Senin, 24 Januari 2011

Aegea

Kata "Aegea" sendiri selama ini dikenal sebagai nama dari sebuah laut  yang terletak di semenanjung Anatolia dan Balkan selatan di dekat daratan Yunani. Laut ini terkenal dengan lagendanya tentang  putri duyung yang merupakan perwujudan dari sosok Thessalonike, adik Alexander Agung. Namun,bukan lagenda Yunani itu yang diceritakan dalam buku ini melainkan kemiripan latar laut yang menjadi sumber kehidupan si tokoh sentral  yang juga memiliki nama yang sama, Aegea.

Kisah dimulai dari kedatangan Patric,ayah Aegea,bersama survivor dari kaum Jonvis setelah kembalinya dari Tanakoora,tanah impian semua kaum. Pada masa itu, manusia terus mencari pulau-pulau yang layak untuk ditinggali akibat bencana alam yang telah banyak merusak pulau-pulau yang ada di bumi. Oleh karena itu, kedatangan Patric beserta survivor lainnya saat itu merupakan suatu langkah awal yang menggembirakan bagi kaum Jonvis karena dengan begitu mereka bisa membangun peradaban maju di tanah yang  lebih subur yaitu Tanakoora. Kaum Jonvispun langsung bertindak dengan memutuskan untuk melakukan eksodus ke tanah impian itu secepat mungkin. Namun,sayangnya usaha itu berakhir menyedihkan karena tsunami merenggut nyawa kaum Jonvis,tidak terkecuali orang tua Aegea.

Dalam peristiwa alam yang mengerikan itu,Aegea berhasil di tolong oleh seorang kakek tua yang misterius bernama Jolyu Eunhwa. Bersama kakek inilah, Aegea dibawa ke sebuah labirin karang biru dan disana ia dididik untuk memahami takdirnya sebagai  sosok penting dalam terciptanya kestabilan di bumi. Dari proses didikan itu, Aegea lahir kembali dalam sosok yang baru. Sosok yang memiliki kekuatan yang jauh melebihi akal manusia. Meskipun begitu,kekuatan itu hanya bertujuan untuk melancarkan misinya  : mencari Sonamu di Tanakoora. Anak kecil yang akan menjadi kunci kestabilan bumi.

Di tengah perjalanan panjang dan berbahaya itulah, Aegea bertemu dengan Jared. Kedekatan ditengah misi ke Tanakoora membuat mereka semakin  akrab hingga terciptalah rasa suka di antara keduanya. Namun,perasaan mereka berdua harus  diuji oleh takdir manakala mereka harus  menerima kenyataan pahit terpisah dalam rentang waktu yang sangat lama akibat misi berbahaya  yang dibawa oleh Aegea.  Lalu bagaimana akhirnya? apakah Aegea berhasil menyelesaikan misinya?dan apakah ia sanggup menerima kenyataan bahwa ia harus lenyap kembali dari muka bumi disaat ia menemukan seseorang ia cintai?

Konsep cerita Aegea memang tergolong lumayan bagus. Tapi, amat sangat disayangkan begitu banyak kejanggalan-kejanggalan kata yang mengakibatkan keambiguan. Selain itu,aku tidak tahu apakah ini kesalahan dari penulis atau editor atau yang lainnya, tapi hal ini betul-betul membuat pembaca sangat tidak nyaman. Sebagai contoh satu dari banyak kalimat yang membuat tidak nyaman itu:
" Pito...,jangan berkata begitu. Selamanya...,aku hanya hidup untukmu dan Jared. Walaupun aku tidak akan pernah bisa memiliki hatimu..,walaupun Jared bukanlah darah dagingku...,tapi kalian berdua..,adalah kecintaanku..."
125
(Aegea;hal 247)
Secara kasat mata,kesalahan pertama pasti pada "titik-titik" yang begitu banyak dan ini terasa sangat janggal bagi tata bahasa sastra yang formal. Kesalahan berikutnya ada pada "kecintaanku" yang sebenarnya bisa diganti dengan kata lain yang lebih pas seperti " tapi kalian berdua adalah orang-orang yang kucintai." dan terakhir pada angka 125 yang menyempil. Aku tidak tahu apakah ini kesalahan cetak atau apa,tapi semoga cetakan berikutnya tidak terjadi lagi.

Tetapi secara keseluruhan,lumayan bagus loh. Aku memang sangat mendukung munculnya kisah-kisah fantasy dari tangan-tangan penulis Indonesia dan Suzee selaku penulis menurutku berhasil memulainya dengan awal yang baik dari segi cerita. Semoga penulis ini dan  juga penulis  Indonesia lainnya mulai membangun citra fantasy Indonesia yang lebih baik lagi kedepannya.

================= 

Judul :Aegea
Penulis :Suzee
Penerbit :Pustaka Solomon
Terbit : @ 2010
ISBN :
Tebal : 284 hal
=================


Read more »

Sabtu, 22 Januari 2011

3.3.3

running out of time to grow up Pictures, Images and Photos
 sumber:photobucket
3 hal yang ingin kukatakan:
1. Buku-buku dirak belum-di-baca milikku terus menumpuk dan aku selalu berharap dapat membaca buku-buku itu. Tapi,lagi-lagi tugas menghalang.Argghh..
2. Terima kasih untuk keluarga dan teman-temanku yang mengucapkan selamat ulang tahun dengan berbagai cara meskipun aku sendiri tidak mengingat hari kelahiranku itu.
3. Jika kalian yang mampir ke blog ini dan bertanya " tampilan baru ya?" dan aku jawab "ya". Aku sedang bosan dengan tampilan kemarin. Dan oh ya,terima kasih untuk kang tiar yang membantu banyak dalam hal ini.


