Minggu, 30 Oktober 2011

An Other Heart

Judul                : An Other Heart
Pengarang        : T. Andar
Editor               : Yusuf Anas
Sampul             : Kotak Hitam
Cetakan           : 1, Juli 2011
Halaman           : 427
Penerbit            : Laksana (DIVA Press)



 Ada cinta yang kurasakan,
 saat bertatap dalam canda.
            Ada cinta yang kau getarkan,
saat ku resah, dalam harap.  


Persembahan dari hati dalam bentuk untaian kata dan bait-bait kalimat paling manis, itulah definisi paling mendekati dari novel An Other Heart karya T. Andar ini. Terbuai dengan dahsyatnya petualangan dan luasnya fantasi, saya sempat hampir melupakan membaca genre merah jambu ini. Melupakan fakta bahwa bacaan jenis inilah yang dahulu pernah menerbangkan angan setiap pembaca menuju salah satu tahap dalam kehidupannya, tahap mencintai dan dicintai oleh sang tautan hati. Mereka yang anti-romantisme, yang mencecar habis genre romance sebagai genre “menye-menye”, yang menolak mentah-mentah segala bacaan yang terlalu banyak bumbu cinta antara pria dan wanita; sebaiknya mencoba membaca buku ini. Bukan untuk mengubah total pandangan mereka akan suatu karya sastra yang lama dianggap picisan ini, sama sekali bukan. Bacalah novel ini sekadar untuk mengingatkan kembali bahwa ada kisah yang luar biasa manis dalam hidup ini, yang sungguh merugi bila tidak sempat dinikmati, yakni kisah cinta.

Andrea Shelton adalah  seorang wanita lajang dan sukses, masa depannya begitu cerah sebagai  seorang pewaris dari bisnis keluarga yang kaya raya. Jalan kehidupannya seolah begitu sempurna, tampak luar biasa kuat dan tegar, padahal wanita ini sebenarnya sangat rapuh di dalam. Daniel Douglas adalah seorang sutradara terkenal, pembuat film, memiliki mobil dan rumah mewah serta tampang rupawan. Ia ibarat magnet bagi mata wanita. (Udah ada yang bosen dan menguap belum ya membaca pengantar ini hihihihi sabar). Kedua tokoh yang sempurna ini pun bertemu, dan sebagaimana bisa kita tebak, benang-benang takdir mulai membentuk tali spesial yang luar biasa indah bagi keduanya. Entah ironis atau memang trademark novel romance itu seperti ini, keduanya yang semula saling menghindari akhirnya menemukan bahwa satu bagian dari dirinya ternyata mampu melengkapi bagian dari diri yang lainnya.

Ayah Andrea, Mr. Shelton, memaksa Andrea untuk menikah dengan pria pilihannya kecuali jika Andrea mampu menunjukkan bahwa ia sudah memiliki pria pilihan hatinya sendiri. Daniel sendiri tengah dikejar-kejar oleh Sandra, cewek supermodel yang memaksa untuk menjadi pacarnya, padahal Daniel benar-benar tidak tahan dengan sikap Sandra yang terlalu over itu. Di lain pihak, Daniel juga belum mampu menghilangkan kenangan manis tentang kekasihnya yang telah meninggal saat hari pernikahan mereka. Silakan ditebak, nama mantan kekasih Daniel juga Andrea (du … du … du). Terbentuklan suatu simbiosis mutualisme di antara keduanya. Andrea dan Daniel pun sepakat untuk melakukan “kawin kontrak” agar keduanya terbebas dari segala tuntutan yang tidak menyenangkan itu. Andrea bebas dari ayahnya dan Daniel bebas dari Sandra. Sudah selesai ceritanya? Belooommmm hahahaha.


