Kamis, 23 Agustus 2012

Neo Werewolf


Judul   :Neo Werewolf
Pengarang      : Ali Reza
Cetakan          : Pertama, Juli 2012
Penerbit          : Laksana (DIVA Presss)      



Manusia serigala di Indonesia? Premis ceritanya sendiri sudah cukup menarik dan mengundang rasa penasaran. Bisakah makhluk-makhluk yang berjuluk “para putra rembulan” itu beraksi di negeri tropis seperti di Indonesia? Bagaimana cara menyatukan mitologi asli dari Eropa dan Amerika itu ke dalam setting nusantara yang notabene memiliki latar belakang budaya yang sangat berbeda? Lalu, bagaimana ceritanya manusia serigala yang buas itu bisa sampai di Indonesia? mari kita simak alurnya. Dikisahkan, Junaedi adalah seorang anak SMA yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti semacam “beasiswa studi” untuk belajar selama 6 bulan di kota kecil Vowelsville, di Amerika Serikat. Di kota ini, ia tinggal bersama keluarga Smith yang sangat baik kepadanya, yang merawat dan menjaganya seperti anak mereka sendiri.

            Sementara, di kota itu sendiri tengah santer beredar rumor tentang kembalinya si manusia serigala, yang berkeliaran membunuhi mangsa di malam hari. Ternyata, masa lalu kota Vowelsville sendiri memang kelam. Nama Vowelsville berasal dari anagram kata wolves ville atau desa serigala. Dulu, pernah terjadi peristiwa mengerikan sehubungan dengan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang eh seekor manusia serigala terhadap seorang dokter muda yang brilian. Ternyata, dokter itu tengah berupaya menemukan serum untuk mengobati temannya yang terkena gigitan werewolf. Malang, serum itu gagal bekerja dan sang dokter pun tewas dicabik-cabik oleh temannya yang keburu berubah menjadi manusia sergala. Begitu mengerikannya kejadian itu sehingga penduduk kota Vowlesville tak akan pernah melupakannya.

             Lima belas tahun berlalu. Malam itu, Jun sedang mengayuh sepedanya menuju ke toko Mr. Chua karena dimintai tolong oleh Mrs Smith  untuk membelikan bahlam lampu dapur yang putus. Tepat jam 12 malam ketika Jun menyadari bahwa malam itu adalah malam bulan purnama, malam ketika manusia serigala berubah wujud. Dikayuhnya sepeda dengan bergegas ketika di tengah jalan ia menyadari ada sesuatu yang aneh. Alam tampak sepi tak seperti biasanya, dan ada bayangan berkelebat di balik pepohonan pinggir jalan. Dan sedetik kemudian, bayangan hitam itu menyambar dadanya, membuatnya terjatuh tak sadarkan diri ke aspal dengan tubuh berlumuran darah. Ia telah dicakar dan digigit oleh seorang werewolf. Beruntung ada seorang polisi yang tengah berpatroli. Ia menembaki serigala jadi-jadian itu sebelum sempat memangsa Jun.

            Segera, Jun dibawa ke rumah sakit. Lukanya sangat parah dan malam harinya Jun mengalami mimpi buruk yang berkaitan dengan  darah dan bulan pernama. Paginya, ia dinyatakan sebuh karena luka-luka di tubuhnya telah sembuh dan hilang sepenuhnya. Dokter menyebutnya keajaiban medis, tapi Mr Smith dan sejumlah tetua di kota Vowelsville tahu yang sebenarnya, Jun kini adalah seorang penjelma. Ia telah menjadi manusia serigala dan Jun tidak mengetahuinya.
            Beberapa minggu setelah kejadian itu, Jun menyelesaikan masa belajar di Vowelsville. Ia harus kembali ke Indonesia. Dengan terharu-biru, ia berpamitan dengan keluarga Smith dan warga kota yang telah sangat baik kepadanya. Setting kemudian berpindah ke Jakarta, tepatnya ke Bekasi di mana Emaknya sudah menanti. Jun pun kembali ke hari-hari biasanya sebagai anak SMA kebanyakan. Pulang-pergi naik angkot, meminjam buku ke perpus, sesekali  main ke mal, dan berjalan-jalan dengan temannya. Tapi, Jun yang sekarang berbeda dengan Jun yang dulu. Di samping lebih cerdas, lebih berpikiran terbuka,  dan juga lebih tajir (ia dibekali uang saku dalam jumlah yang sepertinya terlalu banyak oleh Mr. Smith), Jun yang sekarang jauh lebih kuat dan lebih buas. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa dalam dirinya kini bersemayam mahkluk buas yang siap menguasai dirinya saat purnama tiba.

            Jun menganggap semua perubahan yang sebenarnya luar biasa itu sebagai hal yang biasa. Ia memang menjadi lebih kuat, lebih gesit, dan juga lebih pandai berkelahi. Namun, ia juga menyadari bahwa dirinya menjadi lebih gampang marah, cepat emosi, dan menimbulkan aura ketakutan pada sekitarnya. Semuanya mungkin akan tetap demikian hingga Mr. Smith dan beberapa temannya datang ke Jakarta. Peristiwa ini juga didahului oleh pembunuhan seorang profesor terkenal dari AS yg juga baru berkunjung ke Jakarta. Dia dibunuh dengan peluru perak. Sekarang, serigala yg dulu melukai Jun di Vowelsville datang ke Jakarta. Ia hendak  menantang Jun—yang saat itu belum sempurna tahapan perubahannya. Mampukah Jun melawan balik? Bagaimana dengan emak dan teman-temannya, apakah mereka juga akan menjadi korban dari manusia serigala jadi-jadian dari AS itu? Lalu, seandainya pun Jun selamat, bagaimana jika kelak ia berubah jadi werewolf dan melukai orang-orang dekatnya? Baca sendiri ya wkwkwk.

            Novel kecil ini mirip dengan serial Teen wolf (yang kok ya nggak diputer di Indonesia ya?), tentang remaja yang jadi manusia serigala namun dia tidak jahat-jahat amat (ya iya donk kan tokoh protagonist). Novel ini alurnya sudah dapat, untuk karya sastra lokal novel ini terbilang cukup berani karena mengangkat mitos manusia serigala yang notabene asing di Indonesia. untungnya, si penulis cukup pandai berlogika  dengan mengubah settingnya ke sebuah kota kecil di Amerika Serikat, jadifeel­ werewolf  ala Baratnya dapat lah. Kekurangannya mungkin pada alur logika di belakang yang agak dipaksakan cepet rampung (walaupun bisa dinikmati lah) serta sejumlah bagian-bagian dalam cerita  yang tidak berkaitan dan seharusnya bisa dihilangkan. Tapi, secara overall, novel ini layak dikoleksi bagi para penggemar fiksi-dark-fantasi karya lokal.

0 komentar:

Posting Komentar