@missbibliophile
Read more »

Kamis, 20 Januari 2011

Forget About It (Pura-Pura Lupa)

Forget About It (Pura-Pura Lupa)
Caprice Crane
Jimmy Simanungkalit (Terj.)
Gagas Media – 2010
514 hal.

Hidup Jordan Landau benar-benar membosankan dan tidak menarik. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang sering kali memanfaatkan dirinya dan tidak peduli dengan keberadaannya. Sebut saja, ibu kandung Jordan yang tampaknya lebih mencintai adik tirinya, Samantha, daripada Jordan yang memang dari fisik sama sekali tidak mirip dengan ibu kandungnya. Samantha, yang manja. Lalu atasannya, Lydia, yang sering mencuri ide-ide kreatinya, ditambah lagi, Dirk, pacarnya, yang tukang selingkuh, tidak perhatian tapi sok asyik jadi orang. Belum lagi tunggakan sewa apartemen dan kartu kredit semakin menambah keruwetan hidupnya.

Shock karena idenya di-sabotase oleh Lydia, Jordan bersepeda dengan kencang. Tak memperhatikan ada pintu mobil yang terbuka dan ia pun menabraknya. Di rumah sakit, tiba-tiba saja terbersit ide untuk ‘pura-pura amnesia’. Ia mencoba menjadi ‘Jordan Baru’, ya sedikit banyak untuk membalas perbuatan-perbuatan orang-orang yang selama ini mengabaikannya. Hanya satu orang yang tahu permainan Jordan, yaitu sahabatnya, Todd.

Menjadi ‘Jordan Baru’, ia mempunyai kesempatan untuk mencampakkan Dirk, membalas perbuatan Lydia. Bahkan bertemu dengan seorang pria yang baik hati, yang tak lain adalah pria yang tak sengaja membuat Jordan menabrak pintuk mobilnya. Meskipun ada sedikit rasa bersalah karena sudah membohongi Travis, Jordan mencoba menjalani hubungan yang menyenangkan bersama Travis.

Tapi, ternyata… Travis sakit hati karena Jordan mencoba menuntutnya karena kecelakaan itu. Bukan Jordan sih, tapi ini perbuatan ibunya yang berkomplot dengan Dirk. Dan, ternyata, ada rahasia kecil Travis yang membuat Jordan kecewa, sampai akhirnya… Jordan malah amnesia beneran!

Amnesia beneran ini membuat Jordan benar-benar berubah. Dan dengan mudah, ia kembali ‘dimanfaatkan’ oleh Dirk dan ibunya. Jordan malah tidak percaya dengan sahabatnya yang justru ingin membantunya.

Awal cerita ini cenderung membosankan. Seolah gak jelas arah ceritanya mau ke mana. Gue malah jadi menunggu-nunggu kapan si Jordan hilang ingatannya. Mirip-mirip ‘Remember Me?’-nya Sophie Kinsella. Entah kenapa, tokoh ibu dalam chicklit selalu aja ‘nyentrik’, aneh dan sama sekali gak keibuan. Tapi sampa akhir cerita, gue gak mendapat kejutan, atau hal-hal kecil yang membuat gue jadi semakin tertarik membaca cerita ini.
Read more »

Selasa, 18 Januari 2011

He Loves Me Not... He Loves Me

He Loves Me Not... He Loves Me (Dia Benci... Atau Cinta?)
Claudia Carroll @ 2004
Nur Anggraini (Terj.)
GPU - November 2010
448 Hal.

Memiliki gelar bangsawan dan tinggal di sebuah kastil – well… dulunya memang kastil yang megah… - tidak berarti menjadi seorang yang kaya raya. Paling tidak itulah gambaran keluarga Davenport yang tinggal di Davenport Hall. Sebagai keturunan bangsawan Irlandia, nama mereka memang sedikit dikenal, tapi sayangnya bukan untuk hal yang terlalu baik. Portia, sebagai anak tertua, harus selalu berusaha menjaga kewarasannya di tengah-tengah keluarganya yang nyaris hancur. Ayahnya, Lord Jack Davenport, atau lebih dikenal dengan sebuah Blackjack, meninggalkan keluarga mereka untuk berjudi di Las Vegas, dan kabur membawa sisa-sisa uang cash terakhir yang mereka miliki. Ibunya, sang Lady, Lucasta, juga gak kalah nyentrik. Berpenambilan lebih mirip gelandangan daripada bangsawan, memilki ketergantungan dengan gin dan tonik, ditambah lagi kegemarannya akan hal-hal mistis semakin menambah keanehan Lucasta. Sementara itu adiknya, Daisy, meskipun lebih normal tapi tetap saja labil karena patah hati dan kecewa ditinggal oleh ayahnya.