Aku tak tahu kenapa jantungku berdetak hebat saat aku mencium aromamu, aku tak tahu kenapa aku tak bisa berkata-kata dan lututku terasa lemas saat aku menatap matamu, aku tak tahu kenapa aku tak bisa sedikitpun melupakanmu, dan aku tak tahu kenapa ….” (hlm. 377)

Konflik mulai muncul. Witing tresno jalaran seko kulino. Pertemuan yang intens antara keduanya tanpa sadar mulai memunculkan benih-benih suka. Berawal dari simpati, kemudian menjurus pada rasa ahihihihi. Dan, di malam pergantian tahun, ketika Andrea tengah galau dan Daniel sedang meracau, terbentuklah kristal-kristal kasih yang merobek selapis perjanjian tipis di antara keduanya. Cinta kasih telah menang atas egoisme dan akta perjanjian. Sejauh apapun manusia menghindar, ia tidak akan pernah bisa menghindar dari panah cinta. Dan di malam dingin bersalju itu, keduanya berpagut mesra di suatu sudut apartemen nan indah, di mana segala sesuatunya terjadi, di mana segala sesuatunya dimulai. Ketika kasih telah meletupkan bunga-bunganya, itulah saat di mana kepercayaan itu diuji.

Ctarrrr … secepat kejadiannya, secepat itu pula kepercayaan itu diuji coba. Daniel malah meninggalkan Andrea ketika wanita itu mulai mempercayainya. Terjadi salah paham. Andrea mendakwa bahwa Daniel hanyalah seorang playboy, padahal Daniel tengah mengunjungi makam mantan kekasihnya. Daniel merasa telah mengkhianati Andrea yang lama karena dia akhirnya telah menemukan Andrea yang baru. Dari sini, konflik mulai mengalir, yang digambarkan oleh sang penulis dengan begitu lihai dan ringan sehingga saya tanpa sadar ikut terhanyut dalam cerita. Tidak melulu bercerita tentang cinta, An Other Heart juga menyuguhkan sesuatu yang selama ini luput dari cerita sejenis, yakni kehidupan berumah tangga. Tidak hanya menghadirkan manisnya memadukan hati, novel ini juga mementaskan drama kehidupan rumah tangga nan dijalin rumit namun tidak kehilangan unsur “tulisannya”, yang menjadikan novel ini jauh dari kesan sinetron.

Saya menyebut An Other Heart sebagai fiksi romantis yang dewasa, karena kalau tidak demikian, mengapa saya mampu merampungkannya hanya dalam tiga hari. Bayangkan, hanya tiga hari untuk melahap sebuah novel romantis (*tepuk tangan). Font-nya yang besar namun tipis, panorama halaman yang bersih, kertasnya yang ringan, serta ukuran bukunya yang pocket¸ menjadi nilai plus dari buku ini. Ceritanya memang simpel, seputar kawin kontrak dan lika-likunya. Tapi, entah mengapa sangat sulit untuk meletakkan buku ini sebelum kita rampung membacanya. Satu lagi kejutan utamanya, novel ini didesain dengan alur cerita dan kemasan mirip-mirip novel romance ala Harlequin. Setting ceritanya juga bukan di Indonesia, mungkin di Amerika. Membacanya serasa kita membaca chicklit dari luar negeri, padahal novel ini asli karangan anak negeri. Saya sangat salut.

Pesan terakhir, jangan meremehkan kekuatan cinta karena cinta juga turut menggerakkan jalannya peradaban di dunia. Dan, ketika cinta menyapamu, jangan ragu-ragu untuk ikut serta dalam meriahnya jamuan kehidupan dalam nuansa merah jambu ini. Uhuk..uhuk J Lalu, bagaimana kelanjutan kisah kasih Andrea-Daniel? Anda pasti bisa menebaknya sendiri. Pokoknya so sweetttt.

Andrea tersenyum. Dia bahagia memiliki dan menjadi milik Daniel. Lalu, secara perlahan, entah siapa yang memulai, mereka benar-benar berciuman! (Halaman 427)

0 komentar:

Posting Komentar