Tampilkan postingan dengan label Fiksi-Fantasy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiksi-Fantasy. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Mei 2012

The Chronicle of Enigma: The Two Rings



Caraveena bukan gadis biasa. Ia adalah seorang peramal yang terlahir di dunia para penyihir. Tapi tidak seperti kebanyakan peramal yang lebih memusatkan perhatian pada ramalan-ramalan nasib biasa, Caraveena justru lebih suka melakukan penelitian di laboratoriumnya. Meneliti tentang sesuatu yang tak pernah terlintas untuk diteliti oleh siapapun: dunia kematian. Karena rasa keingintahuannya tentang dunia itu dan bagaimana ia mencoba meyakinkan banyak pihak bahwa dunia itu ada, ia kerap dipergunjingkan serta di pandang aneh oleh orang-orang sekitar termasuk keluarganya sendiri yang tergolong penyihir sejati yang tak percaya dengan takhyul seperti itu.


Bagaimanapun juga Caraveena tetap bersikukuh mempercayai keyakinannya. Ia mencoba mencari cara agar ia mampu berinteraksi dunia kematian melalui percoban demi percobaan yang dilakukannya. Hingga pada suatu ketika, hasrat untuk mengetahuinya kian tak terbendung ketika sahabatnya meninggal dunia bersama kekasihnya dengan cara bunuh diri. Karena ingin bertemu dengan sahabatnya itu , Caraveena meminta Profesor Klain yang memiliki ketertarikan yang sama denganya dalam hal kematian untuk membantunya agar ia bisa berinteraksi dengan dunia kematian. Meski awalnya Profesor Klain tidak setuju dengan keputusan Caraveena yang dianggap terlalu gegabah dan beresiko, namun akhirnya ia menyetujui hal ini setelah adanya ancaman dari Caraveena dan pemikiran bahwa hal ini bisa menghilangkan pandangan aneh orang-orang pada mereka berdua bilamana percobaan ini berhasil.


Selama percobaan ini berlangsung Caraveena hanya diberi tenggat waktu kurang lebih 12 jam di dunia kematian. Ia harus segera dipulangkan begitu waktu telah mencapai batasnya. Caraveena setuju dan mencoba memulai semuanya dengan meneguk ramuan yang mengakibatkannya melayang tinggi secara transparan ke suatu tempat bernama Nimbus.


Negeri Nimbus itu sendiri merupakan suatu negeri di atas awan yang menjadi tempat persinggahan arwah-arwah yang akan dikirim ke Hades, tempat yang menjadi tujuan akhir bagi para arwah. Kaum Bats yang menjadi penduduk Nimbus akhirnya menemukan Caraveena di tempat itu dan segera membawanya ke Hades seperti arwah lainnya. Tapi sebelum semua itu terjadi Caraveena lebih dulu menolak dan bersikeras tidak kemana-kemana sampai batas waktunya habis. Kaum Bats yang tergolong kaum yang serba berwarna putih dan terkenal dengan  makhluk 'tanpa emosi', lalu meminta Marlon pemimpin Nimbus untuk turun tangan membujuk gadis itu meski akhirnya Marlon malah jatuh hati pada Caraveena dan meminta gadis itu menetap di Nimbus sampai batas waktu yang diinginkan.


Caraveena pun merasa senang dan tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada perlakuan baik Marlon yang mengizinkannya tinggal. Begitupun Marlon yang sepertinya ingin semakin dekat dengan Caraveena. Mereka berdua berbagi banyak hal hingga pada suatu ketika Caraveena tersentak oleh pernyataan sekaligus sebagai jawaban dari Marlon yang menjelaskan kehidupan setelah kematian yang dialami sahabatnya selama ini. Caraveena tak bisa menahan rasa sedihnya. Bersamaan dengan itu waktu Caraveena disana pun kian habis hingga perlahan-lahan tubuhnya menghilang. Mengetahui kebenaran kembalinya Caraveena itu membuat Marlon panik dan berniat untuk bertemu Caraveena kembali dengan cara apapun, termasuk memberikan cincin kembar yang menjadi barang berharga Negeri Nimbus.


Setelah itu Caraveena pun akhirnya kembali ke negeri asalnya, Merlin. Namun kembalinya Caraveena tersebut ternyata diketahui oleh Pemerintah Hades. Mereka menjadi murka karena merasa Caraveena telah melanggar aturan dunia kematian dan itu semua terlaksana berkat bantuan Marlon. Apalagi kedekatan keduanya yang dibenci dan dianggap terlarang  oleh Hades membuat kehidupan Caraveena maupun Marlon  tak akan  pernah lagi sama seperti sebelumnya.


The Two Rings menurutku merupakan karya sastra yang sangat menarik dan unik. Di lihat dari konsep ceritanya yang mengambil tema dunia kematian sebagai pondasi dan meramunya dengan baik menjadi kisah romance antar dimensi. Sosok Caraveena dan Marlon juga turut hadir menambah warna dalam jalan cerita novel ini melalui karakter uniknya masing-masing. Ada Caraveena yang merupakan sosok perempuan yang kuat sekaligus polos disaat yang bersamaan hingga sulit bagi siapapun untuk tidak jatuh hati pada sosok yang satu ini. Begitu juga halnya dengan Marlon. Sosok yang satu ini bisa dibilang menjadi tokoh favoritku  karena keunikan yang ada pada dirinya. Digambarkan bahwa dia sosok yang serba putih dari kepala sampai kaki serta memiliki pupil mata seperti kucing.  Kebayang gak ngerinya?.Tapi kalau dilihat-lihat lagi, justru itulah menjadi daya tarik. Ditambah lagi perjalanan hidupnya yang terasa tak membahagiakan hingga ia terpaksa mengambil sikap dengan penuh perhitungan itu membuat tokoh Marlon menarik banyak simpati.


Sejujurnya,aku ingin sekali memberi bintang lima untuk novel fantasi lokal karya Vinna Kurniawati ini. Karena bagaimanapun juga aku suka dengan konsep cerita, diksinya yang mendalam, dan alurnya maju mundurnya itu.  Tapi karena ada beberapa kesalahan cetak di beberapa kata  dan akhir cerita yang kurang memuaskanku secara pribadi (kenapa harus berakhir seperti itu???) maka bintang empat sepertinya lebih layak diberikan. hohoho
=================

Judul : The Chronicle of Enigma : The Two Rings
Penulis : Vinna Kurniawati
Penerbit: Medium
Terbit : @2011
ISBN :  978-602-8144-14-8
Tebal : 244 hal
Rating: 4/5

=================

Read more »

Rabu, 04 Januari 2012

Area X : Hymne Angkasa Raya


Masih ingatkah kita pada fenomena crop circle yang terjadi di wilayah Indonesia beberapa waktu yang lalu? Fenomena itu sempat menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat. Memang banyak alasan yang dikemukakan mengenai asal usul terbentuknya fenomena ajaib itu. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah campur tangan manusia usil, perkerjaan makhluk halus, hingga dampak dari adanya pendaratan UFO. Glek! UFO? UFO sendiri adalah singkatan dari Unidentified Flying Object yang artinya benda terbang tak dikenal (BETA). Istilah UFO kemudian lebih dikenal secara umum sebagai piring terbang oleh Kenneth Renold pada 24 Juni 1947 ketika penampakan benda ini terjadi di akhir perang dunia II. Penampakan piring terbang lainnya sekaligus yang paling kontroversial mungkin adalah pada peristiwa di Roswell, New Mexico. Pada peristiwa ini, Mayor Marcel yang tengah bertugas menemukan bangkai  piring terbang dan tubuh-tubuh homanoid seukuran satu koma tiga meter yang sayangnya ia anggap telah sengaja dihilangkan jejaknya secara rahasia oleh pasukan militer setempat.
gbr: disini
Lalu sebenarnya apakah UFO itu benar-benar ada?

Sulit memang untuk menjawabnya karena para peneliti dunia sampai saat ini masih mengkaji bab tentang keberadaan makhluk lain selain manusia di alam raya ini. Namun  terlepas dari itu semua. Novel area X (area sepuluh) karya Eliza V. Handayani ini  setidaknya akan menuntaskan setitik dahaga keingintahuan masayarakat Indonesia dengan menyajikan topik UFO dalam sebuah bingkai cerita dengan setting waktu Indonesia di masa depan.

