Tampilkan postingan dengan label Haruki Murakami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Haruki Murakami. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 November 2011

Birthday Stories

Birthday Stories
Selected and Introduced by Haruki Murakami @ 2002
Vintage Books -2006
207 Hal.
(hasil dari bookmooch - 2007)

Ulang tahun, masih gak sih jadi hari yang special untuk yang udah berumur ‘banyak’? Masih gak sih berharap dapet surprise, kado, tiup lilin dan stuff like we used to get when we were a child? Kalo sekarang, setelah gede begini, gue pribadi paling-paling hanya ‘merayakan’ ulang tahun bareng keluarga gue, plus beberapa teman-teman dekat gue. Rame-ramenya paling hanya bawa makanan kecil ke kantor.

Dan, tiap tahun, maunya nih, setiap ulang tahun, waktunya introspeksi… waktunya merenung, seperti kaya’ malem tahun baru. Tapi, yang ada satu hari itu terlewat seperti hari-hari lainnya. Seperti biasa aja.

Saat Haruki Murakami membaca cerita tentang hari ulang tahun, ia berpikir, “Ah, pasti banyak yang menulis cerita-cerita seperti ini.” Dan ia pun mempunyai ide untuk membuat kumpulan cerita tentang Hari Ulang Tahun. Ternyata… jarang ada penulis yang menulis tentang hal ini.

13 cerita pendek dalam buku ini akhirnya berhasil dikumpulkan. Hanya satu memang yang ditulis oleh Haruk Murakami sendiri. Hmmm.. gak semuanya mudah untuk dicerna, tapi ada beberapa yang menarik dan unik. Jangan bayangkan cerita yang berhubungan dengan hari ulang tahun selalu berwarna, ceria dan riang gembira. Justru, tapi ada yang bernuansa gelap dan ada rasa kecewa.

Misalnya, Timothy’s Birthday – cerita tentang orang tua yang sudah mempersiapkan makan besar untuk merayakan ulang tahun anak mereka, tapi justru si anak sendiri menolak untuk datang ke rumah orang tuanya. Atau, Angel of Mercy, Angel of Wrath – cerita tentang perempuan tua yang ulang tahunnya dilupakan oleh anaknya sendiri karena kesibukannya sebagai seorang dokter.

Atau, mau yang ‘tragis’, The Bath – kegembiraan menjelang perayaan ulang tahun, justru harus berakhir di rumah sakit, karena anak yang berulang tahun mengalami kecelekaan dan koma. The Birthday Cake – mengisahkan tentang ‘keegoisan’ seorang perempuan tua yang menolak memberi kue kepada seorang perempuan yang anaknya berulang tahun, hanya karena sudah menjadi ‘kebiasaannya’ membeli kue itu setiap hari.

Cerita lainnya yang menarik, selain tentunya Birthday Girl tulisan Murakami sendiri, adalah The Birthday Present – hadiah ‘ajaib’ seorang istri di hari ulang tahun suaminya. Dan, Forever Overhead – ini nih, membuat gue serasa ‘membeku’, diam di tempat. Cerita ini, tentang pesta ulang tahun anak laki-laki, dan yang diceritain dalam cerpen ini adalah sepanjang ‘perjalanannya’ menuju mmm… mungkin semacam papan seluncur yang tinggi banget seperti yang suka ada di amusement park atau water park. Tentang suasana party-nya, tentang orang-orang di sekitarnya. Gue membayangkan, dalam gerakan yang lambat, seorang anak laki-laki berjalan di tengah keriuhan pesta kolam, tapi gak ada suara apa-apa, selain suara si narasi cerita ini. Kehebohan hanya tampak dalam gambar, dan… endingnya… byurrrr….

Favorit gue adalah Birthday Girl dan The Birthday Cake. Yang lainnya… kalo gak gue sebutin di sini – hehehe.. berarti gue gak ‘nyambung’ dengan ceritanya.

Pesimis waktu membuka halaman pertama, apalagi, biasanya gue paling males baca buku yang udah terlalu lama ‘mengendon’ di lemari buku gue, makin ke belakang, saat gue menemukan cerita yang menarik, gue makin penasaran dengan cerpen-cerpen selanjutnya.
Read more »

Selasa, 19 Juli 2011

Kafka on Shore

Kafka on Shore
Haruki Murakami @ 2005
Vintage Books - 2005
489 hal.

Beberapa orang yang gue ‘temui’ dari hasil blogwalking, yang membaca karya-karya Haruki Murakami bilang, “He’s a jenius.” Karya-karyanya ‘mengagumkan’. Wah… tampaknya seorang penulis yang karyanya ‘wajib’ dibaca.

