Tampilkan postingan dengan label detective. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label detective. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Juni 2012

Memoar Sherlock Holmes



Memoar Sherlock Holmes (The Memoirs of Sherlock Holmes)
Sir Arthur Conan Doyle
Dra. Daisy Dianasari (Terj.)
GPU – Cet. IX, Februari 2012
408 hal.

Di antara 3 buku Sherlock Holmes yang dicetak ulang – Petualangan Sherlock Holmes, Memoar Sherlock Holmes dan Koleksi Kasus Sherlock Holmes – gue memutuskan membaca Memoar Sherlock Holmes lebih dulu, karena kata-kata yang ada di belakang buku Koleksi Kasus Sherlock Holmes: “Anda barangkali terpukul ketika membaca Memoar Sherlock Holmes, dan melihat duel mautnya dengan Profesor Moriarty—Napoleon-nya dunia kejahatan.”Penasaran, apa sih yang bikin ‘terpukul’ itu?

Di dalam buku ini ada 11 kisah dari kasus-kasus yang pernah ditangani oleh Sherlock Holmes yang diceritakan kembali oleh sahabatnya, Dr. Watson

Kesebelas kisah itu adalah:
  1. Kuda Pacuan Silver Blaze : kasus tentang hilangnya kuda yang selalu jadi favorit di setiap kejuaraan pacuan kuda. Kali ini menjelang Kejuaraan Piala Wessex. Yah, namanya juga kuda favorit, ada aja yang pengen dia kalah kan. Jadi dilakukanlah upaya untuk mencelakakan kuda milik Kolonel Ross ini.  Ditambah lagi, justru pelatih kuda, John Straker, ditemukan tewas terbunuh.

  1. Wajah Kuning yang Mengerikan: Mr. Grant Munro mendatangi Sherlock Holmes, memintanya untuk membantu menyelediki keanehan sikap istrinya, Effie Hebron. Kisah ini gak seru kalau hanya berkisar masalah rumah tangga suami yang curiga sama istri. Tapi, jadi lebih misterius karena Mr. Munro melihat sosok misterius berwajah kuning di rumah yang selama ini kosong.

  1. Pegawai Kantor Bursa: Kisah Hall Pycroft yang ditawari sebuah pekerjaan di Mawson & Williams – sebuah kantor bursa yang ternama – dengan bayaran yang menggiurkan. Tapi sikap aneh atasannya membuat Pycroft curiga.

  1. Kapal Gloria Scott: Adalah Victor Trevor yang membawa Holmes ke dalam kasus ini. Trevor adalah teman kuliah Sherlock Holmes. Ia mengajak Holmes berkunjung ke rumahnya dan berkenalan dengan ayah Trevor. Karena Holmes suka memperhatikan hal-hal kecil, secara tak sengaja justru menyingkap misteri masa lalu ayah Trevor. Kebetulan saat itu, rumah Trevor kedatangan tamu yang membuat ayah Trevor ketakutan.

  1. Ritual Keluarga Musgrave: di antara file-file Sherlock Holmes yang berantakan, ternyata terselip sebuah dokumen aneh yang melatar belakangi sebuah kasus yang unik. Salah satu teman Holmes, Reginald Musgrave mencurigai kepala pelayannya yang dipergokinya sedang memeriksa dokumen di meja kerjanya. Dokumen yang memuat simbol-simbol, kata-kata sandi yang mengandung sebuah petunjuk tentang apa yang ada di balik Ritual Keluarga Musgrave.

  1. Tuan Tanah di Reigate: berlibur di desa, tidak berarti istirahat bagi Holmes. Menurut Dr. Watson, sesekali Holmes perlu  berlibur, karena itu ia mengajak Holmes ke rumah temannya di pedesaan di daerah Reigate, Surrey. Di desa yang tenang itu, baru-baru ini ada peristiwa pencurian yang tampaknya ‘remeh’, tapi ternyata setelah ditelusuri berhubungan dengan perebutan batas tanah antara dua tuan tanah – Acton dan Cunningham.