Novel setebal 368 halaman ini bercerita tentang keadaan Indonesia pada abad 21 tepatnya pada tahun 2015. Digambarkan pada saat itu, dunia sedang dihadapkan pada masalah krisis energi, sehingga setiap negara berupaya menemukan energi alternatif lainnya. Tidak terkecuali Indonesia. Pada masa itu Indonesia yang digambarkan berkembang pesat terutama dalam bidang IPTEK mencoba berbagai cara untuk mencari solusi energi alternatif untuk bangsa. Salah satunya adalah pendirian pusat penelitian IPTEK mutakhir, yang berjumlah 10 area. Tiap-tiap area tersebut memiliki fungsinya masing-masing, dan yang akan banyak dibicarakan dalam novel ini adalah area X .

Oleh karena area X disebut-sebut banyak menyimpan misteri sekaligus adanya  kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal, orang-orang menjadi semakin penasaran. Begitupun halnya Yudho, mahasiswa jurusan ilmu komputer. Ia merasa tertantang untuk menyelinap ke area X hanya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya yang dilakukan para peneliti di area X.Yudho pun berhasil masuk ke dalam area tersebut bersama temannya, Rocky. Ternyata keberadaan mereka diketahui penjaga sehingga mau tidak mau mereka mencoba untuk keluar dari area itu. Sayangnya,hanya Yudholah dapat meloloskan diri dari tempat itu, tetapi Rocky malah terjebak didalamnya.Sewaktu Yudho sedang mencari bantuan untuk menyelamatkan Rocky, keesokan harinya terdengar kabar bahwa Rocky  telah meninggal dunia. Yudho pun terpaksa membayar mahal atas kematian Rocky melalui pandangan sinis keluarga Rocky maupun pengucilan dirinya oleh pacar dan teman-teman sekitarnya.
insiden di Roswell
gbr: disini

Di sisi lain ada kejadian aneh yang menimpa keluarga Ibu Aini. Kali ini kecelakaan menimpa Ibu Aini dan juga putrinya saat mereka melewati jalan pulang yang dekat dengan area X. dalam perjalanan mereka melihat cahaya terbang yang berbentuk pipih dan oval seperti cakram. Ketika benda  tersebut melayang mendekat, radio yang sedang didengarnya berkerisik tak beraturan dan tiba-tiba mesin mobil mendadak mati. Yang lebih anehnya lagi, mereka mengalami luka memerah sesudah kejadian itu. Kasus ini membuat Elena Valeri, yang lebih akrab dipanggil Elly seorang mahasiswa jurusan Astrofisika yang bergabung dalam penelitian ufologi semakin  penasaran.

Rasa penasaran tersebut terus mendesak Elly untuk terus mencari kebenaran mengenai area X. Elly pun akhirnya bertemu dengan Yudho di Hadeslan, kota satelit yang mengelilingi kota Jakarta. Mereka  berdua memutuskan untuk saling berkerjasama demi mengungkapkan misteri area X dan kebenaran adanya eksperimen berbahaya mengenai anti gravitasi dan energi zero point yang diambil dari mesin UFO yang benar-benar jatuh di wilayah Indonesia enam puluh empat tahun silam.

Sejujurnya ini kali kedua aku membaca novel fiksi ilmiah Indonesia setelah Unfinished Journalnya Fauzi Maulana Hakim. Pertama kali aku mengetahui novel ini seratus persen dari hasil browsing disana sini. Banyak yang mengatakan bahwa novel ini sebagus 'kawan karibnya' Alpha Veta. Aku sendiri belum baca keduanya saat itu, tapi mendengar banyak komentar antusias pembaca, aku langsung memasukkannya dalam daftar bacaanku. Oh tuhan. susah sekali mencari novel ini di toko buku. Bagaimana tidak, novel ini terbit tahun 2003 lalu! sudah hampir sembilan tahun lamanya. Tapi alhamdullilah akhirnya dapat juga dengan perjuangan tanpa kenal lelah (*lebay) :)

Dilihat dari konsep cerita yang diusung area X,novel ini menunjukan kualitas cerita yang benar-benar baru dan menurutku sangat spektakuler. Kenapa? karena selain UFO merupakan hal baru yang belum pernah di bahas dalam sastra Indonesia (sepanjang pengetahuanku), novel ini memberi ruang visualisasi yang menakjubkan bagi pembaca seperti layaknya film action Hollywood. Tidak berlebihan, sungguh. Aku juga tidak menyangka bahwa novel ini tidak main-main dalam riset pengolahan ceritanya. Bayangkan saja Eliza yang  merupakan pelajar kelas dua SMU ketika pertama kali ia menulis novel  ini, harus berurusan dengan 33 jurnal ilmiah luar negeri dari berbagai disiplin ilmu tidak lain demi menghasilkan sebuah cerita yang konkret dan dapat ia pertanggungjawabkan isinya pada banyak orang. Patut di apresiasi, bukan?

"Berpeganglah selalu pada diri sendiri. Tapi akan selalu ada, meskipun sedikit,meskipun tiada kau rasakan,orang-orang yang selalu berpikir sepertimu,yang bisa memahamimu,dan bisa menyayangimu. Tak seorang pun benar-benar sebatang kara.  
Kita tidak pernah benar-benar sendirian..." (hal 354)

=================

Judul :Area X : Hymne Angkasa Raya
Penulis : Eliza Vitri Handayani
Penerbit: Dar! Mizan
Terbit : @2003
ISBN :979-3391-74-X
Tebal : 368 hal

=================
Read more »

Kamis, 16 Juni 2011

Jackdaw Summer

Winner of Hans Christian Andersen Award 2010.Siapa yang tidak antusias mengetahui kalimat di cover bawah novel ini? Tentu saja ekspektasiku untuk menemukan cerita yang bagus langsung melesat tinggi mengingat bahwa Hans Christian Andersen Award adalah penghargaan bergengsi dunia bagi kesusasteraan anak-anak. Penghargaan yang dimulai tahun 1956 itu hanya menyediakan pemenang di dua kategori saja, penulis dan ilustrator. Dan ternyata novel ini ditulis oleh David Almond,seorang penulis pemenang penghargaan tersebut tahun lalu melalui novel Skellig ciptaannya.  

Tapi sayangnya ekspektasi tinggiku nyatanya tidak terbukti benar. Novel ini menyajikan cerita yang luar biasa 'sakit'. Aku yang mengira sebelumnya kalau novel ini akan membawa sedikit hiburan ala cerita anak-anak, malah menemukan cerita kelam dan cenderung aneh. Waktu membacanya yang juga kuprediksi akan relatif singkat malah lebih lama dari dugaanku karena aku harus bolak-balik halaman novel untuk menemukan alur cerita yang sebenarnya tengah dirangkai sang penulis.
Jackdaw Summer sendiri jika dialihbahasakan ke Indonesia maka artinya bisa gagak musim panas. Tapi sebenarnya Jackdaw disini bukanlah gagak secara harfiah, melainkan nama burung hitam yang sebangsa gagak tapi bukan dari jenis burung tersebut. 
Dalam cerita ini, Burung Jackdaw datang suatu hari dalam kehidupan Liam Lynch dan Max Woods, dua bocah laki-laki yang tengah menginjak usia remaja di Northumberland. Mereka berdua dituntun oleh Burung Jackdaw hingga akhirnya menemukan seorang bayi yang tergeletak disuatu tempat bersama uang dan catatan aneh bersamanya yang bertuliskan " TOLONG JAGA BAYI INI. DIA ANAK DEWA."

Ketenaran bayi itu mulai menyebar di berbagai media. Berita itu juga dijadikan umpan bagi pemerintah kala itu untuk menggerakkan hati orang tua sebenarnya dari bayi itu. Tapi nyatanya tidak ada satupun orang yang muncul dan mengakui bayi malang itu sebagai anak. Berita yang semula sempat heboh tentang bayi itu pun akhirnya hilang dimakan waktu.

Bayi itu  lalu diadopsi oleh keluarga Lim setelah pemindahannya ke sebuah panti asuhan di Newcastle. Namanya Alison. Bayi yang lucu dan sangat istimewa bagi banyak orang. Khususnya Liam. Karena bayi itu pula yang membuat Liam  dapat berkenalan dengan teman barunya Oliver dan Crystal,dua bocah malang yang mewarnai kehidupan Laim yang sepi di Northumberland..