Sebuah ide ditawarkan oleh pengacara keluarga dan sahabat mereka, Steve. Ide untuk menjadikan Davenport Hall sebagai lokasi syuting film. Uang yang mereka terima bisa untuk memperbaiki kondisi rumah mereka yang nyaris hancur.

Namun, di antara orang-orang baik hati yang masih ingin menyelamatkan Davenport Hall, yang sedikit banyak dianggap asset bersejarah, ada juga orang-orang yang ingin mencari muka dan mengambil keuntungan pribadi dari kondisi ini. Mereka adalah anggota Dewan yang ingin mencari muka dan mendapatkan kursi di Parlemen. Pasangan suami-istri Nolan ini ingin menunjukkan bahwa Davenport Hall adalah tempat yang berbahaya, wajib dimusnahkan. Bahkan mereka berniat ingin menghancurkan Davenport Hall dan menjadikannya sebagai kawasan pemukiman murah.

Keluarga Davenport tak berdaya. Karena mereka tidak memiliki uang yang bisa digunakan untuk mempertahankan Davenport Hall.

Di tengah-tengah kekacauan, ada sedikit rona bahagia dalam hidup Portia. Yaitu ketika berjumpa dengan Andrew, tetangga baru mereka. Meskipun berjumpa di dalam kondisi yang memalukan, Andrew melihat bahwa Portia adalah gadis yang istimewa. Portia yang nyaris tidak pernah berkencan karena terlalu sibuk mengurusi keluarganya, sempat tak percaya, bahwa Andrew memilih dirinya. Tapi, ada saja kesalahpahaman yang membuat hubungan mereka tak berlangsung mulus.

Adek gue bilang buku ini rada membosankan. Tapi buat gue, buku ini lumayan juga. Kejutan-kejutan kecil di setiap bab, gosip-gosip seputar para aktris dan aktor yang sedang syuting atau kenyentrikan Lucasta, memberi warna yang menyegarkan dalam buku ini.
Read more »

Sabtu, 15 Januari 2011

Autumn in Paris

Paris selalu identik dengan kota yang paling romantis di daratan Eropa. Kota yang menyimpan beragam cerita cinta dari berbagai kalangan usia ini,  disimbolkan secara kukuh dalam keindahan tonggak menara Eiffel. Tapi, cerita cinta di Paris yang biasanya berakhir bahagia sepertinya tidak terjadi di novel kedua Ilana Tan,Autumn in Paris.

Kisah cinta yang mengambil setting di Paris,Perancis ini, diawali dari  pertemuan singkat Tara Dupont dan  Tatsuya Fujisawa di sebuah bandara internasional.  Tatsuya  yang pertama kali melihat gadis itu  di bandara  langsung kagum pada sosok Tara  yang cantik ketika berada di siluet senja  yang eksotis. Tidak hanya sampai disitu,pertemuan mereka berlanjut di bar,meski saat itu Tara yang sama sekali tidak mengenalnya karena berada dalam keadaan mabuk. Hingga akhirnya, Tatsuya  sekali lagi bertemu  gadis itu di restoran tempat ia janjian bertemu dengan temannya (Sebastien). Mereka berkenalan dan menjadi sangat akrab.

Saat hubungan antara Tara dan Tatsuya semakin akrab,Tatsuya menceritakan tentang seorang gadis yang dilihatnya di bandara, dan Tara menyarankan agar Tatsuya mengirim cerita itu untuk dibacakan di radio tempat Tara bekerja. Tatsuya pun menyetujui hal itu dan mengirimkan surat-surat tentang pertemuan dengan gadis yang mencuri perhatiannya yang tidak lain tidak bukan adalah Tara sendiri.

Seiring berjalannya waktu,Tatsuya dan Tara semakin dekat dan saling jatuh cinta, hingga  akhirnya Tatsuya berani menceritakan alasan dia datang ke Paris, dan Tara sangat mendukung Tatsuya. Namun saat hari ulang tahun teman Tara, Tatsuya baru mengetahui bahwa laki-laki  yang ditemuinya kemarin dan telah dianggapnya sebagai ayah ternyata juga adalah ayah Tara. Tatsuya sungguh terkejut, namun ia memutuskan untuk mengadakan tes DNA untuk meyakinkan kalau ada harapan bahwa ia bukan anak kandung laki-laki itu. Dan di saat hasil tes DNA keluar,takdir telah tergaris. Tatusya adalah benar-benar anak kandung dari ayah Tara.

Berakhirnya tes DNA itu,berakhir pulalah kisah asmara yang tengah dirajut antara Tara dan Tatsuya.Tatsuya pun memutuskan menghindari Tara meskipun seluruh dunianya terguncang. Namun hal ini membuat Tara menjadi bingung dan sedih. Sedangkan Tatsuya yang jadi gila kerja untuk melupakan Tara,ternyata  malah  mengalami kecelakaan di tempat kerjanya. Di rumah sakit tempat Tatsuya dirawatlah, Tara secara tak sengaja mendengar ayahnya mengatakan pada dokter bahwa Tatsuya adalah putranya. Dunia Tara menjadi gelap seketika. Ia memutuskan untuk bunuh diri, namun ia berhasil diselamatkan oleh Sebastien.

