Selasa, 02 Agustus 2011

2

2
Donny Dhirgantoro
Grasindo - 2011
418 hal.

Melewati rak-rak buku di Gramedia beberapa waktu yang lalu, mau gak mau mata gue langsung melihat ke buku yang satu ini. Gimana enggak, covernya yang warna merah sanggup membuat gue berpaling. Judulnya yang singkat, membuat sanggup membuat gue penasaran. Simple – hanya angka ‘2’.

Berawal dari lahirnya seorang bayi perempuan. Bayi perempuan ini mempunyai ‘kelebihan’ yaitu tubuhnya yang besar, tak lazim untuk ukuran seorang bayi. Kedatangan bayi yang diberi nama Gusni ini disambut dengan gembira, tapi diikuti dengan sebuah kekhawatiran.

Gusni tumbuh jadi seperti anak-anak lainnya. Hanya saja tubuh besarnya yang membuatnya berbeda. Ia tetap ceria, tidak ada sedikit pun rasa minder, gemar makan, dan lincah. Bersahabat dengan dua teman yang juga ‘besar. Sampai suatu hari ia bertemu dengan anak laki-laki – saingannya ‘berebut’ onde-onde di kantin - yang memperkenalkannya pada apa arti cita-cita. Harry namanya, dan kebetulan berbadan oversized juga. Tapi kata Harry, “Orang yang besar, pasti hatinya juga besar.”

Gusni bercita-cita ingin jadi pemain bulutangkis, seperti kakaknya, Gita. Tujuannya hanya satu, yaitu ingin membuat orang tuanya senang.

Tak mudah bagi Gusni untuk mendapatkan izin dari orangtuanya untuk ikut bermain bulutangkis, kekhawatiran yang mengiringi perkembangan Gusni penyebabnya. Tapi Gusni bertekad bahwa ia mampu menaklukkan kekhawatiran itu, dan ia terus berjuang tanpa putus asa.

Di awal-awal, gue agak merasa bosan dengan humor-humor yang awalnya lucu, tapi karena berulang-ulang, terkesan jadi ‘lebay’. Tapi, di paruh kedua buku ini, ‘aura’-nya berubah, jadi lebih serius. Dan, jujur, gue jadi ikut terharu, gue berasa ikutan tegang, kaya’ nonton pertandingan bulutangkis beneran.

Yang menarik lagi… adalah resto bakmi-nya Harry… sebagai penggemar mie, gue pengen banget nyicipin bakmi yang dimasak dengan 3 resep rahasia itu. Hmmm… nyam…

Lagi, setelah 5cm yang sempat bikin ‘heboh’ itu, Donny Dhirgangtoro berusaha membangkitkan rasa nasionalisme kita.

0 komentar:

Posting Komentar