Lalu pertanyaan besarnya, siapakah sebenarnya orang tua dari bayi malang itu?dan akankah semua misteri termasuk pesan rahasia itu terungkap?memang kita perlu bersabar untuk mengetahui jawaban di akhir cerita ini. Namun, seperti yang kukatakan sebelumnya. Alur cerita yang memang kelam dan aneh sehingga pembaca akan menemukan akhir yang juga sama kelam dan anehnya.

Kemudian pada keseluruhan cerita,bisa dibilang aku lumayan sulit untuk menerka apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan penulis. Sama sekali tidak jelas menurutku. Rangkaian cerita yang disajikan pun tidak memiliki jeda dan tujuan yang pasti. Jika kamu mengharapkan klimaks yang meneggangkan, maka  kamu tidak akan menemukan di novel ini karena konfliknya yang cenderung datar-datar saja dan hampir membosankan.

Oh ya,Jika kamu ingin merekomendasikan untuk bacaan anak-anak aku rasa itu bukan tindakan yang tepat, karena menurutku novel ini lebih cocok untuk remaja dan dewasa. Hal ini dilihat lebih pada atmosfer kelam yang tercipta,deskripsi masing-masing karakter seperti Liam  dan keluarganya yang terkesan eksentrik dan yah agak sedikit menakutkan, serta teman-temannya seperti Gordon Natrass yang tampil dengan gaya yang sok jagoan dan terkadang bertindak brutal. Terlebih juga penggunaan kata-kata cacian  dan juga tindakan kekerasan yang banyak bertebaran disepanjang novel ini dan sama sekali tak pantas untuk ditiru anak-anak.

Sebagai penutup, kekurangan novel ini juga pada penggunaan bahasa dan juga judulnya. Dari segi bahasa,aku kira penggunaan kalimat oleh penulis disini terkesan sangat boros karena kalimat yang sama dengan makna yang sama pula selalu di ulang secara terus menerus dihampir semua bab. Dan juga pada judul novel ini. Jackdaw Summer yang seharusnya banyak membahas persoalan yang berkaitan dengan Burung Jackdaw--seperti perkiranku juga--, tapi nyatanya lebih banyak porsi cerita Liam di novel ini atau malah bisa disebut Liam sangat mendominasi . Hehehe mungkin sebaiknya penulis mengganti judul novel ini menjadi Liam. Lebih bagus kurasa.


=================

Judul :Jackdaw Summer
Penulis :David Almond
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit:Linikata
Terbit : @2011
ISBN :979-1122-80-6
Tebal : 193 hal

=================
Read more »

Senin, 16 Mei 2011

Unfinished Journal

 
Dahulu, tidak banyak atau bahkan sangat jarang ditemukan penulis Indonesia yang mencoba untuk merambah sastra yang bertemakan fiksi fantasy-ilmiah ,dunia yang masih terasa asing untuk digali. Tapi saat ini, penulis Indonesia sudah mulai mencoba untuk memberi variasi diranah perbukuan melalui genre  fantasy berbalut ilmiah modern ditengah kerumunan sastra romansa yang kian menjamur. Satu diantara novel fantasy ilmiah Indonesia itu adalah  Unfinished Journal. Novel  fiksi fantasy ilmiah yang berani tampil dan dianggap  istimewa karena ditulis sendiri oleh penulis yang masih berusia 16 tahun dengan nama  lengkap Fauzi Maulana Hakim atau akrab dipanggil Fauzi.
Novel ini sendiri mengisahkan tentang kehidupan yang terjadi di tahun-tahun terburuk umat manusia setelah terjadinya perang nuklir. Perang ini juga sejalan dengan kerusakan alam yang parah hingga menyebabkan krisis bagi kelangsungan hidup manusia di tahun 2093.

Ardi Nurdiana,remaja berusia 16 tahun yang hidup di zaman penuh kepahitan itu,2093. Kota Bandung yang menjadi tempat tinggalnya itu, kini lebih menyerupai kerangkeng oleh adanya kubah buatan yang memisahkan polusi udara luar dengan didalam kota. Tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah daerah saat itu kecuali tetap mempertahankan populasi manusia dengan segala upaya meskipun harus mengimpor air bersih atau bahkan oksigen yang dihirup masyarakat Bandung.

Masalah mulai muncul ketika keluarga Ardi semakin diperberat oleh adanya tagihan oksigen dari pemerintah daerah. Setiap keluarga di kota Bandung termasuk keluarga Ardi, dengan sangat terpaksa harus  membayar setiap oksigen yang mereka hirup perbulannya disamping dengan krisis air bersih yang sudah lama mereka alami. Karena bagaimanapun juga jika mereka tidak memenuhi ketentuan itu,dengan sangat terpaksa mereka harus dikeluarkan dari kubah buatan yang melindungi mereka selama ini. Dan itu artinya: Mati.

Disamping itu, Abimanyu kakak Ardi yang baru saja pulang dari Palembang mulai memikirkan jalan keluar memecahkan persoalan pelik ini. Ia tidak ingin lambat laun masyarakat kota Bandung mati oleh dehidrasi ataupun keracunan. Maka dari itu ia merencakan kepergiannya ke Amerika dengan melakukan penyusupan untuk mendapatkan teknologi yang mampu menangani persoalan air bersih maupun oksigen yang semakin membelit. Meskipun sebenarnya, Abimanyu tahu bahwa usahanya untuk menyusup ke suatu negara bakal berbalik membunuh dirinya sendiri.

Berbeda dengan Abimanyu,Ardi malah tidak mampu berbuat banyak menghadapi semua ini. Ia lebih banyak merenung dan bersikap pasrah pada setiap kematian yang datang silih berganti terhadap orang-orang terdekatnya. Mulanya kematian kepala sekolah lalu sahabatnya sendiri,Fairuz, harus mati menggenaskan karena keracunan. Keluh kesahnya pun akhirnya ditumpahkan hanya pada profesor Erid yang banyak memberikan masukan berguna untuk menambah semangat hidup setelah kehilangan yang banyak ia rasakan dari setiap kematian itu.

Beberapa bulan berlalu,persoalan ekonomi keluarga Ardi yang mencekik tidak mampu tertolong lagi. Orang tua Ardi pun mengambil keputusan pahit yaitu keluar dari kubah buatan. Mereka tidak sanggup lagi membayar harga oksigen untuk setiap anggota keluarga dan lebih menginginkan agar Ardi tetap hidup dengan sisa uang yang mereka miliki. Tekad kedua orang tuanya pun juga tidak mampu Ardi cegah dan hentikan. Ia pasrah dan hanya mampu marah bercampur sedih atas semua kehilangan ini.

Secercah harapan pun datang dari profesor Erid. Ardi ditugaskan oleh profesor Erid untuk melaksanakan misi kembali ke masa lalu dengan bantuan mesin waktu yang telah ia ciptakan selama15 tahun. Misi yang teramat sulit untuk diemban oleh Ardi. Bagaimana mungkin ia dapat meyakinkan penduduk bumi di masa lalu agar tidak semakin merusak bumi dalam kurun seminggu?ia akan dianggap gila,tentu saja. Tapi,apa lagi yang harus ia lakukan demi menyelamatkan kota Bandung atau bahkan Indonesia di masa depan?

Bisa dibilang novel ini sangat inspiratif dan menghibur. Covernya lumayan asik plus sentuhan ilustrasi yang menawan seperti layaknya City of Ember. Gaya bahasanya juga ringan dan sangat khas remaja. Lebih dari itu,pesan untuk tidak merusak bumi juga teramat jelas  disampaikan oleh penulisnya.

Tapi ada beberapa kejanggalan yang menurutku cukup fatal. Contohnya pada penggunaan koran serta kendaraan seperti bus dan mobil di dalam cerita ini. Ada kontradiksi dimana adanya penjelasan bahwa pohon pada masa ini sangat sulit ditemukan  dan untuk bertahan hidup diperlukan oksigen yang mesti diimpor dari luar negeri, tapi nyatanya  ayah Ardi di jelaskan malah membaca koran dengan santai layaknya yang terjadi pada zaman ini. Begitu pula dengan penggunaan mobil dan bus di dua bab yang sebenarnya tidak dijelaskan bus atau mobil seperti apa. Karena bagaimanapun juga mobil maupun bus bukankah menghasilkan emisi gas buang yang sebenarnya dapat membuat polusi udara?lain halnya bila mobil tersebut sudah tergolong canggih sehingga menggunakan bahan bakar yang bebas polusi.