Keesokan harinya sikap Tara langsung berubah drastis. Ia tampak bersikap biasa dalam menghadapi masalah besar yang menimpanya hingga membuat semua orang terkejut tidak terkecuali Tatsuya. Ketika pekerjaan Tatsuya selesai,ia pun mumutuskan kembali ke Jepang. Ia merasa sebaiknya memang perlu menjauhkan diri dari Tara  agar semua yang terjadi tidak memperburuk keadaan gadis itu. Namun di Jepang,ia malah kembali mengalami kecelakaan yang meyebabkannya koma.

Mungkin,secara garis besar kelemahan novel  ini terletak pada pada efek penasaran yang kurang kuat. Penulis tampaknya berusaha keras membuat cerita yang memunculkan kesan misterius melalui rahasia besar pada karakter Tatsuya. Tapi, karena masalah efek penasaran yang masih minim sehingga  pembaca  sepertiku dapat secara gamblang  mengetahui rahasia besar itu tanpa perlu  penjelasan panjang lebar di bab-bab berikutnya. Mungkin dalam hal ini, akan lebih baik jika penulisnya tidak perlu tergesa-gesa untuk menyampaikan kisah akhir dramatis Tara dan Tatsuya karena akhirnya menjadikan novel ini terasa kurang sempurna.

Tetapi sekali lagi, kritik kecil dari seorang awam sepertiku tidak lantas membuatku tidak melihat  banyak sisi menarik dari novel ini. Ya, kisah akhir yang menurutku lumayan menguras hati, apalagi dengan sentuhan manis dari diksi Ilana Tan yang membuai. Alur ceritanya juga menurutku lebih baik dari novel sebelumnya  karena konsepnya terasa lebih mendalam sehingga membuat pembaca seperti hanyut didalam kisah cinta  Tara dan Tatsuya. Dan lebih dari itu,novel ini sukses menutup kisahnya dengan akhir yang mendebarkan sekaligus menyedihkan dengan cara  mematikan karakter Tatsuya yang mempesona. Apalagi buat pembaca perempuan,sesudah mereka menutup novel ini, dalam hati berkata: "Duh,siapa sih yang tidak sedih kehilangan cowok sebaik Tatsuya?"
 
================= 

Judul : Autumn in Paris
Penulis : Ilana Tan
Penerbit :Gramedia Pustaka Utama
Terbit : @ 2010
ISBN : 978-979-22-2460-3
Tebal : 280 hal

=================
Read more »

Jumat, 14 Januari 2011

Angel's Cake

Angel's Cake
Gaile Parkin @ 2009
Ingrid Nimpoeno (Terj.)
Qanita - Cet. 1, Oktober 2010
452 Hal

Rwanda adalah salah satu negara di Afrika yang baru saja merasakan kedamaian setelah perang saudara yang berkecamuk, antara dua suku, yang salah satunya meng-klaim bahwa mereka paling hebat sehingga tega membantai suku lainnya. Di tengah duka yang masih sarat terasa, banyak orang yang selamat dari perang saudara itu berharap tidak akan ada lagi hal seperti ini. Mereka mempunyai harapan untuk lebih bahagia di masa depan.

Banyak pendatang baru yang berdatangan ke Rwanda, para sukarelawan asing, pekerja PBB, CIA, Palang Merah dan lain-lain. Salah satunya adalah Angel Tungaraza. Ia datang dari Tanzania, mengikuti suaminya yang bekerja sebagai konsultan khusus di sekolah teknik di Rwanda. Berkat keahliannya dalam membuat kue, ia pun dikenal di kalangan tetangganya sampai ibu duta besar Tanzania, tak ketinggalan memesan kue dari Angel.

Kue Angel dikenal selain karena rasanya yang enak, tapi selalu ada ciri khas dari kepribadian si pemesan. Misalnya orang Jepang yang suka karaoke, maka Angel akan membuat kue berbentuk mikrofon. Atau, kue seperti bendera Amerika, atau bahkan kue berbentuk jendela penjara yang rusak untuk menggambarkan kebebasan seorang perempuan yang baru saja bercerai.

Angel juga seorang dengan pribadi yang hangat. Para tetangga sering mengobrol dengan Angel, membahas masa lalu yang suram dan penuh kesedihan. Angel sendiri juga punya pengalaman yang menyakitkan. Dua anaknya meninggal, sehingga Angel dan suaminya yang harus mengasuh 5 orang cucu.

Bukan hanya masalah kehilangan karena perang saudara, tapi virus penyakit mematikan juga menghantui warga Afrika, khususnya di sini warga Rwanda – virus seperti AIDS dan Ebola, yang memang tidak disebutkan secara terang-terangan di sini.

Sosok Angel mengingatkan gue sama Mma Ramotswe, si Detektif Perempuan No. 1. Gayanya yang modis dan juga kegemarannya minum teh di setiap kesempatan, atau di saat klien-kliennya datang. Tak lupa ditemani dengan cupcakes aneka warna yang cantik.

