Rabu, 23 Februari 2011

City of Ember

Saat ini,kita sepantasnyalah bersyukur pada apa yang telah kita peroleh sebagai makhluk penghuni bumi. Kita mengenal matahari yang selalu memancarkan cahayanya sepanjang siang. Kita juga bahkan mengenal hujan yang tercurah dari langit dan membasahi permukaan bumi. Semua itu dapat kita rasakan. Alam masih memberi kita kesempatan dan sepatutnyalah kita selalu bersyukur akan hal itu.

Kenapa begitu?bayangkanlah bagaimana jika kita adalah salah satu bagian dari masyarakat kota Ember. Kota yang diliputi kegelapan. Masyarakat kota Ember tidak mengenal adanya matahari maupun hujan melainkan hanya kegelapan pekat yang melingkupi mereka sepanjang hari, sepanjang tahun, bahkan sepanjang hidup mereka. Kalaupun ada cahaya, itu hanyalah dari pendar-pendar bohlam yang dialiri dari arus listrik yang ada. Tidak ada juga  hujan yang membasahi tanah mereka. Mereka mengenal air dari saluran pipa, tapi belum sekalipun merasakan ada tetes-tetes hujan jatuh dari langit pekat di atas mereka.

Kota Ember terletak jauh di bawah tanah. Yang mereka tahu, kota itu adalah bangunan yang didirikan para pembangun untuk mereka dan di sanalah mereka lahir, besar,dan meninggal. Sebuah kota dibawah lapisan tanah dan bebatuan. Tak ada yang menyesali mengapa mereka harus ada di sana, karena mereka tak pernah tahu ada tempat lain yang lebih bercahaya selain di sana.

Masalah timbul ketika kehidupan nyaman mereka mulai terusik. Sumber listrik yang dihasilkan generator  para pembangun  mulai mengalami kerusakan dan mereka sama sekali tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Hal ini mengganggu roda kehidupan masyarakat kota Ember yang kemudian diperparah oleh persediaan berbagai bahan pangan, sandang ,dan obat-obatan yang ada di gudang kota mulai menipis. Masyarakat Ember mulai resah. Keadaan ini seolah menjadi tanda-tanda kiamat bagi mereka. Hidup mereka akan segera berakhir kalau mereka tidak bisa keluar dari keadaan itu.

Keresahan ini jugalah yang turut dirasakan oleh remaja belia Lina Mayfleet dan Doon Harrow. Keduanya adalah remaja-remaja yang tak bisa berdiam diri dengan keadaan ini. Keingintahuan dan harapan mereka untuk menemukan kota baru diluar sana membawa mereka ke arah titik terang untuk keluar dari kegelapan. Apalagi Lina ternyata menemukan sebuah petunjuk rahasia dari dalam sebuah peti yang sudah tersimpan lama di lemari baju di rumahnya. Petunjuk rahasia yang sayangnya terpotong-potong akibat ulah adiknya--poppy--menyebabkan mereka berdua harus berjuang memecahkan pesan rahasia itu. 

Namun, disaat Lina dan Doon tengah berjuang memecahkan petunjuk itu, mereka menemukan fakta yang mengejutkan bahwa walikota selama ini telah mengkhianati masyarakat kota Ember dengan menyelundupkan semua bahan-bahan yang ada di gudang. Mereka pun mencoba memberitahu kepada para penjaga kota untuk segera menangkap walikota dan mengumukan kejahatannya kepada semua masyarakat kota Ember. Tapi ternyata keesokan paginya,mereka langsung diburu oleh para penjaga kota untuk ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara akibat ulah keingintahuan mereka. Poster-poster penangkapan mereka pun di pajang di sepanjang jalanan kota. Mereka pun kini harus berjuang secara sembunyi-sembunyi untuk menemukan jalur keluar kota Ember yang semakin hari semakin sering terjadinya pemadaman dalam rentang waktu yang sangat lama.

Apakah mereka berhasil keluar dari semua permasalahan ini? Mungkin sebuah ending yang mudah sekali ditebak, Bagaimanapun, perjuangan mereka untuk keluar dari kemelut inilah yang menarik untuk disimak.

Sebelumnya,City of Ember semula telah lama aku kenal lewat visualisasi layar kaca melalui film garapan Tom Hanks tahun 2008 lalu. Film yang dibintangi Saoirse Ronan dan Harry Treadaway telah berhasil menyuguhkan situasi pasca kiamat kota Ember yang menurutku sangat menakjubkan. Meskipun telah menonton filmnya, aku tetap memutuskan untuk membaca versi novelnya yang ternyata memiliki banyak perbedaan dari versi filmnya.

Akhir kata,secara keseluruhan City of Ember sangat menyenangkan dan juga mudah dicerna untuk siapapun yang ingin membaca fiksi ilmiah yang tidak terlalu butuh pemikiran. Selain itu,meskipun terlepas dari adanya beberapa pertanyaan pribadiku yang  menggantung tentang seluk beluk kota Ember, aku sangat menantikan novel keduanya yang bakal segera menjadi target bacaanku berikutnya. Oh ya, satu lagi yang selama ini aku herankan, kenapa ya sekuel kedua City of Ember yaitu People of Sparks tak pernah lagi ada kabar untuk diangkat ke versi film? ada yang tahu?

=================

Judul : City of Ember
Penulis : Jeanne DuPrau
Penerjemah: Sujatrini,Reno,Rien Chaerani
Penerbit : Mizan Fantasy
Terbit : @2009
ISBN :978-979-433-561-1
Tebal :312 hal

0 komentar:

Posting Komentar