Senin, 30 Juli 2012

Perfume, The Story of a Murderer


Judul               : Perfume, The Story of a Murderer
Pengarang    : Patrick Suskind
Penerjemah  : Bima Sudiarto
Penyunting    : Pray
Cetakan        : 17, April 2010
Penerbit         : Dastan Books



            Jean-Baptiste Grenouille terlahir tanpa bau tubuh, tubuhnya buruk rupa, dan ia sama sekali tidak berbau bayi. Kelahiran dan keberadaannya seolah membuat setiap orang yang bersentuhan dengannya merasa takut, datar, jijik, dan entah bagaimana jahat. Karena aura negatifnya yang sangat kental, masa kecilnya begitu suram, dilempar ke sana kemari ibarat anak yang terbuang: mulai dari biara hingga menjadi pekerja ilegal di tempat penyamakan kulit. Hidupnya begitu terlunta-lunta karena—entah bagaimana—orang-orang di dekatnya seperti tahu bahwa Grenouille itu unik, bukan …lebih tepatnya anak itu … bukan anak biasa (dalam arti yang negatif sayangnya).

            Namun dibalik segala cacat dan aura negatifnya, Grenouille memiliki indera penciuman yang luar biasa. Ia mampu memilah seluruh bau yang ada, mengolahnya dalam arsip di ingatan, dan membagi-baginya untuk kemudian dilabeli. Ia mampu mengendus datangnya hujan, membedakan keringat setiap orang, bahkan melihat dengan bau-bauan. Tampaknya, hanya satu yang lebih dari anak ini, yakni kepekaannya akan aroma. Nasib baik kemudian mengantarkannya bekerja ke seorang ahli parfum kenamaan di Paris yang bernama Giuseppe Baldini. Seolah tercipta untuk saling melengkapi, keduanya kemudian saling bekerja sama dalam menciptakan aroma parfum paling luar biasa dan paling laku di Paris. Grenouille senang karena ia mampu menyalurkan hobinya, sementara si ahli parfum juga senang karena parfum2 temuan anak buahnya itu ternyata laku keras.

            Seiring berjalannya waktu, keahlian Grenouille semakin piawai dalam membuat parfum. Aroma adalah sekutunya, parfum adalah senjatanya yang utama. Ia ditakdirkan untuk mencintai aroma, bukan yang lainnya. Dari bengkel kerja sang maniak aroma ini, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana penyulingan bebungaan sehingga menghasilkan minyak essence yang sangat kental dan pekat. Begitu banyak pelajaran pembuatan parfum ala abad pertengahan yang diketengahkan, mulai dari siapa Bapak Parfum Dunia, apa manfaat alkohol dalam pembuatan parfum, serta bagaimana memindahkan jiwa dari bebungaan ke dalam sebuah botol kecil. Semuanya dinarasikan dalam alur prosa yang indah.

            “Parfum sejati bersifat langgeng. Memiliki tiga tahapan masa—sebutlah masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. Hanya apabila mampu memberikan aroma yang tetap segar dan enak di ketiga tahapan itu, sebuah parfum bisa disebut berhasil. (87)

            “Penyulingan sesungguhnya tidak lebih dari sekadar proses memisahkan substansi kompleks menjadi komponen yang mudah menguap  dan yang tidak mudah menguap. Ini hanya berguna dalam seni membuat parfum, karena sari minyak yang mudah menguap dari tanaman tertentu bisa diekstraksi atau dipisahkan dari subtansi lain yang sedikit atau tidak memiliki bau. (132)

            Ternyata, novel ini bukan sekadar penarasian dari sebuah pabrik parfum rumahan di Prancis abad ke-17. Alur yang dibikin penulis baru mencapai awalnya ketika Grenouille berhasrat untuk menciptakan parfum paling harum didunia. Parfum yang setetes darinya akan membuat semua orang tertunduk takjub akan kehebatan pemakaian, parfum yang dibuat dari 25 orang perawan. Maka, dimulailah kejadian demi kejadian ketika para gadis muda dibunuh di kamarnya sendiri, di halaman depannya, di luar gerbang kota. Mereka semua ditemukan telanjang dan tubuhnya bersih, seolah-olah ada iblis jahat yang mencuri jiwa mereka—dan aroma tubuhnya. Dari ke-25 aroma perawan inilah Grenouille akhirnya berhasil meracik sebuah parfum paling manis, harum, dan memabukkan di seluruh dunia. Dalam hal ini, Grenouille sudah berhasil menemukan apa yang disebut dengan kekuatan aroma, hal-hal di udara yang sering kali membuat perasaan kita tiba-tiba berubah saat menghitunya, aroma khas yang biasa menyertai sosok yang menawan dan mempesona. Grenouille bahkan mengutuk manusia biasa yang keliru dalam menggunakan hidungnya.

            “Dan karena mereka sedemikian bodoh, menggunakan hidung hanya untuk bernapas dan hanya meyakini apa yang bisa dilihat mata, lantas berpendapat bahwa ini pasti disebabkan oleh kecantikan, keanggunan, dan pesona fisik si gadis. … Tidak satupun sadar bahwa sesungguhnya bukan penampilan yg telah menjerat mereka. Bukan keindahan eksternal yang membuai jagat, tapi murni aroma tubuh  (217-9)

            Hanya bersenjatakan aroma, maniak parfum ini menghabisi korban-korbannya. Polisi dan bangsawan tidak bisa mencegah atau menangkapnya, karena Grenouille melihat dengan hidungnya. Dan, akhirnya, ketika parfum beraroma perawan itu jadi, maka euphoria pun melanda Paris, menjadikan rakyatnya mabuk dan terbutakan oleh kekuatan aroma.

            Bagus sekali novel ini ditulisnya. Dengan alur cerita memikat dan riset data yang kaya, pembaca pasti akan menikmati perjalanan hidup Grenouille yang muram. Bukan, bukan karena kesadisan dan kebiadabannya, tapi lebih pada setting abad ke-17nya yang begitu indah, begitu membuai, begitu antik. Kita akan diajak mengamati suasana kota Paris yang kumuh di abad ke-17, dengan jalanan yang kotor dan becek, dengan sungai yang menjadi bahan pembuangan sampah, hingga ke laboratorium seorang ahli parfum yang lebih mirip lab seorang alchemist.

            Mengambil setting di Prancis menjelang dan paska Revolusi Prancis, novel ini turt menggambarkan perubahan tatanan sosial yang tengah merebak besar-besaran di Eropa pada saat itu. Revolusi Industri, bangkitnya minat pada penjelajahan samudra dan kutub utara, penemuan jasad renik, hingga karya-karya besar yang kelak akan sangat dikenang. Aura sadis dalam buku ini memang agak mendominasi di awal, tapi di bagian tengah pembaca akan lebih banyak disuguhi semacam reportasi dari keadaan sosial di Prancis pada pertengahan abad ke-17. Ada banyak sekali peristiwa sejarah yang turut menjadi latar belakang atau sekadar pemanis alur cerita. Dan semuanya ditata begitu rupa, menghasilkan sebuah novel yang mirip sebuah karya seni nan tercipta secara sempurna. Bagi Anda yang suka mempelajari bagaimana keadaan Prancis di masa-masa krusial dalam sejarah, yakni seputar revolusi industri dan revolusi Prancis, maka bacalah novel yang sangat berbobot ini.

0 komentar:

Posting Komentar