Sebenarnya selain dua kesalahan tersebut, ada beberapa kesalahan kecil seputar typo dan narasi yang cukup bertele-tele hingga membuat kenyamanan membaca novel ini terganggu. Tapi,  yah ini adalah sebuah novel awal dan aku yakin karya selanjutnya dari penulis ini dapat digarap lebih maksimal lagi kedepannya. Oh ya, epilog novel ini juga menurutku sangat manis. Aku tidak mengira bahwa penulis mencoba mencari jalan tengah yang tidak kupercayai bakal diambil penulis untuk  menyelesaikan semua masalah ini. Sungguh tidak dapat diprediksi.Salut!!!!

=================

Judul : Unfinished Journal
Penulis : Fauzi (Fauzi Maulana Hakim)
Penerbit:Dar! Mizan
Terbit : @2011
ISBN : 978-979-066-579-8
Tebal : 168 hal

=================
Read more »

Selasa, 19 April 2011

Saat Manusia Kloning Berkuasa

Kesan pertama yang membuatku tertarik untuk membaca buku ini adalah murni dari sinopsis buku ini. Kalau tidak karena sinopsis, maka aku--yang sangat suka dengan yang berbau fiksi ilmiah--pasti bakal melewatkan novel ini. Bagaimanapun juga jika ditelisik dari covernya, sejujurnya harus kukatakan aku sama sekali kurang suka. Gradasi warna cover,baik untuk bagian ilustrasi tiga wajah laki-laki maupun backgroundnya secara keseluruhan serta tulisan judul depan yang terlalu panjang dan besar-besar membuat novel ini jauh dari selera pembaca sepertiku.

Namun,disamping beberapa kekurangan  tersebut, aku berterima kasih sekali karena Pustaka Populer Obor bersedia menerjemahkan buku ini dari bahasa Jerman sebagai bahasa aslinya ke dalam bahasa Indonesia. Perlu diketahui, dari situs resmi reinhold-ziegler.de,novel roman ini hanya diterbitkan dalam tiga bahasa saja yaitu Jerman, Korea dan Indonesia. Beruntung sekali bukan, Pustaka Populer Obor berhasil mendapatkan hak terbit buku ini sehingga penikmat buku tanah air dapat membaca salah satu karya penulis peraih penghargaan Hans-im-Glück dan Peter-Härtling ini.

Dalam buku keempatnya ini, Reinhold Ziegler memperkenalkan sebuah utopia di tahun 244 zaman baru berupa kehidupan kloning yang sebenarnya pada masa ini dalam proses mendekati kenyataan. Proses itu didapat dari adanya perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Para ilmuwan dunia juga kini tengah berupaya menciptakan kloning-kloning yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia kelak. Tapi,disini,dalam cerita ini, kehidupan manusia telah lama punah dan hanya meninggalkan para manusia kerdil yang disebut kloning  berserta reruntuhan bangunan sisa peradaban manusia.

Adalah Aurun Ebanan,sang kloning muda dari keluarga E yang hampir dewasa dan belakangan mengalami gejala-gejala aneh dalam perkembangan organ seksualnya. Ia kemudian dikirim ke sebuah rumah reparasi dan dianggap sebagai mutan akibat perkembangannya yang aneh ini. Disana ia bertemu dengan seorang kloning baik hati, Getran Ewinewi, kloning dari keluarga E yang memberitahunya bahwa Aurun saat ini bermutasi menjadi seorang manusia perempuan.

Menjadi manusia perempuan adalah fakta yang awalnya tidak mampu Aurun percayai. Bagaimanapun juga ia mengenal bahwa semua masyarakat kloning  adalah netral, tidak berjenis kelamin dan tanpa mengenal perasaan. Tapi, semakin hari, Aurun semakin percaya karena mengingat bahwa tidak hanya perkembangan fisiknya yang berubah tapi juga pada perasaan benci,takut,marah,sedih,dan juga tawa yang muncul akibat aktivitas hormon yang hanya dipunyai dari kalangan manusia.

Setelah mengetahui fakta itu pun, ia juga harus menghadapi tugas yang teramat berat dari Getran. Ia harus kabur dari rumah reparasi dan menjalankan misi untuk mencari sebuah tempat bernama Bottom. Tempat yang akan menjawab semua pertanyaan tentang asal-asul yang selama ini tidak dimengerti oleh para kloning. Tapi, apakah tempat itu benar-benar ada? padahal sejak dulu tidak ada satupun kloning yang percaya atau malah peduli pada hal ini.

Dengan bantuan Mexan Alnavi, sang kloning A yang juga mutan dalam spesies manusia laki-laki, Aurun pun berpetualang mencari Bottom yang misterius itu.Tapi, sebelum itu, mereka dibantu oleh organisasi Matahari Terbit untuk mengubah chip dalam tubuh mereka menjadi nama samaran kloning lain agar Xylon Xojor,kloning X  yang telah lama mengintai Aurun, tidak dapat menangkap mereka berdua.

Lalu apakah pencarian Bottom itu akan membuahkan hasil seperti yang selama ini mereka harapkan atau malah sebuah kesia-siaan semata? apa yang sebenarnya telah terjadi hingga para homo sapiens--manusia--punah begitu saja dari muka bumi? adakah kaitannya dari kloning-kloning ini?

Ini adalah petualangan fantastis menurutku. Petualangan yang menembus dimensi waktu,ruang,maupun pikiran. Reinhold disini juga berhasil menggambarkan secara detail bagaimana kejadian satu demi satu berjalan runut tanpa adanya kekosongan plot disana sini. Dan juga adanya peningkatan emosional seiring semakin menanjaknya konflik yang akhirnya mencapai klimaks dari semua karakter yang ada.

Yang disayangkan hanyalah pertama pada typo,yap terlalu banyak menurutku dan sangat menganggu meski selalu bisa di toleransi. Ada kalanya juga kalimat langsung terasa menjadi  tidak jelas ketika tanda kutip hilang begitu saja dari peredarannya. Kedua pada deskripsi karakter,khususnya Aurun sebagai salah satu tokoh utama, sama sekali tidak jelas bentuknya seperti apa dan bagaimana rupanya. Hanya dijelaskan bahwa tingginya hanya kira-kira satu meter,perempuan,mata biru, berambut pirang. Itu saja. Maka,jangan salahkan aku kalau sepanjang membaca buku ini yang ada didalam imajinasiku adalah sosok kloning yang amburadul,kadang-kadang mirip alien kadang-kadang mirip manusia. Terakhir pada ending yang kurang memuaskan dan terasa menggantung. Harapannya sih ada lanjutan dari novel ini,tapi sepertinya hal itu jauh dari mungkin karna penulisnya sendiri telah menerbitkan novel ini sejak tahun 2005  dan tidak pernah terdengar kabar untuk melanjutkan cerita hingga saat ini.

Pesan moral yang ingin disampaikan Reinhold selaku penulis juga mampu terjelaskan dengan baik yaitu untuk menjaga dan mensyukuri apapun yang diberikan tuhan pada setiap makhluk penghuni bumi. Khususnya pada manusia itu sendiri. Dengan adanya salah satu sifat hormonal manusia yang selalu ingin tahu,maka sebaiknya jangan melewati hukum alam ketika ingin memenuhi hasrat keingintahuan itu. Karena pada akhirnya jika melewati hukum alam, manusia tersebut akan mendapati kegagalan yang pada akhirnya sungguh terasa amat sangat pahit.

