Pengalaman Putri yang ditulis ulang itu dimulai saat ia lahir ke dunia dalam kondisi prematur. Saat itu, dokter telah memvonis dirinya tidak akan bertahan hidup lebih lama karena kondisinya yang tidak stabil. Keluarganya pun hanya bisa pasrah bila akhirnya Putri yang memiliki berat hanya 1 kg itu benar-benar tidak mampu ditolong lagi. Tapi ternyata Tuhan memiliki rahasia tersendiri. Putri pun selamat dan tumbuh besar seperti anak-anak normal lainnya.
Menginjak usia balita, Putri pun mulai berkenalan dengan alunan musik biola secara tidak sengaja. Semenjak saat itulah ia mulai jatuh cinta pada alat musik itu. Minat Putri pada musik pun kian bertambah dan ia pun memiliki keinginan untuk belajar musik secara formal melalui kursus musik. Keinginan itu pun terwujud saat Orang tua Putri yang saat itu mengalami kesulitan perekonomian akhirnya bertemu Kristiyanto Christinus, guru violinist pertama Putri, dengan pembayaran kursusnya melalui sistem barter; orang tua Putri yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris mengajari anak Pak Kris dan begitupun sebaliknya.
Tidak hanya sampai disitu, Putri pun berjuang dengan keras untuk mewujudkan mimpi terpendamnya sebagai violinist handal dan manggung di orkestra terkenal. Pengalaman sedih ditinggal salah seorang guru ke luar negeri juga memberikan tempaan hidup sekaligus pompa semangat bagi Putri untuk semakin memperkukuh impian besarnya. Putri kemudian melanjutkan langkahnya dengan mengikuti audisi remaja Twilite Youth Orcestra dan bertemu Eric Awuy. Selama beberapa bulan berada disana, Eric kemudian menyarankan Putri untuk memperdalam ilmu musiknya dengan berguru pada Ibu Grace, lulusan musik kenamaan Austria dari sekolah musik Amedeus. Namun, lagi-lagi, karena masalah keuangan yang mencekik, orang tua Putri berinisiatif membicarakan persoalan itu secara pribadi pada ibu Grace. Akhirnya, dengan usaha keras yang tiada henti, Putri pun diterima bersekolah disana.
Selama proses menapaki cita-citanya sebagai violinist yang tidak mudah untuk diraih ,Virus Dreamunus Nekatisimus memang benar-benar nyata bekerja bagi diri Putri. Virus itulah yang membuat Putri tetap semangat menjalani kursus musiknya,meski harus pulang pergi dari sekolah Amedeus dengan jarak yang cukup jauh dari rumah. Ditambah lagi,ternyata kerja kerasnya untuk menghasilkan suara biola yang indah malah menghasilkan ancaman drop out dari sekolah Amedeus karena permainannya yang selalu salah. Namun, karena Virus itu jugalah yang pada akhirnya mengantarkannya pada orkestra terkenal sekelas Tübinger Kammerorchester dan satu panggung dengan David Riniker, salah seorang Cellist kenamaan dunia.
Novel Virus Dreamunus Nekatisimus setebal 142 halaman ini, menjadi salah satu bacaan yang menurutku sangat menarik. Novel ini tidak hanya menawarkan humor-humor segar tetapi juga inspirasi lain dalam satu wadah yang mengusung tema "meraih mimpi" dalam hal bermain musik. Meski dilain sisi, secara keseluruhan novel ini membahas tentang seluk beluk musik yang terkadang kurang di pahami seorang awam musik sepertiku, tapi dalam novel ini Putri mampu mengolah setiap kata-kata asing dalam musik tersebut menjadi kata yang mudah untuk dicerna melalui beberapa perumpaan yang disajikan.
Secara pribadi,kisah nyata Putri dalam meraih mimpinya sebagai violinist ini, seakan memberikan kekaguman tersendiri bagiku. Usahanya yang pantang menyerah ditengah keterbatasan, mengajarkan kita arti pentingnya sebuah usaha kuat untuk mencapai sesuatu. Dan melalui virus Dreamunus Nekatisimus,--virus pemicu kenekatan dalam meriah mimpi-- inilah semuanya dapat kita mulai. Mau mencoba?
=================
Judul : Virus Dreamunus Nekatisimus
Penulis : Putri Rindu Kinasih
Penerbit :Glitzy
Terbit : @2011
ISBN :978-979-22-6394-7
Tebal : 142 hal
0 komentar:
Posting Komentar