Senin, 30 Januari 2012

Please Look After Mom


Please Look After Mom (Ibu Tercinta)
Kyung Sook Shin @ 2008
Tanti Lesmana (Terj.)
GPU – September 2011
296 hal.
(from my #secretsanta)

Bukan pertama kali, Park So-nyo bepergian dengan kereta api bersama suaminya. Tapi entah kenapa, di hari itu, ketika mereka hendak mengunjungi anak-anak mereka di Seoul, ia tertinggal, saat suaminya bergegas naik ke gerbong kereta bawah tanah. Lama baru ia menyadari, bahwa istrinya tertinggal. Park So-nyo tak kunjung tiba di rumah anak mereka. Akhirnya, anak-anaknya berkumpul, membuat selebaran dan menempelkan di tempat-tempat yang strategis. Anak-anaknya pergi ke stasiun tempat terakhir kali ibu mereka berada, beberapa orang memberi respons dan merasa melihat ibu mereka. Tapi, hasilnya nihil. Ibu mereka tetap tak diketahui keberadaannya.

Dalam keputusasaan, anak laki-laki pertama, anak perempuan kedua dan suaminya mengenak sosok ibu/istri yang selama ini terlupakan. Ternyata, selama ini mereka tak menyadari betapa pentingnya ibu mereka, dalam daftar prioritas ibu mereka, ternyata, tak satupun yang diperuntukan bagi ibu mereka. Mereka terlalu sibuk dengan kehidupan yang baru, sampai akhirnya, perlahan-lahan, tanpa disadari mereka jadi ‘jauh’ dengan ibu mereka. Saat diminta menggambarkan seperti apa sih sosok ibu mereka, kedua anak itu pun ‘terbata-bata’, bertanya-tanya dalam hati, seberapa jauh mereka mengenal ibu mereka.

Dan sang suami pun, baru menyadari betapa ia kehilangan istrinya saat ia sendiri. Tak menyadari bahwa selama ini kurang menghargai istrinya. Pernah ia berselingkuh dan pergi dari rumah, tapi saat ia kembali, istrinya menyambut seolah tak ia hanya pergi keluar kota, seperti tak terjadi apa-apa. Sang suami pun berpikir, jangan-jangan gara-gara ia jalan terlalu cepat, istrinya jadi tertinggal.

Sosok Park So-nyo digambarkan sebagai perempuan pekerja keras, selalu berkorban untuk anaknya, menyiapkan yang terbaik. Dan sebagai seorang istri, ia selalu merawat suaminya. Bahkan kala ia sakit pun, tak pernah ia mengakui bahwa ia sakit.

Alur buku ini sangatlah lamban. Dan memang bukan diperuntukan untuk yang pengen baca cepet-cepet. Rada bingung di awal, tentang siapa yang bercerita. Tapi buku ini harus dinikmati pelan-pelan. Diresapi maknanya. Baru beberapa lembar, membacanya membuat gue menghela napas berkali-kali. Tiba-tiba jadi ada sebuah ‘beban’. Inget dosa sama mama kali ya? Warning: bersiaplah tissue dan air putih, biar tenang bacanya.

Saat pertama membaca sinopsisnya di website gramedia, gue malah teringat sebuah cerita lucu. Dulu, temen kuliah gue pernah cerita tentang kakaknya yang ‘ketinggalan’ istrinya di supermarket. Gak sadar istrinya ketinggalan, sampai si istri muncul di rumah, pulang naik taksi sambil marah-marah. Saat itu, gue ketawa berkali-kali.

Tapi, saat membaca buku ini, gue ‘tertegun’. Bukan masalah ‘ketinggalannya’, tapi gue jadi berpikir seberapa jauh gue mengenal sosok ibu gue. Seberapa jauh gue sudah berbuat untuk membalas apa yang sudah beliau lakukan selama puluhan tahun ini sama gue. Ma’af ya, kalo tulisan ini jadi rada-rada pribadi. Gue jadi teringat berbagai ‘dosa-dosa’ gue. Yah, emang sih, hubungan gue mungkin bukan hubungan ibu-anak yang suka curhat-curhatan. Gak pernah tuh, gue curhat tentang ‘gebetan’ gue ke beliau… takut… :D. Tapi, sekarang, saat gue juga bukan abg lagi, semakin lama, gue semakin nyaman untuk bicara dengan beliau. Dan, gue melihat, mama mirip-mirip sama Park So-nyo. Saat sakit, selalu bilang ‘gak sakit, selalu ada untuk bantuin anak-anaknya yang kadang masih manja-manja ini. Tapi, hei… beliau gak pernah mengeluh. Wish I could be a mom like her…

Love you, mom…

*my secret santa: who are you anyway?... terima kasih untuk bukunya ya… *

0 komentar:

Posting Komentar