=================

Judul : Saat Manusia Kloning Berkuasa/Perfekt Geklont
Penulis :Reinhold Ziegler
Penerjemah: Ivan Setiawan
Penerbit:Pustaka Populer Obor
Terbit : @2006
ISBN :979-461-578-1
Tebal :270 hal

=================
Read more »

Jumat, 01 April 2011

The People of Sparks

Akhirnya Lina Mayfleet, Doon Harrow, dan 417 warga Ember tiba di permukaan bumi. Sinar matahari yang menyilaukan, hijaunya rerumputan dan pepohonan,maupun kicauan nyaring dari burung-burung menyambut kedatangan mereka. Semuanya terasa sangat asing. Tapi Inilah dunia baru  yang harus mereka jalani. Dunia dengan limpahan penuh cahaya seperti yang selama ini mereka harapkan.

Tapi,ternyata dunia baru itu tidak selamanya menawarkan kebahagiaan bagi mereka. Terutama buat Lina. Selama  di kota Ember dia sering bermimpi tentang sebuah kota yang indah, yang diharapkan akan ditemuinya di atas tanah barunya. Namun,Ternyata yang ditemuinya hanyalah tanah kosong yang luas berserta puing-puing dan rumah-rumah sederhana. Bahkan di tanah baru itu tidak terdapat listrik layaknya kota Ember. Apakah di atas sini tidak semaju masyarakat kota Ember?

Sparks adalah wilayah pemukiman terdekat yang dapat ditemukan oleh warga Ember. Meski enggan, penduduk Sparks  yang menyebut warga Ember manusia gua,terpaksa menerima mereka dengan berat hati.  Dengan keterbatasan hidup, penduduk Sparks yang hanya berjumlah 322 orang harus berbagi tempat tinggal dan juga persediaan makanan dengan penduduk Ember selama 6 bulan. Karena itu, perselisihan pun kerap terjadi di antara mereka. Penduduk Sparks merasa warga Ember sudah menghabiskan begitu banyak persediaan makanan mereka sehingga semakin lama persediaan makanan semakin sedikit. Demikian pula dengan warga Ember, mereka merasa penduduk Sparks terlalu pelit untuk berbagi makanan bagi mereka yang kelaparan dan berusaha untuk bertahan hidup.

Sebelum jangka waktu 6 bulan, warga Ember akhirnya dipindahkan dari rumah penduduk ke sebuah tempat tinggal kumuh. Disana, mereka diberikan beban tugas yang harus dikerjakan sebagai balasan dari makanan yang diberikan warga Sparks. Selama bulan-bulan itu jugalah, warga Ember nantinya diharapkan untuk dapat belajar bertahan hidup dan membangun pemukiman sendiri disaat musim dingin tiba. Tapi nyatanya, Warga Ember selalu mengalami kesulitan untuk  bekerja keras ditengah terik matahari dan  diperparah oleh makanan yang kian menipis. Hal itu menciptakan kegelisahan bagi warga Ember yang memandang bahwa warga Sparks berlaku tidak adil terhadap mereka.

Perselisihan pun  tidak dapat terelakkan. Dimulai dari  salah seorang warga Sparks menyulut api kebencian melalui tuduhan secara terang-terangan kepada warga Ember. Ditambah lagi, adanya Tick Hassler, salah seorang warga Ember, mecoba menghasut warga Ember sehingga memperkeruh hubungan kedua belah pihak. Di tengah pertikaian itu, Doon mengalami kegamangan dalam dirinya. Mengikuti rencana Tick lalu ikut berperang atau menghentikan semua rencana itu tapi diperbudak?

Sementara itu Lina masih berusaha mengejar mimpi-mimpinya. Dia masih merasa yakin, ada sebuah kota cahaya seperti dalam mimpi-mimpinya dulu. Karena itu, pada saat ada kesempatan, dia pergi diam-diam mengikuti dua orang pengelana dan akhirnya meninggalkan Sparks. Sayangnya, yang ia temui  ternyata jauh dari harapannya. Sepanjang jalan dia hanya melihat bekas-bekas kehancuran di mana-mana. Kota-kota mati, puing-puing bangunan, dan tanah-tanah luas tanpa batas.

Dimanakah kota cahaya itu? Bagaimana warga Ember bisa memulai kehidupan baru apabila harus meninggalkan Sparks? Tak ada tempat yang pantas untuk ditinggali untuk memulai hidup baru. Pikiran Lina berkecamuk sendiri. Apakah ia salah sudah mengajak serta seluruh warga Ember meninggalkan kota gelap mereka?

Sekuel kedua dari tetralogi ini masih berlangsung dengan alur cepat. Rasa penasaran terhadap apa yang akan warga Ember hadapi di permukaan bumi terasa sangat mengasyikan. Persengketaan antara Sparks dan Ember pun lumayan bisa dinikmati, meski konfliknya bisa dibilang dalam kategori yang ringan-ringan saja.

Jeanne DuPrau  memang meramu kisah ini pasca kehancuran dunia. Perang sudah meluluhlantakan seluruh kehidupan di permukaan bumi. Manusia-manusia yang  tersisa harus merangkak dan bangkit untuk bertahan hidup. Tak ada keindahan dunia seperti yang saat ini kita rasakan. Semuanya sudah musnah. Begitulah akibat Perang. Dan suguhan cerita dari karya Jeanne DuPrau ini bisa saja benar-benar terjadi jika adanya perang di kemudian hari. Oleh karena itu, berharaplah agar kedamaian dapat terus tercipta dan  langkah awal yang paling sederhana untuk memulai perdamaian itu adalah : mendamaikan dirimu sendiri.


" Daripada membalas pihak lain sama buruknya dengan yang mereka lakukan kepadamu--atau malah lebih buruk--kau melakukan kebaikan. Atau setidaknya kau menahan diri agar tidak melakukan hal yang buruk."
" Kupikir begitu. Satu keburukan setelah keburukan yang lain membawa pada kuburkan yang lebih besar. Jadi, kau lakukanlah kebaikan, dan itu akan mengubah keadaan."
(Hal.311)~Lina

=================

Judul : The People of Sparks
Penulis :Jeanne DuPrau
Penerjemah: Sujatrini Liza
Penerbit :Mizan Fantasy
Terbit : @2009
ISBN :978-979-433-564-2
Tebal :370 hal

=================

Baca juga :
1. City of Ember #1
2. The People of Sparks #2
Read more »

Jumat, 11 Maret 2011

SeoulMate

Terjebak dalam keinginan untuk bertemu dengan seseorang yang telah lama ditunggu, memaksa Kim Sun,gadis Korea bertempramen tinggi itu, untuk bergabung dalam sebuah organisasi penyalur hantu yang bernama SeoulMate. Kemampuannya untuk melihat hantu  merupakan potensi dasar yang dicari organisasi itu untuk merekrutnya sebagai Mate. Tugas yang diberikannya pun tidak main-main; menjaga soul, hantu yang terjebak di bumi dan bersama-sama melaksanakan semua proposal dari para klien SeoulMate.

Tidak disangka, Kim Sun ditugaskan menjaga Soul baru yang amnesia. Hubungannya dengan hantu yang akhirnya diberi nama Jang itu, mulanya diawali dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang kebanyakan dipicu oleh sikap tempramen Kim Sun. Namun, semenjak proposal pertamanya bersama Jang dan tantangan yang ia dapatkan dalam proses pelaksanaan itu, membuat dirinya semakin lama semakin menyukai pekerjaannya sebagai Mate. 

Hari-harinya sebagai Mate dengan Soul amnesia yang memiliki sifat sangat polos tanpa disadari telah membuat Kim Sun merasakan perasaan yang aneh. Hal itu ditambah dengan perasaan cemburu yang tiba-tiba menyergapnya manakala Arang, si hantu cantik berpakaian hanbok terus terang mengejar-ngejar Jang dan ikut membantu Jang menemukan asal-usulnya. Perasaan tersingkirkan dan tidak berguna saat melihat kedekatan Jang dan Arang membuat Kim Sun selalu meluapkan emosinya tanpa kontrol pada siapapun tanpa mau memberi penjelasan. Sebaliknya Jang pun, dengan sikap polosnya hanya menanggapinya dengan bingung dan tetap tidak cukup mengerti untuk paham perasaan sensitif Kim Sun terhadap dirinya.

