Kamis, 28 Juli 2011

The Day of the Jackal

The Day of the Jackal
Frederick Forsyth @ 1971
Ranina B. Kunto (Terj.)
Penerbit Serambi – Cet. 1, Juni 2011
609 hal.

Sekelompok orang yang tergabung dalam OAS (Organisation L’Armée Secréte) ‘memutuskan’ bahwa Presiden Perancis, Charles de Gaulle, harus mati. Mereka beranggapan de Gaulle sudah berkhianat dan melenceng dari apa yang sudah diperjuangkan oleh para veteran.

Beberapa usaha pembunuhan gagal, para perencana, penggagas dan pelaksana pembunuhan itu sudah dieksekusi. Pentolan-pentolan yang masih berkeliaran beberapa ditangkap. Itu semua membuat orang-orang di OAS berhati-hati dan memilih bersembunyi disbanding berkeliaran di jalan-jalan di Perancis atau di kota mana pun.

Tapi, masih ada beberapa orang yang tetap ingin de Gaulle mati. Orang yang fanatik, seperti Rodin. Selama ini, anggota OAS sudah gagal membunuh de Gaulle, ada kebocoran di dalam organisasi mereka. Entah karena ada pengkhianat atau OAS sudah disusupi oleh mata-mata pemerintah. Oleh karena itu, ia berpikir, misi ini akan berhasil jika mereka merekrut orang luar – bukan warga negara Perancis dan bekerja secara professional alias seorang pembunuh bayaran.

Akhirnya terpilihlah seorang warga negara Inggris, dengan track record yang minim. Tapi catatan yang minim inilah yang dicari, sehingga jejaknya tak mudah tercium. Nama sandi-nya Jakal. Dengan bayaran yang menggiurkan, akhirnya tercapailah kesepakatan. Sang Jakal diberi kebebasan untuk memutuskan kapan waktu eksekusi yang tepat dan dengan cara apa.

Jakal pun memulai rangkaian operasinya. Ia bekerja sendiri, mempersiapkan semuanya dengan rinci dan teliti. Mulai dari pemesanan senjata, pembuatan identitas palsu, mencari tempat dan saat yang tepat untuk pelaksanaan pembunuhan itu.

Ia bebas berkeliaran dengan identitas palsu tanpa tercium oleh pihak kepolisian. Sampai akhirnya, pihak kepolisian mulai curiga karena ada 3 orang pentolan OAS yang bersembunyi di sebuah hotel di Roma tanpa melakukan apapun. Dengan tipu daya, akhirnya mereka berhasil menangkap dan memperoleh informasi dari bodyguard yang selalu menjaga Rodin bernama Kowalski. Kowalski ini berbadan besar, tidak banyak omong, tapi ternyata punya hati yang ‘lembut’. Dari sinilah operasi yang dilakukan Jakal mulai tercium dan membuat pihak kepolisian kalang kabut. Sementar de Gaulle sendiri enggan membesar-besarkan berita kalau keselamatannya tengah terancam.

Ditugaskanlah seorang detektif bernama Lebel untuk menyelidiki dan menangkap Jakal. Tapi dengan minimnya informasi, tekanan yang bertubi-tubi dari para atasan, penyelidikan ini berjalan dengan sangat lamban. Ditambah lagi, tampaknya pergerakan Jakal selalu selangkah lebih maju. Jakal selalu bergerak lebih cepat tepat ketika Lebel berhasil memperoleh informasi tentang keberadaan Jakal. Sebuah ‘kecerobohan’ yang disebabkan oleh pihak dalam yang dekat dengan presiden dan tak ingin dikalahkan oleh seorang detektif.

Cukup lama buat gue untuk mendapatkan ‘klik’ atau ‘feel’ dengan novel ini. Memang, harus gue akui, novel ini keren. Semua ditulis dengan begitu detail dan sistematis. Gak heran sih, kalo ternyata novel ini jadi ‘inspirasi’ atau ‘manual book’ beberapa orang untuk melakukan tindak kejahatan, seperti pembunuhan atau pemalsuan passport

Bukan novel yang membuat adrenalin gue terpacu untuk baca terus dan terus. Menjelang akhir bagian pertama, baru gue mulai bisa pelan-pelan menikmati isi novel ini. Bagian-bagian yang gue suka adalah bagiannya si Jakal. Setiap dia lagi mempersiapkan segala sesuatunya, bekerja sendiri. Misterius. Gue jadi terbayang sama Daniel Craig – si James Bond.

Eksekusi akhir novel ini berlangsung cepat. Berbeda detail yang begitu panjang di bagian awalnya. Mulai deh keliatan seperti ‘adegan’ film. Detektif yang bolak-balik kalah cepet dengan si penjahat.

Salah satu yang membuat gue betah adalah pemilihan kertas dan font-nya yang ‘bersahabat’ dengan mata. Tapi, kenapa banyak bahasa Perancis yang gak diterjemahin? Dan gue sempat berpikir, kenapa juga Jackal itu harus diterjemahin jadi Jakal, kenapa gak tetap dengan tulisan aslinya?

0 komentar:

Posting Komentar