Tampilkan postingan dengan label Sara Gruen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sara Gruen. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Mei 2011

Ape House

Ape House
Sara Gruen @ 2010
Two Roads
367 pages

Di saat orang sedang santai di rumah, menikmati tahun baru bersama keluarga, Isabelle Duncan nyaris tewas karena ledakan bom di laboratorium tempatnya bekerja. Sebuah organisasi pencinta binatang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian itu. Isabel adalah seorang ilmuwan yang mengabdikan dirinya di dalam dunia ‘bonobo’ atau ‘ape’ – jenis kera yang mungkin lebih mirip simpanse atau orang utan (please, correct me if I’m wrong… ). Isabel belajar bagaimana bonobo berinteraksi, berkomunikasi, sampai akhirnya ia mengerti ‘bahasa’ mereka. Isabel juga mengatur menu diet mereka dan mengajarkan berbahasa yang baik.

Ada orang-orang yang mengaku pencinta binatang yang salah mengartikan semua penelitian yang dilakukan Isabel dan teman-temannya. Mereka berpikiran apa yang dilakukan Isabel adalah sebuah bentuk eksploitasi terhadap hewan.

Mengalami luka parah, hingga harus dioperasi plastik dan harus dirawat lama di rumah sakit, Isabel terkejut ketika mengetahui apa yang terjadi dengan keenam bonobo asuhannya. Mereka dibawa ke sebuah rumah, dikumpulkan di dalam satu ruangan yang dipasang kamera di berbagai sudut – dan semua kegiatan mereka disiarkan secara live. Ken Faulks, salah satu pemilik berbagai acara reality show, berharap acara ini akan menarik banyak pemirsa, meskipun dengan cara yang ditentang banyak orang.

John Thigpen, berusaha menyelamatkan karirnya di dunia jurnalistik. Meskipun ia terpaksa mengambil tawaran bekerja di sebuah tabloid, ia bertekad untuk membongkar kebusukan di balik reality show ‘Ape House’ itu.

Sekali lagi, Sara Gruen mengambil tema tentang hewan, khususya tentang eksploitasi hewan. Yang suka sama Water for Elephants, gak akan menyesal untuk baca buku ini. Reality show itu gak ‘se-real’ yang ditonton di tv, too much dramas, too much conflicts.

Gue jadi inget jaman dulu pernah nonton di tv (masih ada tvri aja), film tentang simpanse yang pinter main band, didandanin dengan pakaian layaknya manusia, dan gue seneng banget dulu nonton ini. Dan gue juga jadi inget dengan pertunjukan topeng monyet. Kalo dulu, si topeng monyet ini ‘beneran’ untuk menghibur, tapi sekarang malah dipakai untuk mengemis.
Read more »

Kamis, 11 November 2010

Water for Elephants

Water for Elephants (Air untuk Gajah)
Sara Gruen @ 2006
Andang H. Sutopo (Terj.)
GPU - September 2010
512 hal.

Jacob Jankowski – menghabiskan hari tuanya di Panti Jompo karena tidak ada anak-anaknya yang mau menampungnya. Ketika suatu hari, di depan panti jompo itu datang rombongan sirkus, kenangan akan periswtiwa 70 tahun silam muncul di benak Jacob.

Jacob hampir dipastikan memiliki masa depan yang cemerlang. Kuliah di kedokteran hewan, tinggal mengikuti ujian akhir, kemudian akan membuka praktek dokter hewan bersama ayahnya. Tapi kecelakan mobil merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kecelakaan karena kesalahan seorang tetangga yang sudah rabun. Harta yang tersisa disita oleh bank. Pikiran Jacob kacau.

Ketika sedang mengikuti ujian akhir, Jacob tiba-tiba meninggalkan ruang ujian. Berjalan tak tentu arah, hingga akhirnya ‘terdampar’ di sebuah gerbong kereta. Gerbong kereta itu ternyata adalah salah satu dari rangkaian gerbong sirkus Benzini Bersaudara, yang pemiliknya, Paman Al ingin menjadikan sirkusnya sebagai salah satu sirkus paling hebat seperti Ringling Circus. Ringling Circus adalah salah satu kelompok sirkus yang terkenal di jamannya.

Mulailah sebuah pengalaman baru dalam hidup Jacob. Kehidupan di sirkus ternyata begitu keras. Jika orang tersebut tidak memberi keuntungan atau berguna bagi kelompok sirkus itu, maka orang itu akan ‘dilampumerahkan’. Beruntung dengan latar belakang sekolah kedokteran hewannya, Jacob diterima bergabung di sirkus itu, untuk diperbantukan merawat hewan-hewan yang sakit.

Bintang utama di sirkus itu adalah Marlena. Ia tampil dengan kuda-kudanya, bersama sang suami, August. Jacob jatuh cinta dengan Marlena. Dan ia tahu, August adalah seorang lelaki ‘berkepribadian ganda’.

Hubungan mereka bertiga semakin dekat, ditambah dengan kehadiran seekor gajah betina bernama Rossie. Rossie dianggap bodoh oleh August karena tidak bisa menjalankan perintah yang sederhana sekali pun, hingga akhirnya Jacob menemukan sebuah rahasia.

Sampai hari tuanya, Jacob merahasiakan sebuah kejadian, ketika binatang-binatang sirkus itu tiba-tiba mengamuk dan membuat kekacauan.

Sejak pertama gue liat Water for Elephants dan ditambah rekomendasi orang-orang, gue udah pengen banget baca buku ini. Dan begitu ada terjemahannya, segera aja gue beli. Sekali lagi, gue merasa kehidupan di rombongan sirkus begitu ‘kejam’. Gak seglamour, atau seindah ketika mereka tampil di arena. Kaya’nya keras banget dan gak ada belas kasihan. Makanya waktu gue sempet nonton sirkus baru-baru ini, gue bertanya-tanya apakah yang selama gue baca di buku-buku yang berlatar sirkus itu bener atau gak. Karena kalo gue liat, misalnya di Russian Circus, para performer memang antara lain adalah pesenam dan professional, bukan seseorang yang sekedar ‘ditemukan’ begitu aja karena keunikannya.

Rossie di sini – menurut gue – bukanlah bintang utama, tapi dia punya peran penting bagi tokoh-tokoh utama di buku ini. Gue juga jadi inget sama gajah-gajah di sirkus. Mimik wajahnya murung banget… bikin gue jadi sedih ngeliatnya. Hahaha.. gue kembali terbawa-bawa sama cerita nih….
Read more »