Kebingungan pada hubungan aneh antara Soul dan Mate itu akhirnya terjawab. Letupan asmara dalam diri Jang mulai muncul seiring sikap agresif Kim Sun yang mulai berusaha menandingi keagresifan Arang. Kim Sun menjadi semakin terbuka dalam menunjukan rasa suka kepada Jang meskipun mereka berdua masing-masing menyadari keanehan dalam hubungan cinta abnormal hantu-manusia yang tercipta diantara mereka berdua. Tapi, keanehan itu langsung hilang seketika setelah keduanya mengungkapkan perasaan terdalam masing-masing di Pulau Namy, salah satu pulau romantis di Korea, dan berusaha mejalani hubungan mereka kedepannya layaknya manusia tanpa memikirkan semua keanehan itu.

Masalah besar pun muncul di kemudian hari ketika Jang mengetahui asal-usulnya yang sebenarnya dengan dibantu oleh Arang. Disamping itu, Kim Sun yang semula telah mengetahui identitas Jang yang asli yaitu Shin Ji Woo, tidak berani memberitahu Jang dengan alasan kehilangan yang akan ia dapatkan setelah Jang mengetahui siapa dan dimana seharusnya ia berada. Sedangkan Jang, yang mengetahui kenyataan itu, mencoba membujuk Kim Sun untuk mengatakan terus terang  apapun yang ingin gadis itu katakan. Tapi, nyatanya pernyataan Arang suatu hari malah berbuntut kesalahpahaman diantara Kim Sun dan Jang. Kim Sun yang terbawa emosi menyuruh Jang keluar dan segera menjauh dari kehidupannya. Lalu, apakah Jang mengikuti permintaan Sun dan kembali ke tubuhnya yang sebenarnya tengah koma? tapi apakah dengan begitu Kim Sun siap menerima semua kehilangan itu?

Lia Indra Andriana, penulis novel ini adalah seorang dokter gigi yang menekuni hobinya menulis sampai saat ini. Di debut novel kesebelas sekaligus novel ketiga bersetting Korea ini, tampaknya semua hal telah dipersiapkan secara detail oleh penulis baik dalam proses pengerjaannya, dicetak dengan penerbitan sendiri, ada trailer dan OSTnya,serta ilustrasi menawan yang disuguhkan melalui balutan sampul berjenis linen yang elegan. Aku secara pribadi,sangat menyukai setiap inci keindahan novel ini dan menurutku semua proses panjang yang dilakukan penulis untuk menghasilkan novel yang terbaik telah membuahkan hasil yang memuaskan. Keren!!!!

SeoulMate yang faktanya diinspirasi penulis dari sosok Jang Geun Seok dalam peran He's Beautiful dan kisah hantu The Mediatornya Meg Cabot merupakan kombinasi yang menurutku apik dan seru. kisah ini menurutku juga berhasil menampilkan secara gamblang kisah cinta abnormal Kim Sun dan Jang yang unik dan menggelitik hingga akhir. Sangat di rekomendasikan buat kamu si penyuka fiksi romantis plus komedi dan yang juga pengen tahu seluk beluk kebudayaan Korea. Novel ini cukup komplit deh. Hehehe

"Hujan...untuk mengingatmu. Aku perlu sesuatu untuk mengingatmu. Setiap ada hujan, aku akan mengingatmu,karena kamu benci hujan. Dan kamu ditengah kebencianmu,kamu akan mengingatku." [hal 91] ~Jang












=================

Judul : SeoulMate
Penulis : Lia Indra Andriana
Penerbit : Haru
Terbit : @2011
ISBN : 978-602-98325-0-1
Tebal :300 hal

=================

Hanbok: pakaian tradisional Korea



Baca juga :
1. SeoulMate
2. SeoulMate is You
Read more »

Sabtu, 05 Maret 2011

Ghostgirl #3: Lovesick

Tanpa terasa tahun demi tahun berlalu. Tugas Charlotte Usher sebagai penyedia layanan remaja bermasalah di kantor teleponpun berakhir dengan singkat. Charlotte yang semula beranggapan akan dapat beristirahat dengan tenang setelah itu, ternyata mendapat tugas lagi dari Markov, pemimpin kantor, sebagai instruksi lanjutan perjalanan dunia dan akhiratnya. Sebuah tugas yang sangat sulit ia percayai. Tugas yang membawanya kembali ke lokasi kematian tragisnya : Hawthorne High.

Setiap arwah mendapat tugas sebagai pembimbing emosional dan membantu  mengatasi masalah yang dialami pendamping mereka. Dan sungguh di luar dugaan, Charlotte mendapat Damen sebagai pendampingnya. Sedangkan Eric, arwah penyanyi rocker,yang saat itu berstatus sebagai pacar baru Charlotte, mendapatkan pendamping Scarlet. Namun, Eric yang saat itu  mengetahui fakta bahwa Charlotte  meninggal karena mengejar Damen dan sekarang  malah menjadi arwah pendampingnya membuat Eric tidak sanggup mengelak pada rasa cemburu yang tiba-tiba menyergapnya.

Sementara itu, di dunia manusia,Scarlet sibuk dengan rasa galau yang melandanya belakangan ini. Scarlet yang menginjak tahun terakhir di Hawthorne High telah mengubah dirinya secara perlahan-lahan menjadi cewek yang feminim dan lebih rapi atas dorongan Damen. Tapi, sayangnya, ia merasa tidak nyaman dan penuh kepalsuan. Lebih dari itu,kedatangan Damen yang tiba-tiba dan mendaftarkan lirik lagunya ke sebuah stasiun radio setempat membuat Scarlet kesal dan semakin memperkeruh perasaan galaunya.

Saat situasi itulah,Eric pun datang dalam kehidupan Scarlet. Ia merasa nyaman pada cowok bergaya rocker yang memiliki selera musik yang sama denganya itu. Keakraban intens keduanya menyebabkan Charlotte dibakar api cemburu. Charlotte yang semula--tanpa ia sadari--memandang Eric sebagai pengganti Damen, mulai detik itu telah memandang sosok Eric tanpa bayang-bayang Damen didalamnya. Kecemburuan yang awalnya merasuki perasaan Charlotte itu, tidak membuatnya lantas bertindak gegabah. Ia bertekad untuk segera meluruskan situasi asing ini. Bagaimanapun caranya.

Sejalan dengan situasi asing yang dihadapi Charlotte-Eric dan Scarlet-Damen, Petula Kensingston merasa asing terhadap kelakuannya belakangan ini. Ia merasa kepedulian sosialnya meningkat tajam semenjak kepulangannya dari alam kematian yang mempertemukannya dengan Virginia,anak perempuan yang memberinya inspirasi. Ia menyumbangkan sebagian baju-baju mahalnya untuk orang-orang jalanan di pusat kota dan turut serta mendandani mereka. Hal itu membuat The Wendys, dua anak buah Petula tidak percaya dan mencoba menyingkirkan Petula yang dianggap telah menodai citra kepopuleran mereka. Darcy,si anak baru yang misterius,  berniat menjatuhkan Petula dengan mencoba mengadu domba The Wendys dan Petula serta menyebarkan berita amal  Petula yang dianggap oleh mereka sangat 'aneh' dan menggelikan.
Tidak butuh waktu lama sejak Petula tertangkap basah melakukan aksi sosialnya, ia pun segera disidang oleh teman-teman yang mengkhianatinya. Tahta Petula sebagai cewek populer pun lengser  dan serta merta langsung digantikan oleh  Darcy.

Lalu bagaimana rencana Charlotte selanjutnya begitu mengetahui bahwa sosok misterius Darcy lah yang menjadi akar penyelesaian masalah mereka?dan apakah rencana Charlotte beserta Pam dan Prue untuk 'membunuh' Darcy  agar situasi kembali normal akan berhasil sesuai perkiraan mereka?

Secara garis besar,aku hanya bisa mengomentari pertama pada sampulnya. Ya ampun, aku berikan dua jempol untuk ilustrasi indah dari Melati Puspa Indah. Karena ilustrasi inilah, Ghostgirl ini tampak eye-catching dan menurutku juga lebih indah dibanding dengan sampul versi aslinya hehehee.Komentar keduanya pada typo. Aku menemukan typo-typo menganggu yang berseliweran dimana-mana (mungkin dalam proses penerjemahan). Tidak banyak tapi juga tidak bisa dibilang sedikit.