Meskipun latar belakang para tokoh penuh dengan kesedihan dan kegetiran, di buku ini tidak digambarkan dengan penuh air mata, tapi justru penuh dengan pikiran-pikiran yang positif.
Read more »

Kamis, 13 Januari 2011

Bagi-Bagi Kumcer Jerawat Cinta

Wow mbak Fanny lagi mengadakan kuis berhadiah Kumcer Jerawat Cinta nih. Semoga saja aku bisa mendapatkan salah satu dari tiga buku yang disediakan hehehe.
Jawaban:
1.Buku Kumcer ini diterbitkan oleh penerbit indie, apakah nama penerbit itu?
* Nulisbuku.com
2.Dimana kamu bisa membeli Buku Kumcer JERAWAT CINTA?
* di Nulisbuku.com atau bisa langsung email aja ke mbak Fanny
3. Ada berapa cerpen yang dimuat dalam Buku Kumcer JERAWAT CINTA?
* Ada 12 cerpen
4. Siapa sobat blogger yang sudah membantu Fanny dalam menerbitkan Buku Kumcer ini?
*Lovepassword
5. Siapa nama desainer cover Buku Kumcer JERAWAT CINTA?
* Peter

Bagi teman-teman yang juga ingin ikutan kuis ini,bisa segera klik disini.
Read more »

Rabu, 12 Januari 2011

Korupsi (Tahar Ben Jelloun)

No. 249
Judul : Korupsi
Penulis : Tahar Ben Jelloun
Penerjemah : Okke K.S. Zaimar
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Terbitan : I, November 2010
Tebal : 232 hlm

Novel Korupsi ini ditulis oleh Tahar Ben Jelloun, seorang penulis dan penyair asal Maroko yang menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Perancis. Novel ini mendapat ‘tempat’ tersendiri di kalangan sastrawan tanah air karena karyanya ini terilhami oleh novel “Korupsi” karya pengarang besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer.

Pada awal tahun 1990-an Tahar Ben Jelloun berkunjung ke Indonesia. Saat itu ia ingin sekali bertemu dengan Pramoedya Ananta Toer yang sangat dikaguminya. Karena saat itu Pram tengah menjalani tahanan kota dan “demi kebaikan Pramoedya” maka ia mengurungkan niatnya untuk bertemu Pram. Namun walau tak sempat bertemu muka dengan Pramoedya, selama di Jakarta ia sempat membaca terjemahan bahasa Perancis novel Korupsi karya Pramoedya yang akhirnya mengilhaminya untuk menulis novel serupa dengan latar Maroko.

Pada tahun 1994 novelnya diterbitkan dengan judul L’Homme Rompu (Lelaki yang Patah). Dengan permainan kata “Rompu” (patah) adalah “corrompu” (korup) yang ia persembahkan untuk Pramoedya, tidak itu saja sebagian royalti dari penjualan novel ini juga ia berikan kepada Pramoedya. Sebagai ungkapan terimakasihnya Pramoedya mengirimkan sepucuk surat pribadi yang menurut Tahar “ditulis dengan sangat indah”. Kini 16 tahun kemudian barulah novel Tahar ini diterjemahkan langsung dari bahasa Perancis dan diberi judul yang sama persis dengan novel Pram yaitu ‘Korupsi’

Dalam novelnya ini Tahar mengisahkan tokoh Murad, seorang Insinyur lulusan perguruan tinggi di Perancis yang bekerja di Kementrian Pekerjaan Umum di Casablanca, Maroko. Ia adalah wakil direktur Perencanaan Pembangunan dan Pembinaan, salah satu tugasnya adalah mempelajari berkas pembangunan yang diajukan ke kementrian PU. Tanpa parafnya tak ada izin membangun,

Namun walau posisinya cukup tinggi gaji Murad tak mencukupi untuk menghidupi istri dan kedua anaknya. Sebenarnya jabatan dan pekerjaannya yang ‘basah’ sangat memungkinkan ia memperoleh uang suap dari pihak-pihak yang membutuhkan legalitas dari dirinya, namun Murad memiliki prinsip untuk bekerja secara jujur dan tidak melakukan korupsi sehingga di kalangan rekan-rekan kerjanya ia mendapat reputasi sebagai “manusia besi”.

Sayangnya prinsip yg dipegang teguh oleh Murad tak sejalan dengan istri dan lingkungan kerjanya. Hilma, istrinya selalu mengomel dan menuntut ini dan itu, Hilma juga sering membandingkan kehidupan mereka dengan Haji Hamid, asisten Murad yang walau gajinya lebih kecil dari Murad namun Hamid lebih kaya daripada mereka.

Keteguhan Murad untuk bekerja secara jujur juga membuat ia menjadi ganjalan bagi rekan-rekan kerjanya yang berusaha mendongkel Murad dari kedudukannya. Ketika atasan maupun asistennya melakukan korupsi maka perilaku Murad yang bersih justru dianggap aneh sampai-sampai direkturnya sendiri memberi wejangan agar Murad lebih ‘luwes’ dalam bekerja dan memberikan alasan-alasan yang masuk akal agar Murad juga melakukan korupsi seperti mereka.

Kehidupan ekonomi keluarganya yang serba kekurangan, salah satu anaknya yang sakit-sakitan, tekanan dari istri dan rekan-rekan kerjanya yang terus menggodanya agar melakukan korupsi lambat laun mulai menggoyahkan keyakinannya. Iman dan keteguhan prinsipnya benar-benar diuji ketika didalam sebuah berkas yang harus ditandatanganinya terdapat segepok uang dirham. Ketika itu hatinya galau karena uang itu lebih dari cukup untuk melunasi hutang-hutangnya sekaligus untuk mengobati anaknya, namun jika uang itu diambilnya maka runtuhlah prinsip anti suap/korupsi yang selama ini ia pegang teguh.

