Kamis, 04 Oktober 2012

The Final Note

 Judul     : The Final Note
Pengarang    : Kevin Allan Milne
Penerjemah :Riana Irawati
Editor         : Prisca Primasari
Penerbit      : Qanita
cetakan       : 2012



      
Sebenarnya, saya jarang membaca novel tipe roman seperti ini. kalau saja tidak menang kuis dan mendapat buntelan novel ini, saya hampir bisa dipastikan akan melewatkan kisah yang luar biasa dengan bumbu-bumbu musikal ini. Ethan Bright menemukan kekasih sekaligus sahabat sejatinya di kota tua Wina. Wanita itu adalah Annaliese, sang pujaan yang ternyata juga berasal dari Amerika Serikat. Berdua, keduanya saling jatuh cinta dan mengikrarkan diri di altar pelaminan, saling berjanji untuk selalu mencintai dan menyayangi sampai maut memisahkan. Sampai di sini, ceritanya mungkin bakalan klise kalau saja si penulis tidak memasukkan not-not musik dan pesona nada dalam ceritanya.

Ditulis dengan pola-pola bab yang menyerupai sebuah komposisi musikal, The Final Note mengisahkan tentang kisah cinta orang-orang muda yang begitu membara di awal, tapi memadam seiring dengan berlalunya waktu dan banyaknya kesibukan untuk mencari penghasilan. Ethan pernah berjanji bernyanyi untuk Anna setidaknya sekali sehari, dan menggubah sebuah lagu khusus untuknya. Awalnya, Ethan menepati janjinya. Tapi, tuntutan keluarga dan pekerjaan membuatnya abai. Gaji yang besar dan pekerjaan yang berjibun telah mengalihkan Ethan dari janjinya untuk bernyanyi. Ia yang dulu begitu menyukai dunia musik, yang bercita-cita ingin mengubah lagu, kini telah berubah menjadi pekerja kantoran yang sibuk. Dengan berlindung pada alasan untuk mencari nafkah, ia mengabaikan Anna, mengabaikan gitar kesukaannya, bahkan mengabaikan Hope—putri tercinta mereka.

Ethan kini tidak ubahnya sebagai robot zaman modern yang berangkat pagi pulang malam dan pergi lagi selama 5 hari berikutnya ke luar kota. Secara finansial, ia mampu mencukupi kebutuhan Anna dan Hope. Tapi, hidup bukannya melulu tentang uang. Hidup juga adalah tentang bersama-sama dengan orang-orang yang kau cintai dan mencintaimu, tentang perayaan-perayaan kecil namun sangat berarti, tentang penerungan terhadap makna kehidupan itu sendiri, dan tentang menikmati musik jiwa dan musik alam semesta.

Saat menikahimu, aku menikah dgn dirimu, bukan dengan uangmu (page 221)


"Oh Dad, itu hanya uang. Ada hal hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. (page 251)

Kini, Ethan sudah lupa dengan musik dan gitarnya. Begitu sibuknya ia dengan pekerjaannya sehingga ia mengabaikan janjinya pada Anna untuk menyanyikan setidaknya satu lagu setiap harinya. Ia bahkan mengabaikan Hope—yang menjadi tujuan utamanya dalam membanting tulang seharian. Ketika pada hari ulang tahun Hope yang ke-8, ketika Anna memintanya untuk memberikan hadiah berupa sebuah gitar untuk Hope, Ethan tetap saja sibuk bekerja. Anna—yang sudah berulang kali protes mengenai betapa sedikitnya waktu yang mereka miliki sebagai keluarga—akhirnya mengalah dan ia sendiri yang pergi membeli gitar untuk Hope. Kemudian, peristiwa tragis itu pun terjadi. Dan, hidup Ethan tidak akan sama lagi setelahnya.

Anna mengalami kecelakaan. Mobilnya ditabrak oleh seorang guru remaja yang sedang mengemudi sambil mengirimkan SMS untuk kekasihnya. Anna dinyatakan koma, ia mengalami luka yang sangat parah, harapan hidupnya sangat tipis. Saat itulah Ethan baru menyadari kesalahannya selama ini. Baru setelah segala sesuatunya terlambat, Ethan mau meluangkan waktu bersama keluarganya. Ditolaknya semua pekerjaan demi menemani Anna di rumah sakit. Tapi, ia masih tetap tidak mau bermain musik. Ia beranggapan, karena gitar (musik)lah sehingga Anna celaka. Ia lupa akan janjinya pada Anna. Ethan membenci musik, yang ini malah semakin membuatnya depresi. Bahkan, kisah menyedihkan yg ditututkan oleh kakeknya tidak mampu meluluhkan hati Ethan. Ia belum mau memaafkan. Ia jatuh dalam jurang penyesalan selama tiga minggu, sebelum akhirnya ia disadarkan bahwa ia masih punya Hope, ia masih punya harapan.

Demi anaknya, Ethan pun bangkit. Berbagai kilas-pandang tentang masa lalu ayahnya telah menyadarkan betapa hebat dan kuatnya memaafkan. Betapa benar ungkapan bahwa “kita memaafkan agar kita bahagia”. Setelah membaca pesan terakhir Anna, yg diselipkan pada gitar kesayangannya tepat sebelum Anna mengalami kecelakaan dan koma, Ethan tahu betapa Anna betul2 mencintainya dan bahwa ia sangat menyayanginya. Anna telah memaafkan Ethan, bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi. Akhirnya, Ethan pun menyadari kesalahannya. Ia kembali berteman dengan musik. Sekali lagi, ia kembali meyakini kekuatan dari musik karena musik, jika dipadukan dengan kata-kata yang baik dan tepat, akan menyembuhkan jiwa.

Meskipun dokter dapat menghentikan pendarahan, hanya musik yang indahlah yang dapat mengobati hati yang terluka.

The Final Note bukan sekadar novel roman picisan ttg dua pasang remaja yg saling jatuh cinta. Bukan pula roman rumah tangga yang sarat kecemburuan atau mengumbar harta. Ini adalah kisah tentang keseharian cinta, yang sering mendera banyak pasangan muda. Bahwa cinta yg dulu sempat membara di awal masa, kemudian memadam demi pencarian harta. Novel ini sseperti hendak menyadarkan kembali apa nilai sebenarnya dari sebuah keluarga, hebatnya kekuatan memaafkan, dan bukti bahwa musik memang memiliki mukjizat nan luar biasa.


MySpace


Inilah bait terakhir yang digubah khusus oleh Ethan untuk Anna:

Take my life if you'd like,
Because I found what I came to find
Or leave me here for a while,
Cuz I found heaven....in her smile

Indah!

0 komentar:

Posting Komentar