukung ‘ASI Eksklusif’. Di salah satu bagian, diceritain kalo kakak Gladys yang namanya Isabel punya baby umur 6 bulan dan dia masih tetap sebagai wanita karir, tapi dia tetap bersikeras untuk kasih ASI ke Keenan, anaknya (Hal. 220 – 221).
Read more »

Senin, 21 April 2008

Beauty for Killing

Beauty for Killing
Fradhyt Fahrenheit
FoUmediapublisher, Januari 2008
364 Hal.

5 sahabat – Vennita, Chantika, Debby, Kiyara dan Brando – masih berduka karena kematian sahabat mereka, Mae. Ditambah lagi, hubungan mereka kini merenggang gara-gara masalah percintaan. Mereka mencintai laki-laki yang sama, yang ternyata lebih memilih Kiyara untuk dijadikan pasangan hidupnya (Cerita ini ada di buku sebelumnya dengan judul 'Beauty for Sale').

Jadilah mereka berlima untuk sementara waktu menjalani ‘gencatan senjata’ untuk menjernihkan suasana. Mereka menyebar ke seluruh pelosok dunia, mulai dari Barcelona, Singapura, Bali, New York. Mereka yang masih lajang ini berkutat dengan masalah masing-masing – masalah kesendirian kesepian dan juga masalah pribadi mereka.

Vennita misalnya, rela mengeluarkan uang milyaran rupiah demi ‘mempermak’ eks pembantu di kantornya untuk jadi wanita berkelas dengan tujuan menjebak ayahnya yang gemar main perempuan.

Lalu, Brando, yang seorang gay, dikejar-kejar seorang pria yang terobsesi pada dirinya. Hingga nyari membuat karirnya hancur.

Mereka disatukan kembali ketika Vennita menghilang. Vennita diduga diculik oleh orang-orang yang ingin menghancurkan keluarganya. Misteri hilangnya Vennita menjadi bumbu yang membuat novel ini punya sedikit sentuhan (atau hanya sebagai ‘bumbu’?). Bukan apa-apa… karena tanpa hal itu, novel ini hanya jadi novel metropop, chicklit atau roman biasa yang menunjukkan gaya hidup kelas atas para perempuan dan laki-laki single.

Sejak halaman pertama sampai akhir, pembaca ‘dibombardir’ dengan berbagai macam merk ternama, mulai dari produk fashion, handphone, club-club dan restoran. Waduh… kalo gak pernah baca majalah fashion atau gak gaul, dijamin bakal terbengong-bengong dengan sederetan nama-nama kaya’ Prada, LV, Vera Wang, lalu café dan club di segala penjuru dunia. Belum lagi, handphone Vertu (or whatever) yang bertahtahkan berlian dan berlapis kulit domba muda (Hah.. silahkan bayangin sendiri!)

Di novel ini, setiap tokohnya digambarkan hari itu dia pakai baju apa, sepatu apa, parfumnya, tas dan segala macam aksesoris lainnya, belum lagi hari itu dia ada di mana, makan di resto apa dan apa yang dia makan and minum juga ditulis sedetail-detailnya. Silahkan sebut gue norak or sinis… tapi, itulah yang digambarkan, bisa bikin mulut ternganga dengan segala macam kemewahan, keekslusifan dan ‘ke-jor-jor-an’ para tokoh.

Yang paling heboh lagi, ‘penggambaran’ adegan-adegan yang amat sangat 17 tahun ke atas dengan kata-kata yang cukup vulgar. Bikin novel ini hanya sekedar pamer pengetahuan fashion dan ‘sex’.

Dan, ending cerita bener-bener menggambarkan, betapa kekayaan bisa bikin orang depresi sampai akhirnya nyari cara yang ajaib untuk menghabiskan uang dan menghibur diri sendiri.

Minus lainnya, selain cerita yang buat gue rada berlebihan adalah tulisan-tulisan yang sering tumpang-tindih.
Read more »