  1. Si Bungkuk: tertuduh dalam tewasnya Kolonel Barclay mengarah kepada istrinya, Mrs. Barclay. Karena di malam naas itu, hanya ada mereka berdua di dalam kamar. Tapi, setelah bertanya-tanya kepada pelayan di rumah itu, mereka mendengar adanya pertengkaran hebat. Saat pelayan masuk, Kolonel Barclays sudah tewas, dan istrinya pingsan. Ada jejak aneh di dinding rumah itu, seperti jejak binatang.

  1. Pasien Rawat Inap: Dr. Percy Trevelyan mendapat tawaran dari Blessington, yang akan memberinya modal usaha untuk membuka praktek. Tawaran yang tentu saja diterima oleh Dr. Trevelyan. Tapi, sikap si pemodal ini makin lama makin aneh, jadilah ia meminta bantuan Holmes untuk menyelidiki Blessington. Dr. Trevelyan muncul sebagai cameo di buku The Silk House.

  1. Penerjemah  Bahasa Yunani: sosok misteris Mycroft Holmes muncul di cerita ini. Ia memperkenalkan Sherlock Holmes dengan seorang penerjemah bahasa Yunani yang ‘ketempuan’ harus menyimpan rahasia sebuah rencana jahat. Mr. Melas namanya, ia dijemput oleh seorang klien, tapi ia tak boleh tau bertanya apa-apa. Mr. Melas dibawa ke sebuah rumah dan ia diminta menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan sang klien kepada seorang tawanan. Karena si klien sama sekali gak ngerti bahasa Yunani, Mr. Melas mencoba sedikit menyelidiki latar belakang si tawanan itu.

  1. Dokumen Angkatan Laut: kali ini teman lama Dr. Watson, Percy Phelps, memintanya datang ke rumahnya bersama Holmes. Percy Phelps sebenarnya adalah karyawan bermasa depan cemerlang di Kementerian Luar Negeri. Oleh pamannya, ia diminta untuk menyalin sebuah perjanjian rahasia antara Inggris dan Italia. Jika dokumen ini sampai keluar, maka bisa terjadi kehebohan. Tapi, beberapa menit saja Phelps meninggalkan ruang kerjanya, dokumen itu sudah raib. Akibatnya, Phelps jadi stress dan jatuh sakit.

  1. Kisah Penutup: ini kisah yang bisa membuat pembaca sesak karena ending-nya menyisakan misteri dan kesedihan.
Pernikahan membuat Watson dan Holmes jarang bertemu. Saat Watson berkunjung ke Baker Street, ia terkejut melihat kondisi Holmes yang tak terawat dan penuh luka-luka. Ternyata Holmes menjadi incaran seorang penjahat, sosok yang cerdas tapi sayangnya menggunakan kecerdasannya untuk hal-hal yang jahat. Orang itu bernama Profesor James Moriaty. Ia sangat lihat, polisi kesulitan menangkapnya. Ia punya jaringan yang luas dengan kaki tangan yang tersebar di mana-mana. Maka Sherlock pun membantu kepolisian untuk menyiapkan perangkap bagi sang penjahat. Tapi tentu saja, nyawa Holmes pun jadi terancam. Dengan rapi, Holmes merancang pelarian bersama Watson, bersembunyi di sebuah desa kecil dan berusaha menjebak Moriaty.

Dari 11 kisah di atas, favorit gue adalah Kisah Penutup – kenapa? Karena memang membuat terpukul dan menyisakan tanda tanya.

Sikap nyentrik Sherlock Holmes saat menyelidiki sebuah kasus, sering dianggap aneh oleh orang-orang yang melihatnya, bahkan terkadang menyepelekan Holmes. Hanya Dr. Watson yang mengenal tingkah laku aneh temannya itu. Tak jarang juga, Holmes harus mempertaruhkan nyawanya sendiri dalam memecahkan sebuah kasus.