Selain itu, aku bisa mengatakan kalau novel ketiga Ghostgirl ini lebih greget dibanding dua novel sebelumnya. Buktinya, aku bahkan selesai membaca novel ini dalam rentang waktu yang cepat karena cerita yang ditawarkan sangat seru dan menarik. Charlotte yang telah memikatku dengan sifatnya yang tulus itu, akhirnya   menemukan kisah cintanya sendiri bersama Eric yang notabenenya seorang rocker yang sebenarnya tidak pernah terbayang bakal menjadi pacar  Charlotte. Bagaimanapun juga tipe Charlotte sangat bertolak belakang dari apa yang ada dalam diri Eric, kan? Tapi, ya sudahlah. Pengharapanku pada kisah cinta Charlotte pun akhirnya tuntas juga. phuffff....

=================

Judul :Ghostgirl: Lovesick
Penulis :Tonya Hurley
Penerjemah:Berliani M Nugrahani
Penerbit :Atria
Terbit : @2011
ISBN :978-979-024-455-9
Tebal :371 hal

=================
Baca juga:
1. Ghostgirl: Rest in Popularity
2. Ghostgirl #2: Homecoming
3. Ghostgirl #3: Lovesick

Read more »

Rabu, 23 Februari 2011

City of Ember

Saat ini,kita sepantasnyalah bersyukur pada apa yang telah kita peroleh sebagai makhluk penghuni bumi. Kita mengenal matahari yang selalu memancarkan cahayanya sepanjang siang. Kita juga bahkan mengenal hujan yang tercurah dari langit dan membasahi permukaan bumi. Semua itu dapat kita rasakan. Alam masih memberi kita kesempatan dan sepatutnyalah kita selalu bersyukur akan hal itu.

Kenapa begitu?bayangkanlah bagaimana jika kita adalah salah satu bagian dari masyarakat kota Ember. Kota yang diliputi kegelapan. Masyarakat kota Ember tidak mengenal adanya matahari maupun hujan melainkan hanya kegelapan pekat yang melingkupi mereka sepanjang hari, sepanjang tahun, bahkan sepanjang hidup mereka. Kalaupun ada cahaya, itu hanyalah dari pendar-pendar bohlam yang dialiri dari arus listrik yang ada. Tidak ada juga  hujan yang membasahi tanah mereka. Mereka mengenal air dari saluran pipa, tapi belum sekalipun merasakan ada tetes-tetes hujan jatuh dari langit pekat di atas mereka.

Kota Ember terletak jauh di bawah tanah. Yang mereka tahu, kota itu adalah bangunan yang didirikan para pembangun untuk mereka dan di sanalah mereka lahir, besar,dan meninggal. Sebuah kota dibawah lapisan tanah dan bebatuan. Tak ada yang menyesali mengapa mereka harus ada di sana, karena mereka tak pernah tahu ada tempat lain yang lebih bercahaya selain di sana.

Masalah timbul ketika kehidupan nyaman mereka mulai terusik. Sumber listrik yang dihasilkan generator  para pembangun  mulai mengalami kerusakan dan mereka sama sekali tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Hal ini mengganggu roda kehidupan masyarakat kota Ember yang kemudian diperparah oleh persediaan berbagai bahan pangan, sandang ,dan obat-obatan yang ada di gudang kota mulai menipis. Masyarakat Ember mulai resah. Keadaan ini seolah menjadi tanda-tanda kiamat bagi mereka. Hidup mereka akan segera berakhir kalau mereka tidak bisa keluar dari keadaan itu.

Keresahan ini jugalah yang turut dirasakan oleh remaja belia Lina Mayfleet dan Doon Harrow. Keduanya adalah remaja-remaja yang tak bisa berdiam diri dengan keadaan ini. Keingintahuan dan harapan mereka untuk menemukan kota baru diluar sana membawa mereka ke arah titik terang untuk keluar dari kegelapan. Apalagi Lina ternyata menemukan sebuah petunjuk rahasia dari dalam sebuah peti yang sudah tersimpan lama di lemari baju di rumahnya. Petunjuk rahasia yang sayangnya terpotong-potong akibat ulah adiknya--poppy--menyebabkan mereka berdua harus berjuang memecahkan pesan rahasia itu. 

Namun, disaat Lina dan Doon tengah berjuang memecahkan petunjuk itu, mereka menemukan fakta yang mengejutkan bahwa walikota selama ini telah mengkhianati masyarakat kota Ember dengan menyelundupkan semua bahan-bahan yang ada di gudang. Mereka pun mencoba memberitahu kepada para penjaga kota untuk segera menangkap walikota dan mengumukan kejahatannya kepada semua masyarakat kota Ember. Tapi ternyata keesokan paginya,mereka langsung diburu oleh para penjaga kota untuk ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara akibat ulah keingintahuan mereka. Poster-poster penangkapan mereka pun di pajang di sepanjang jalanan kota. Mereka pun kini harus berjuang secara sembunyi-sembunyi untuk menemukan jalur keluar kota Ember yang semakin hari semakin sering terjadinya pemadaman dalam rentang waktu yang sangat lama.

Apakah mereka berhasil keluar dari semua permasalahan ini? Mungkin sebuah ending yang mudah sekali ditebak, Bagaimanapun, perjuangan mereka untuk keluar dari kemelut inilah yang menarik untuk disimak.

Sebelumnya,City of Ember semula telah lama aku kenal lewat visualisasi layar kaca melalui film garapan Tom Hanks tahun 2008 lalu. Film yang dibintangi Saoirse Ronan dan Harry Treadaway telah berhasil menyuguhkan situasi pasca kiamat kota Ember yang menurutku sangat menakjubkan. Meskipun telah menonton filmnya, aku tetap memutuskan untuk membaca versi novelnya yang ternyata memiliki banyak perbedaan dari versi filmnya.

Akhir kata,secara keseluruhan City of Ember sangat menyenangkan dan juga mudah dicerna untuk siapapun yang ingin membaca fiksi ilmiah yang tidak terlalu butuh pemikiran. Selain itu,meskipun terlepas dari adanya beberapa pertanyaan pribadiku yang  menggantung tentang seluk beluk kota Ember, aku sangat menantikan novel keduanya yang bakal segera menjadi target bacaanku berikutnya. Oh ya, satu lagi yang selama ini aku herankan, kenapa ya sekuel kedua City of Ember yaitu People of Sparks tak pernah lagi ada kabar untuk diangkat ke versi film? ada yang tahu?

=================

Judul : City of Ember
Penulis : Jeanne DuPrau
Penerjemah: Sujatrini,Reno,Rien Chaerani
Penerbit : Mizan Fantasy
Terbit : @2009
ISBN :978-979-433-561-1
Tebal :312 hal

Read more »

Senin, 14 Februari 2011

Ingo #4: The Crossing of Ingo

Panggilan Ingo telah resmi berkumandang. Sapphire dan Conor yang berada di dunia manusia tidak pernah mengira sebelumnya bahwa panggilan dari dunia Mer  itu memanggil  mereka dengan begitu kuat  hingga mereka sendiri tidak sanggup untuk menolaknya. Panggilan yang memberitahu mereka bahwa penyeberangan Ingo telah tiba.

Kebetulan saat itu ibu mereka bersama Roger sedang berlibur di Australia. Sapphire dan Conor pun  akhirnya  dapat dengan leluasa memutuskan untuk bergabung dalam penyeberangan  Ingo yang sekaligus dapat menjadi momen pertemuan mereka dengan Mathew Trewhella, ayah mereka. Tapi, kenyataannya tidak seperti yang mereka bayangkan. Ingo sedang terpecah belah. Terjadinya pergolakan  tahta kekuasaan antara Saldowr si penjaga simpul ombak dan Ervys si pembenci kaum berdarah campuran  yang gila kekuasan,membuat penyeberangan ini akan menjadi terasa sangat sulit bagi mereka berdua.
Namun,sebelum Sapphire,Connor serta dua teman Mer mereka--Faro dan Elvira--melakukan penyeberangan ini, mereka harus menghadapi pemilihan pantas tidakkah mereka untuk melakukan penyeberangan Ingo. Ervys dan  seluruh pengikutnya yang  telah lupa pada jasa Sapphire dan Conor  yang dulu berhasil  menidurkan  kembali Kraken, berupaya dengan berbagai cara  untuk mengagalkan pemilihan itu. Tapi, ia pun harus menerima kenyataan pahit. Mereka berempat lolos.