Tahar Ben Jelloun mengemas kisah Murad ini dengan memikat dan begitu hidup, pergolakan batin Murad terdeskripsi dengan sangat baik sehingga pembacanya diajak merasakan kegalauan hatinya dalam mempertahankan prinsipnya. Wejangan panjang lebar dari atasan Murad yang mencoba merasionalisasikan tindakan korupsi terkesan begitu masuk akal dan meyakinkan sehingga tak hanya Murad tapi pembaca novel inipun mungkin akan sedikit membenarkan apa yang dikatakan direkturnya itu.

Kehidupan sosial masyarakat Casablanca dan suasana kota, angkutan umum, lalu lintas, dan perilaku korupsi yang terdapat dalam novel ini juga terasa memiliki banyak kesamaan dengan kota-kota besar di Indonesia sehingga pembaca sejenak akan lupa kalau setting kisah Murad itu berada ribuan kilometer dari Indonesia. Tak heran rasanya kalau Casablanca ini merupakan sister city dari Jakarta, dimana suasana kota dan perilaku korupsi pegawai negerinya memiliki kesamaan.

Munculnya tokoh Nadia seorang janda cantik yang merupakan selingkuhan Murad turut mewarnai novel ini. Bagi Murad hanya Nadialah yang mengerti akan prinsip yang dianutnya sehingga bisa dikatakan Nadia tempat dimana dia bisa melepaskan ketegangan yang dialminya baik di rumah maupun di pekerjaannya. Melalui perselingkuhannya dengan Nadia ini maka Murad bukan seorang manusia sempurna, di satu sisi ia begitu kokoh mempertahankan prinsipnya sebagai pegawai yang ‘bersih’ namun di satu sisi ia memiliki kelemahan dalam hal wanita. Moralitasnya hanya pada negara namun hal ini tidak berlaku dalam hal hubungannya dengan wanita.

Walau sepertinya novel ini merupakan novel yang menyiratkan sebuah pesan moral pada pembacanya namun untungnya kita tak akan terasa digurui karena Tahar menuliskannya dalam ruang pergulatan batin Murad sebagai tokoh utamanya.

Pergulatan batin Murad dalam mempertahankan prinsipnya dan bagaimana ketika akhirnya ia harus mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya, serta kisah cintanya dengan Nadia mengalir tanpa jeda di novel ini. Sepertinya memang penulis tak memberi kesempatan bagi pembacanya untuk berhenti membacanya karena novel setebal 231 halaman ini ditulis tanpa ada pembagian bab. Untungnya kemahiran Tahar dalam merangkai kisah dengan lugas, tidak bertele-tele ditambah dengan terjemahan yang enak dibaca membuat novel ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi sehingga beberapa pembaca mungkin akan menghabiskan novel ini dalam sekali duduk.

Novel ini juga merupakan cerminan kehidupan birokrasi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi karena korupsi sudah mendarah daging dan menjadi sebuah hal yang wajar. Di novelnya ini pada akhirnya Tahar memberikan gambaran pada kita bagaimana seorang yang memiliki prinsip yang teguh untuk bekerja secara ‘bersih’ harus melawan arus dan menghadapi berbagai tekanan dan sistem yang membuat perilaku korupsi menjadi begitu mudah dan mentradisi.

Selain tekanan lingkungan dan sistem, seseorang yang seperti Murad juga mungkin bisa dikalahkan oleh karena kemiskinan yang dialaminya, hal ini sesuai dengan apa yang ditulis Tahar dalam kata pengantarnya bahwa “Di bawah langit yang berbeda, dan berjarak beribu-ribu kilometer, ketika didera oleh kesengsaraan yang sama, kadang-kadang jiwa manusia menyerah pada setan yang sama” (hal 12)


@htanzil


Read more »

Minggu, 09 Januari 2011

Summer in Seoul

 
Han Soon Hee aka Sandy adalah gadis blasteran Indonesia-Korea yang tinggal dan kuliah di Korea. Suatu ketika, terjadilah insiden tertukarnya ponsel milik Sandy dengan Park Hyun Shik di mini market yang akhirnya mempertemukannya dengan Jung Tae Woo, seorang penyanyi terkenal di korea yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya di publik selama empat tahun. Sandy yang menginginkan ponselnya kembali akhirnya datang ke rumah Jung Tae Woo setelah sebelumnya  diminta Park Hyun Shik,manager Jung Tae Woo untuk datang  sendiri ke rumah penyanyi itu.Dan melalui pertemuan singkat antara Sandy dan Jung Tae Woo  di rumah  itulah, keterlibatan Sandy pun semakin dalam. Jung Tae Woo yang mengalami masalah dengan pemberitaan Gay tentang dirinya di media, akhirnya memutuskan untuk meminta Sandy berfoto sebagai sepasang kekasih dengan dirinya untuk sementara waktu meski mulanya ditanggapi ragu-ragu oleh Sandy.