Terkadang, gue rada bingung baca kisah Sherlock Holmes ini. Entah mungkin karena ada kisah yang diceritakan oleh Shelock Holmes ke Dr. Watson – lalu Dr. Watson ‘meneruskan’ kepada pembaca – jadi kadang gue rada bingung aja. Terlalu banyak yang cerita :D

Dan, cover boleh baru, tapi tampilan di dalam masih tetap sama seperti buku lama. Kaya’nya sih lebih enak kalo diketik ulang, biar lebih ‘segar’ aja.
Read more »

Selasa, 29 Mei 2012

The House of Silk



The House of Silk
Anthony Horowitz @ 2011
Mulholland Books
339 pages
(Kinokuniya Plaza Senayan)

Inilah perkenalan pertama gue dengan sosok Sherlock Holmes, detektif legendaris ciptaan Sir Arthur Conan Doyle. Bersamaan dengan Sherlock Quest yang diadakan oleh @bacaklasik, gue pun tergoda untuk mencari tahu seperti apa sih ‘keren’nya Sherlock Holmes ini. Semoga gak salah ya, kalo gue mulai berkenalan justru bukan dari bukunya Doyle, tapi dari karya Anthony Horowitz.

Sosok detektif yang ‘canggih’ selama ini yang gue kenal hanyalah Hercule Poirot. Sosoknya yang pendek dengan kepala bulat telur dan berkumis tipis. Kalau Sherlock Holmes gue hanya tau gaya berpakaiannya yang khas, dan tak ketinggalan pipa yang bertengger di bibirnya.

Tak ketinggalan sahabat Holmes yang setia, Dr. Watson, yang menulis kisah-kisah penyelidikan Holmes. Kepiawaian Holmes sangat membantu kepolisian Inggris dalam menyelesaikan beberapa kasus. Di awal buku ini, Dr. Watson memberikan pengantar, kenangannya akan sosok Holmes – yang sempat membuat gue terharu. Hiks…

Buku ini diawali dengan kedatangan seorang art dealer ke kediaman Holmes di 221 Baker Street. Pria itu bernama Edmund Carstairs, yang mengaku diikuti oleh seorang pria misterius sejak kepulangannya dari Amerika. Di jaman itu, sekitar tahun 1890an, sering terjadi perampokan di kereta api. Tak terkecuali, kereta yang membawa benda seni yang berharga milik Edmund dan rekannya. Untungnya perampokan itu dapat digagalkan, dan kelompok perampok itu berhasil diringkus. Tapi, ada satu yang lolos dan menyebar teror untuk membalas kematian saudara kembarnya. Sosok inilah yang diyakini Edmund sebagai penguntitnya – yang diperkirakan sebagai salah satu anggota The Flat Cap.

Awalnya, Holmes sempat menganggap kasus ini sebagai kasus sepele, sampai terjadinya pembunuhan.. tak hanya satu, tapi dua kasus pembunuhan. Holmes merasa bersalah, akhirnya terjun total dalam kasus ini. Kasus yang pada akhirnya nyari membuat Holmes mendekam dalam penjara karena tuduhan pembunuhan.

Kasus ini berkembang jadi jauh… pembunuhan berkembang jadi perdagangan opium illegal, lalu tentang sebuah rumah misterius bernama ‘The House of Silk’.

Awalnya gue sempet be-te, koq jadi ngelantur kemana-mana begini kasusnya. Tentang misteri penguntit Edmund dan kematian pria misterius yang awalnya terjadi, sempat lama gak disinggung-singgung. Justru Holmes berkutat pada kematian informan cilik yang seorang anak jalanan – ini yang bikin Holmes merasa bersalah. Gue sempat merasa koq kasus selanjutnya seperti mengada-ada, atau dipanjang-panjangin aja.