Petualangan keempat anak itu pun akhirnya di mulai. Sapphire,Conor dan dua teman Mer mereka bersiap menjelajahi dunia melalui jalur selatan. Tapi,karena adanya kabar dari seekor lumba-lumba yang mengatakan  bahwa Ervys bersama pengikutnya menunggu mereka di pertengahan jalan, akhirnya mereka pun memutuskan mengambil jalur utara yang selama ini tidak pernah dilakukan oleh kaum Mer manapun.

Di tengah perjalanan ke utara, Faro dan Sapphire sempat terpisah dari Conor dan Elvira hingga akhirnya mereka dipertemukan kembali di laut utara yang dipenuhi beruang laut yang agresif memburu makanan akibat krisis kelaparan yang terjadi. Di sana jugalah terjadi beberapa peristiwa, Sapphire untuk pertama kalinya bertemu dengan sosok atka nya yang mengerikan dan Elvira yang seakan terhipnotis pada tempat itu dan ingin hidup disana selamanya.

Sementara itu, sebelum mengakhiri penyeberangan Ingo,Sapphire tidak lupa memenuhi janjinya untuk mencari putri paus sperm yang pernah menyelamatkanya dulu ketika menemui Kraken. Dengan pertolongan dari lumba-lumba, akhirnya ia pun bertemu dengan kelompok paus sperm yang bersikap waspada terhadapnya. Sapphire pun memberitahu maksud kedatangannya dan meyakinkan paus paus itu bahwa ia tidak ingin menyakiti  mereka. Tapi ternyata tidaklah semudah itu,paus-paus itu tidak mau serta merta percaya begitu saja pada Sapphire yang tergolong manusia, makhluk yang selama ini begitu mereka benci. Lalu,berhasilkah ia bertemu putri paus sperm itu?dan akankah mereka berempat berhasil menyelesaikan misi penyeberangan ini dengan selamat?

Helen Dunmore menurutku  tetap menyampaikan premis yang sederhana namun bermakna   sepanjang kisah dalam novel ini. Dimana Helen Dunmore mengambarkan  bagaimana kebaikan akan selalu menang dan kejahatan akan selalu kalah. Ervys yang memiliki watak yang hampir sama dengan manusia  yang gila pada kekuasaan, dan melakukan berbagai cara untuk mendapat kekuasaan itu,pada akhirnya harus mengalami kekalahan yang menyakitkan. Selain itu, sama seperti  sebelumnya,  Helen Dunmore  piawai menggambarkan laut  dan beragam makhluk  yang hidup didalamnya  dengan sisi yang indah sekaligus memprihatinkan dengan keadaan lautnya.

Namun, meskipun novel ini tidak mencapai ekspektasiku tapi secara keseluruhan ini adalah akhir yang sempurna dan menutupi kekecewaanku di novel sebelumnya. Dan penggalan singkat lirik Ingo berikut ini cukup mewakili perasaanku betapa Helen Dunmore telah  membiusku  dalam nuansa eksotis Ingo  yang diciptakannya melalui novel seri Ingo:

Seandainya aku ada di Ingo
Jauh di tengah laut asin
Mengarungi samudera terdalam..
=================

Judul :The Crossing of Ingo
Penulis :Helen Dunmore
Penerjemah: Rosemary Kesauly
Penerbit :Gramedia Pustaka Utama
Terbit : @2010
ISBN : 978-979-22-6158-5
Tebal : 376 hal

=================
Baca juga :
Read more »

Senin, 24 Januari 2011

Aegea

Kata "Aegea" sendiri selama ini dikenal sebagai nama dari sebuah laut  yang terletak di semenanjung Anatolia dan Balkan selatan di dekat daratan Yunani. Laut ini terkenal dengan lagendanya tentang  putri duyung yang merupakan perwujudan dari sosok Thessalonike, adik Alexander Agung. Namun,bukan lagenda Yunani itu yang diceritakan dalam buku ini melainkan kemiripan latar laut yang menjadi sumber kehidupan si tokoh sentral  yang juga memiliki nama yang sama, Aegea.

Kisah dimulai dari kedatangan Patric,ayah Aegea,bersama survivor dari kaum Jonvis setelah kembalinya dari Tanakoora,tanah impian semua kaum. Pada masa itu, manusia terus mencari pulau-pulau yang layak untuk ditinggali akibat bencana alam yang telah banyak merusak pulau-pulau yang ada di bumi. Oleh karena itu, kedatangan Patric beserta survivor lainnya saat itu merupakan suatu langkah awal yang menggembirakan bagi kaum Jonvis karena dengan begitu mereka bisa membangun peradaban maju di tanah yang  lebih subur yaitu Tanakoora. Kaum Jonvispun langsung bertindak dengan memutuskan untuk melakukan eksodus ke tanah impian itu secepat mungkin. Namun,sayangnya usaha itu berakhir menyedihkan karena tsunami merenggut nyawa kaum Jonvis,tidak terkecuali orang tua Aegea.

Dalam peristiwa alam yang mengerikan itu,Aegea berhasil di tolong oleh seorang kakek tua yang misterius bernama Jolyu Eunhwa. Bersama kakek inilah, Aegea dibawa ke sebuah labirin karang biru dan disana ia dididik untuk memahami takdirnya sebagai  sosok penting dalam terciptanya kestabilan di bumi. Dari proses didikan itu, Aegea lahir kembali dalam sosok yang baru. Sosok yang memiliki kekuatan yang jauh melebihi akal manusia. Meskipun begitu,kekuatan itu hanya bertujuan untuk melancarkan misinya  : mencari Sonamu di Tanakoora. Anak kecil yang akan menjadi kunci kestabilan bumi.

Di tengah perjalanan panjang dan berbahaya itulah, Aegea bertemu dengan Jared. Kedekatan ditengah misi ke Tanakoora membuat mereka semakin  akrab hingga terciptalah rasa suka di antara keduanya. Namun,perasaan mereka berdua harus  diuji oleh takdir manakala mereka harus  menerima kenyataan pahit terpisah dalam rentang waktu yang sangat lama akibat misi berbahaya  yang dibawa oleh Aegea.  Lalu bagaimana akhirnya? apakah Aegea berhasil menyelesaikan misinya?dan apakah ia sanggup menerima kenyataan bahwa ia harus lenyap kembali dari muka bumi disaat ia menemukan seseorang ia cintai?

Konsep cerita Aegea memang tergolong lumayan bagus. Tapi, amat sangat disayangkan begitu banyak kejanggalan-kejanggalan kata yang mengakibatkan keambiguan. Selain itu,aku tidak tahu apakah ini kesalahan dari penulis atau editor atau yang lainnya, tapi hal ini betul-betul membuat pembaca sangat tidak nyaman. Sebagai contoh satu dari banyak kalimat yang membuat tidak nyaman itu:
" Pito...,jangan berkata begitu. Selamanya...,aku hanya hidup untukmu dan Jared. Walaupun aku tidak akan pernah bisa memiliki hatimu..,walaupun Jared bukanlah darah dagingku...,tapi kalian berdua..,adalah kecintaanku..."
125
(Aegea;hal 247)
Secara kasat mata,kesalahan pertama pasti pada "titik-titik" yang begitu banyak dan ini terasa sangat janggal bagi tata bahasa sastra yang formal. Kesalahan berikutnya ada pada "kecintaanku" yang sebenarnya bisa diganti dengan kata lain yang lebih pas seperti " tapi kalian berdua adalah orang-orang yang kucintai." dan terakhir pada angka 125 yang menyempil. Aku tidak tahu apakah ini kesalahan cetak atau apa,tapi semoga cetakan berikutnya tidak terjadi lagi.

Tetapi secara keseluruhan,lumayan bagus loh. Aku memang sangat mendukung munculnya kisah-kisah fantasy dari tangan-tangan penulis Indonesia dan Suzee selaku penulis menurutku berhasil memulainya dengan awal yang baik dari segi cerita. Semoga penulis ini dan  juga penulis  Indonesia lainnya mulai membangun citra fantasy Indonesia yang lebih baik lagi kedepannya.

================= 

Judul :Aegea
Penulis :Suzee
Penerbit :Pustaka Solomon
Terbit : @ 2010
ISBN :
Tebal : 284 hal
=================


Read more »