Semenjak saat itu, Sandy pun berkerjasama dengan Jung Tae woo sebagai kekasih pura-pura. Ia pun lambat laun mengetahui sisi kehidupan dari Jung Tae Woo yang menyenangkan. Laki-laki itu tidak hanya mengingat semua hal yang ia sukai dan mendengar kisah cintanya dengan mantan pacarnya, tapi juga menjadi malaikat penolong dan menenangkannya ketika insiden kebakaran di apartemennya. Sejak saat itu,Sandy  pun akhirnya tinggal sementara waktu di rumah Jung Tae Woo. Selama tinggal disana, Sandy semakin mengenal jauh sosok  pribadi Jung Tae Woo hingga menciptakan perasaan suka tidak hanya terjadi pada diri Sandy tapi juga pada Jung Tae woo.

Hubungan Jung Tae Woo dengan kekasih misteriusnya  yang mulanya berhasil ditutup-tutupi,akhirnya terbongkar juga. Hari itu, tanpa sengaja Sandy mengangkat telepon dari Ibu Jung Tae Woo dan memperkenalkan diri,yang menyebabkan masalah di kemudian hari ketika Ibu Jung Tae Woo menyebutkan nama Sandy pada media.

Media pun akhirnya mengetahui identitas asli Sandy. Mereka yang mulanya hanya memberitakan hubungan cinta Sandy dan Jung Tae Woo pun mulai merambah pada pemberitaan kecelakaan Jung Tae woo beberapa tahun yang lalu. Kecelakaaan tragis  yang menyebabkan kakak Sandy meninggal. Hal ini pun lantas membuat semua orang beranggapan bahwa selama ini  Sandy hanya berniat untuk memanfaatkan Jung Tae woo semata. Hubungan Jung Tae Woo dan Sandy pun sempat merenggang. Namun, Sandy yang merasa pemberitaan itu tidak benar,ia pun segera meluruskan masalah itu. Karena stress, Sandy pun akhirnya pulang ke Indonesia. Dan disaat Sandy memutuskan untuk kembali dan menghadapi rasa cintanya pada Jung Tae Woo, dia mengalami kecelakaan yang menyebabkannya koma. Begitu Jung Tae woo mendengar Sandy kecelakaan Jung Tae Woo segera terbang ke Indonesia dan menemani Sandy  hingga gadis itu tersadar.

Sebenarnya jika Summer in Seoul ini dibilang sangat korea sebenarnya juga tidak begitu. Jika dibandingkan Fate,novel ini menggunakan informasi-informasi standar mengenai Korea contohnya mengenai pusat perbelanjaan di Myeong-dong atau Apgujeong-dong dan beberapa benda-benda khas korea yang sebenarnya merupakan informasi yang bersifat umum. Sebenarnya,novel ini pasti akan jauh lebih baik jika memasukkan unsur Korea  beserta kebudayaannya  yang tidak semua orang tahu mengenai hal itu.

Selain itu, dari segi karakter, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa si penulis menciptakan karakter Jung Tae Woo yang diinspirasi dari sosok Kang Ta. Ya, vokalis H.O.T itu lho? Jadi, entah kenapa yang terbayang sosok Jung Tae Woo hampir mirip lah dengan sosok Kang Ta. hehehehe..
Namun,secara keseluruhan Summer in Seoul ini memang sangat menyenangkan. Kisah cinta yang ditawarkan unik,diksinya juga mengalir indah, dan membuat pembaca--khususnya penggemar Dorama Korea--akan mudah mengkonversikannya dengan artis-artis Korea. hmm,,siapa ya?

=================

Judul :Summer in Seoul
Penulis : Ilana Tan
Penerbit :Gramedia Pustaka Utama
Terbit : @2010
ISBN : 978-979-22-2460-3
Tebal : 280 hal

=================
Read more »

Rabu, 05 Januari 2011

Petals from the Sky

Petals from the Sky
Mingmei Yip
Samira (Terj.)
Gagas Media, 2010
552 Hal.

Di usia yang masih sangat muda, Du Meng Ning memutuskan ingin jadi seorang biksuni. Alasannya, ia ingin mendapatkan ketenangan batin dan tidak ingin terikat dengan laki-laki. Trauma akan perilaku ayahnya, menjadi salah satu faktor pendorong keputusan itu. Usulan ini tentu saja ditentang oleh ibunya. Karena, jika Meng Ning tidak menikah dan memilih hidup ‘terkurung’ dalam kuil, maka tak ada yang memberinya cucu dan ibunya akan hidup sendirian. Seorang gadis bernama Yi Kong lah yang memberi pandangan-pandangan untuk menjadi seorang biksuni

Sepuluh tahun kemudian, sepulang dari Perancis, tempat Meng Ning menuntut ilmu, Meng Ning memutuskan untuk mendatangi kuil tempat mentornya, Yi Kong, menjadi kepala di sana. Dengan perasaan yang hampir ‘mantap’, Meng Ning mengikuti kegiatan menyepi dan meditasi di Kuil Lotus itu. Baru saja acara itu akan dimulai, terjadilah sebuah kebakaran dan Meng Ning diselamatkan oleh dokter asal Amerika, Michael Fuller, yang juga ikut dalam acara itu.