Kafka on Shore, rasanya (lagi-lagi) udah ada lama banget di lemari buku gue, tapi, sekian lama juga hanya jadi pemanis di sana. Entah kenapa, baru-baru ini, begitu membaca halaman pertama, gue tergerak untuk melanjutkan ke halaman-halaman berikutnya. Buku pertama Haruki Murakami yang gue baca adalah Norwegian Wood, tapi dengan sukses, gak gue selesaikan karena gak nyambung buat gue.

Ada dua kisah di dalam buku ini. Sejalan, tapi ada di tempat yang berbeda.

Pertama, tentang seorang anak laki-laki bernama Kafka Tamura. Tepat ketika ia berulang tahun ke 15, ia memutuskan untuk pergi dari rumah. Tujuannya mencari ibu dan kakak perempuannya yang pergi ketika ia masih kecil. Hubungan Kafka dengan ayahnya, Koichi Tamura, tidaklah harmonis. Malah, sang ayah mengutuk Kafka, bahwa suatu hari ia akan membunuh ayahnya dan meniduri ibu serta kakak perempuannya sendiri. Hmmm.. kutukan yang mengerikan.

Setelah mengambil uang dari laci meja kerja ayahnya dan sebuah pisau lipat, mengemasi pakaian dan kebutuhan lainnya, Kafka pun pergi. Tak ada tujuan pasti, Kafka sempat bertemu dengan seorang gadis bernama Sakura, yang membantunya ketika Kafka tiba-tiba terbangun di sebuah taman dengan baju berlumuran darah, yang ia sendiri tidak tahu darah siapa itu.

Sampai akhirnya Kafka sampai di sebuah perpustakaan pribadi, Komura Library. Ia pun berkenalan dengan asisten di perpustakaan itu bernama Oshima. Oshima ini lah yang pada akhirnya banyak membantu Kafka, seperti memberi tempat tinggal dan pekerjaan.

Di Komura Library ini pulalah, Kafka bertemu dengan Miss Saeki, pemilik perpustakaan ini. Dan menjalin hubungan singkat dengan Miss Saeki. Perbedaan usia tidak menghalangi hubungan mereka itu.

Tokoh utama yang kedua, adalah Nakata. Di era Perang Dunia II, Nakata terkena penyakit ‘aneh’. Saat berjalan-jalan di hutan dengan rombongan sekolah, tiba-tiba saja semua murid pingsan, tanpa diketahui penyebabnya. Tapi, sebagian besar murid-murid itu sembuh, kecuali Nakata. Kejadian itu mengakibatkan hilangnya kemampuan Nakata dalam membaca dan menulis, tapi ia punya keahlian lain, yaitu berbicara dengan kucing. Ia hidup dari subsidi pemerintah dan hasil dari membawa pulang kucing-kucing yang hilang.

Nakata juga melakukan perjalanan jauh setelah ia membunuh seorang pria yang ia yakini bernama Johnie Walker. Ditemani seorang pengemudi truk bernama Hoshino, yang dengan senang hati meladeni apa pun yang dikatakan Nakata.

Di saat yang sama, ayah Kafka juga ditemukan tewas terbunuh. Sementara, saat bersama Sakura, Kafka berkesimpulan Sakura adalah kakak perempuannya, dan ketika bersama Miss Saeki, ia pun berasumsi Miss Saeki adalah sosok ibunya. Dan akhirnya, kutukan itu pun benar adanya.

Awalnya gue masih sanggup mengikuti cerita ini, makin ke belakang gue makin puyeng… Buku ini penuh dengan khayalan para tokoh, dan penuh dengan cerita ‘dewasa’. Banyak hal yang aneh di dalam buku ini, tentang Kafka yang punya ‘teman khayalan bernama Crow’ – anyway, Kafka sendiri berarti Crow, lalu, seorang Johnie Walker yang membunuh kucing demi mendapatkan umur yang lebih panjang (yakssss…), hujan ikan, dan berbagai keanehan lainnya. Kafka on Shore adalah sebuah gubahan lagu, dan juga sebuah lukisan seorang bocah kecil di pantai. Bahkan di sini pun Kafka mengambil kesimpulan bocah itu adalah dirinya, karena memang hanya satu foto yang tersisa, yaitu ketika ia dan kakaknya sedang bermain di pantai.

Well, Haruki Murakami memang jenius. Membuat cerita antara nyata, tapi koq gak nyata. Tapi, ma’af kalo gue bingung membaca cerita ini. Gue gak jenius. Gue kadang gak sanggup membaca cerita yang rumit, apalagi ‘menangkap’ pesannya. Akhir membaca buku ini, gue berpedapata kalau buku ini menggambarkan dunia yang ‘campur aduk’, antara kenyataan, mimpi, khayalan, takdir. Tentang usaha seorang manusia melarikan diri dari sesuatu, tapi ternyata tak berhasil.

Another Haruki Murakami? Mmm… nanti dulu deh… hehehe…
Read more »