Selasa, 19 April 2011

Saat Manusia Kloning Berkuasa

Kesan pertama yang membuatku tertarik untuk membaca buku ini adalah murni dari sinopsis buku ini. Kalau tidak karena sinopsis, maka aku--yang sangat suka dengan yang berbau fiksi ilmiah--pasti bakal melewatkan novel ini. Bagaimanapun juga jika ditelisik dari covernya, sejujurnya harus kukatakan aku sama sekali kurang suka. Gradasi warna cover,baik untuk bagian ilustrasi tiga wajah laki-laki maupun backgroundnya secara keseluruhan serta tulisan judul depan yang terlalu panjang dan besar-besar membuat novel ini jauh dari selera pembaca sepertiku.

Namun,disamping beberapa kekurangan  tersebut, aku berterima kasih sekali karena Pustaka Populer Obor bersedia menerjemahkan buku ini dari bahasa Jerman sebagai bahasa aslinya ke dalam bahasa Indonesia. Perlu diketahui, dari situs resmi reinhold-ziegler.de,novel roman ini hanya diterbitkan dalam tiga bahasa saja yaitu Jerman, Korea dan Indonesia. Beruntung sekali bukan, Pustaka Populer Obor berhasil mendapatkan hak terbit buku ini sehingga penikmat buku tanah air dapat membaca salah satu karya penulis peraih penghargaan Hans-im-Glück dan Peter-Härtling ini.

Dalam buku keempatnya ini, Reinhold Ziegler memperkenalkan sebuah utopia di tahun 244 zaman baru berupa kehidupan kloning yang sebenarnya pada masa ini dalam proses mendekati kenyataan. Proses itu didapat dari adanya perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Para ilmuwan dunia juga kini tengah berupaya menciptakan kloning-kloning yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia kelak. Tapi,disini,dalam cerita ini, kehidupan manusia telah lama punah dan hanya meninggalkan para manusia kerdil yang disebut kloning  berserta reruntuhan bangunan sisa peradaban manusia.

Adalah Aurun Ebanan,sang kloning muda dari keluarga E yang hampir dewasa dan belakangan mengalami gejala-gejala aneh dalam perkembangan organ seksualnya. Ia kemudian dikirim ke sebuah rumah reparasi dan dianggap sebagai mutan akibat perkembangannya yang aneh ini. Disana ia bertemu dengan seorang kloning baik hati, Getran Ewinewi, kloning dari keluarga E yang memberitahunya bahwa Aurun saat ini bermutasi menjadi seorang manusia perempuan.

Menjadi manusia perempuan adalah fakta yang awalnya tidak mampu Aurun percayai. Bagaimanapun juga ia mengenal bahwa semua masyarakat kloning  adalah netral, tidak berjenis kelamin dan tanpa mengenal perasaan. Tapi, semakin hari, Aurun semakin percaya karena mengingat bahwa tidak hanya perkembangan fisiknya yang berubah tapi juga pada perasaan benci,takut,marah,sedih,dan juga tawa yang muncul akibat aktivitas hormon yang hanya dipunyai dari kalangan manusia.

Setelah mengetahui fakta itu pun, ia juga harus menghadapi tugas yang teramat berat dari Getran. Ia harus kabur dari rumah reparasi dan menjalankan misi untuk mencari sebuah tempat bernama Bottom. Tempat yang akan menjawab semua pertanyaan tentang asal-asul yang selama ini tidak dimengerti oleh para kloning. Tapi, apakah tempat itu benar-benar ada? padahal sejak dulu tidak ada satupun kloning yang percaya atau malah peduli pada hal ini.

Dengan bantuan Mexan Alnavi, sang kloning A yang juga mutan dalam spesies manusia laki-laki, Aurun pun berpetualang mencari Bottom yang misterius itu.Tapi, sebelum itu, mereka dibantu oleh organisasi Matahari Terbit untuk mengubah chip dalam tubuh mereka menjadi nama samaran kloning lain agar Xylon Xojor,kloning X  yang telah lama mengintai Aurun, tidak dapat menangkap mereka berdua.

Lalu apakah pencarian Bottom itu akan membuahkan hasil seperti yang selama ini mereka harapkan atau malah sebuah kesia-siaan semata? apa yang sebenarnya telah terjadi hingga para homo sapiens--manusia--punah begitu saja dari muka bumi? adakah kaitannya dari kloning-kloning ini?

Ini adalah petualangan fantastis menurutku. Petualangan yang menembus dimensi waktu,ruang,maupun pikiran. Reinhold disini juga berhasil menggambarkan secara detail bagaimana kejadian satu demi satu berjalan runut tanpa adanya kekosongan plot disana sini. Dan juga adanya peningkatan emosional seiring semakin menanjaknya konflik yang akhirnya mencapai klimaks dari semua karakter yang ada.

Yang disayangkan hanyalah pertama pada typo,yap terlalu banyak menurutku dan sangat menganggu meski selalu bisa di toleransi. Ada kalanya juga kalimat langsung terasa menjadi  tidak jelas ketika tanda kutip hilang begitu saja dari peredarannya. Kedua pada deskripsi karakter,khususnya Aurun sebagai salah satu tokoh utama, sama sekali tidak jelas bentuknya seperti apa dan bagaimana rupanya. Hanya dijelaskan bahwa tingginya hanya kira-kira satu meter,perempuan,mata biru, berambut pirang. Itu saja. Maka,jangan salahkan aku kalau sepanjang membaca buku ini yang ada didalam imajinasiku adalah sosok kloning yang amburadul,kadang-kadang mirip alien kadang-kadang mirip manusia. Terakhir pada ending yang kurang memuaskan dan terasa menggantung. Harapannya sih ada lanjutan dari novel ini,tapi sepertinya hal itu jauh dari mungkin karna penulisnya sendiri telah menerbitkan novel ini sejak tahun 2005  dan tidak pernah terdengar kabar untuk melanjutkan cerita hingga saat ini.

Pesan moral yang ingin disampaikan Reinhold selaku penulis juga mampu terjelaskan dengan baik yaitu untuk menjaga dan mensyukuri apapun yang diberikan tuhan pada setiap makhluk penghuni bumi. Khususnya pada manusia itu sendiri. Dengan adanya salah satu sifat hormonal manusia yang selalu ingin tahu,maka sebaiknya jangan melewati hukum alam ketika ingin memenuhi hasrat keingintahuan itu. Karena pada akhirnya jika melewati hukum alam, manusia tersebut akan mendapati kegagalan yang pada akhirnya sungguh terasa amat sangat pahit.

=================

Judul : Saat Manusia Kloning Berkuasa/Perfekt Geklont
Penulis :Reinhold Ziegler
Penerjemah: Ivan Setiawan
Penerbit:Pustaka Populer Obor
Terbit : @2006
ISBN :979-461-578-1
Tebal :270 hal

=================

0 komentar:

Posting Komentar