Perkenalan mereka berlanjut ke arah hubungan yang lebih serius. Meng Ning mulai terombang-ambing. Jika selama ini, dia yakin tidak akan berurusan dengan pria, tanpa bisa ditolak, Meng Ning jatuh cinta. Meskipun, masih tersisa keinginan untuk jadi biksuni, Meng Ning mulai tidak yakin.

Masalah lain yang ia takuti, adalah memperkenalkan Michael kepada ibunya yang sedikit banyak punya pikiran bahwa seorang laki-laki bule tidaklah baik untuk anaknya.

Awalnya gue mengira, novel ini bercerita tentang seorang biksuni yang jatuh cinta dan kaya’nya akan lebih kompleks ceritanya kalau seperti itu. Ternyata, novel ini bercerita tentang kegelisahan dan kebingungan Meng Ning yang masih mencari keyakinan untuk menetapkan pilihan. Meskipun ia melihat adanya kedamaian di dalam Buddha, tapi tetap saja urusan ‘duniawi’ masih menjadi sumber utama kebimbangannya. Ada bagian-bagian dalam novel ini yang sempat membuat gue berpikir kalau it’s all about sex.

Gue lebih tertarik pada tokoh Michael Fuller, meskipun ia orang Amerika, tapi lebih punya pendirian dalam menjalani ajaran-ajaran Buddha, dibanding Meng Ning yang seharusnya sudah mengenal Buddha sejak kecil.

Lalu, ada juga misteri masa lalu dari masing-masing tokoh, yang menurut aku sih rada kurang ‘greget’, kurang misterius gitu, deh.. hehehe.. ini kan bukan novel thriller kali, nama juga roman ya :) kadang-kadang gue emang suka berharap terlalu banyak hanya dari sekedar judul, cover dan synopsis di cover belakang. Tapi, gue suka judulnya, kesannya romantis …
Read more »

Senin, 03 Januari 2011

Grotesque (Gaib)

Grotesque (Gaib)
Natsuo Kirino @2007
GPU - Oktober 2010
632 Hal.


Kematian dua orang pelacur di Tokyo, Jepang – Yuriko Hirata dan Kazue Sato, menarik perhatian media. Diduga, mereka dibunuh oleh orang yang sama. Tapi, tertuduh yang merupakan imigran gelap asal Cina ini hanya mengaku membunuh Yuriko, tapi tidak Kazue.

Lewat penuturan kakak Yuriko, kita diajak menyelami kehidupan Yuriko dan Kazue. Dua bersaudara itu dilahirkan dengan kondisi fisik yang jauh berbeda, berayahkan seorang pendatang dari Swiss, kakak Yuriko lebih mirip ibu mereka yang orang Jepang asli, sementara Yuriko luar biasa cantik mewarisi lebih mewarisi fisik ayahnya. Banyak yang menduga Yuriko bukan keturunan Jepang. Keadaan ini membuat kakak Yuriko membenci Yuriko setengah mati. Sampai-sampai ketika usaha ayah mereka bangkrut dan ayah mereka ingin memboyong mereka sekeluarga ke Swiss, kakak Yuriko lebih memilih tinggal di Jepang bersama kakek mereka yang aneh.

Kakak Yuriko kemudian sekolah di sebuah sekolah lanjutan yang terkenal, dengan sistemnya yang ketat dan juga persaingan di antara para siswa yang kerap saling menjelekkan siswa yang tidak kaya. Di sekolah inilah, ia bertemu dengan Kazue Sato, siswa yang juga tidak tergolong kaya, tapi ingin sekali menjadi bagian dari siswa-siswa top di sekolah itu.

Ternyata, ketenangan kakak Yuriko hanya sementara. Setelah ibu mereka meninggal, Yuriko memutuskan kembali ke Jepang dan masuk di sekolah yang sama. Di sinilah, ‘profesionalisme’ Yuriko sebagai pelacur dimulai. Yuriko sadar betul akan penampilannya yang sangat menggoda. Sementara, sang kakak semakin membenci kehadiran dan sangat terganggu dengan orang-orang yang membandingkan fisik mereka.

Tapi, berbeda dengan Kazue Sato, ia tidak terlalu cantik, tubuhnya kurus, setelah selesai pendidikan, ia bekerja di sebuah perusahaan dengan kedudukan yang bagus. Tapi, di malam hari, ia berjuang untuk mencari pelanggan demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, di mana ia menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Gue tertarik membaca buku ini, karena pengen baca buku Natsuo Kiruno lain setelah Out. Kalau mencari ‘kesadisan’ seperti di Out, di sini gak ada yang seperti itu. Agak lama gue baca buku ini, karena, buku ini lamban banget. Lebih banyak menyorot rasa ‘benci’ seorang kakak yang amat dalam sama adiknya. Kaya’nya lebih ke psikologis, dibanding thriller Kakak Yuriko menjadi orang yang keras hati dan memendam semua perasaan sendiri. Tidak mau mengakui bahwa ia sebenarnya iri dengan adiknya yang selalu mendapat perhatian dan begitu cantik

Buku ini menjadi penutup di tahun 2010, gue bahkan menyelesaikan menjelang detik-detik pergantian tahun 2010 ke 2011.
Read more »