Tapi, karena Sherlock Holmes ini ‘canggih’, gue jadi mengaibaikan segala keluhan gue di atas. Holmes seperti bisa ‘menelanjangi’ seseorang meskipun baru sekali bertemu. Dia bisa tau latar belakang pendidikannya apa, orang itu abis ngapain. Fakta sedetail, dan sekecil apa pun tak luput dari pengamatan beliau ini.Endingnya, tetap mengejutkan, dan bikin gue jadi kagum sama Sherlock Holmes, sama seperti gue kagum dengan kecerdikan Hercule Poirot.

Meskipun cara bicaranya masih penuh basa-basi, sopan-santun, tapi buat gue, cara Holmes berbicara terkesan santai, tapi tetap misterius. Sosok yang tak kalah misterius, adalah Mycroft Holmes, yang tak lain adalah saudara kandung Sherlock.

The House of Silk karya Anthony Horowitz ini adalah buku pertama yang disetujui oleh Conan Doyle Estate – sebuah yayasan yang memegang hak cipta atas karya-karya Sir Arthur Conan Doyle.
Read more »

Jumat, 30 Maret 2012

The Sweetness at the Bottom of the Pie



The Sweetness at the Bottom of the Pie
Bantam Books Mass Market Edition - 2009
373
(pinjem sama Astrid)

Flavia de Luce, gadis berusia 11 tahun. Tertarik dengan hal-hal yang berbau kimia. ‘Kelinci percobaannya’ adalah kakaknya sendiri. Flavia tinggal bersama ayahnya, Kolonel de Luce, dan dua kakak perempuannya Ophelia dan Daphne. Dunia Flavia dengan kedua kakaknya berbeda. Flavia juga sering jadi korban keisengan kakaknya. Tapi, kecerdikan Flavia lebih unggul dibanding mereka berdua. Flavia tidak mengenal sosok ibu mereka, Harriet yang sudah meninggal. Karena itu, kedua kakak Flavia sering mengejeknya.

Suatu hari, mulailah rangkain kejadian aneh di rumah mereka. Keluarga de Luce ini termasuk keluarga ‘terpandang’ di pedesaan Bishop’s Lacey. Bayangan gue nih, mereka tinggal seperti di ‘puri’. Keanehan pertama, ada seekor burung mati yang diletakkan di depan pintu dapur, ditambah lagi di paruh burung itu, ada sepucuk perangko. Dan, kemudian, ditemukan sosok mayat misterius di halaman rumah mereka. Flavia jadi orang terakhir yang melihat pria itu hidup.

Mulai deh insting Flavia ‘bekerja’. Flavia mulai merunut semua petunjuk yang ada, mencoba bermain detekfif-detektifan. Flavia bekerja sendiri, dan boleh dibilang dengan sangat teliti. Pengetahuannya tentang kimia ternyata memberi nilai tambah bagi Flavia dalam penyelidikan ini. Flavia juga pergi ke perpustakaan setempat, ke penginapan dan bahkan ke sekolah tempat ayahnya dulu belajar.

Semua menjadi satu rangkaian – kematian kepala sekolah, perangko yang hilang, mayat yang ditemukan di halaman rumah. Flavia harus bekerja keras untuk mencari bukti dan membebaskan ayahnya dari tuduhan pembunuhan.

Setting Inggris di tahun 1950, gue bisa membayangkan suasana pedesaan yang sepi. Awalnya gue gak terlalu suka dengan Flavia, rada sok tau dan mau ikut campur aja. Ada bagian-bagian yang membuat gue bosan (makanya rada lama gue menyelesaikan buku ini) Tapi, pelan-pelan, gue ikut hanyut dalam penyelidikan bersama Flavia. Rasa ingin tahu Flavia mengalahkan rasa takutnya. Ia gak takut naik ke menara di gedung sekolah demi melakukan ‘rekonstruksi’ kematian Mr. Twinning.

Thanks buat Astrid yang udah minjemin buku ini.
Read more »